Kali ini, saya berkesempatan untuk mengulas penerbangan di kabin kelas utama (first class) Singapore Airlines di rute penerbangan internasional jarak dekat yaitu dari Jakarta (CGK) ke Singapura (SIN) menggunakan pesawat Boeing 777-300ER.
Penerbangan dari Jakarta ke Singapura ini adalah penerbangan pertama dari seri 8 penerbangan dalam perjalanan saya ke India dan Filipina. Untuk keberangkatan, saya terbang dari Jakarta (CGK) menuju Delhi (DEL) melalui Singapura (SIN) menggunakan Singapore Airlines.
Untuk penerbangan keberangkatan dari Jakarta menuju Delhi di First Class Singapore Airlines, saya menebus menggunakan 53.000 KrisFlyer Miles dan membayar pajak (tax) sebesar Rp326.000.
Hanya saja, penerbangan dari Jakarta ke Singapura sendiri dapat ditebus dengan menggunakan 27.500 KrisFlyer Miles + tax Rp230.000 (saver award First Class dengan harga sebelum devaluasi KrisFlyer), atau jika menggunakan cash rate, kira-kira sekitar Rp18.500.000 sekali jalan.
Sebelum Berangkat
Berbeda dengan beberapa maskapai lain, Singapore Airlines terkenal tidak memiliki layanan antar jemput (airport transfer) dari rumah ke bandara atau sebaliknya. Oleh karena itu, saya pergi sendiri ke bandara dan hanya tiba 1 jam 30 menit sebelum jadwal keberangkatan.
Saat melakukan proses check-in, sertifikat vaksin, visa, dan form Air Suvidha saya diperiksa sebagai syarat untuk masuk ke India dan kemudian saya menerima 2 pas naik (boarding pass). Saat itu tidak diberikan undangan terpisah untuk memasuki The Private Room, tapi undangannya sendiri sudah dicetak di boarding pass penerbangan lanjutan.
Setelah mendapatkan boarding pass, saya pun pergi melalui pemeriksaan keamanan dan imigrasi. Di Jakarta, Singapore Airlines tidak memiliki fasilitas pemeriksaan prioritas sehingga total saya memakan waktu lebih dari 15 menit sebelum akhirnya turun ke area keberangkatan.
Penerbangan saya dioperasikan oleh pesawat 9V-SWI, pesawat Boeing 777-300ER milik Singapore Airlines dengan livery khusus Star Alliance.
Sebagai penumpang First Class, saya mendapatkan akses ke Saphire Plaza Premium Lounge, yang akan saya ulas secara terpisah.
Singapore Airlines memiliki antrian terpisah untuk naik pesawat penumpang kelas utama dan betul-betul diprioritaskan. Setelah saya sampai di sisi kiri antrean, ada petugas yang mengkonfirmasi status saya kemudian meminta saya menunggu di situ sampai tiba waktunya untuk naik pesawat.
Setelah boarding pass saya diperiksa, saya pun pergi menuju pesawat. Berbeda dengan di pesawat Garuda dengan kabin kelas utama, garbarata pertama juga digunakan untuk penumpang kelas bisnis di kabin bagian depan.
Saat saya akan masuk pesawat sudah ada 2 awak kabin yang siap menyambut.
Di Dalam Pesawat
Setelah saya tiba – saya langsung disambut lalu diantarkan ke kursi saya yang mana untuk penerbangan ini merupakan kursi 1F, kursi jendela standar.
Ruang kaki tidak menjadi masalah untuk sebagian besar orang, namun mungkin sedikit dibatasi oleh tas kabin yang ditaruh di bawah sandaran kaki (sebagai referensi, tinggi saya sekitar 178-180 cm).
Di bagian depan kursi terdapat hampir semua tempat penyimpanan, layar, sandaran kaki, meja, dan charging station. Salah satu fitur istimewa di kursi ini adalah ketinggian meja-nya dapat diatur sehingga memudahkan untuk makan atau bekerja.
Di samping layar terdapat cermin yang cukup besar.
Tempat paling besar untuk menyimpan barang pribadi terdapat di bawah cermin, yang sayangnya tidak dapat menampung laptop karena dibagi menjadi 2 bagian.
Selain bisa disesuaikan, mejanya sendiri cukup besar dan kokoh.
Di sisi kanan (untuk kursi 1C/F) atau kiri (untuk kursi 1A/1D) terdapat meja minuman, USB, sandaran tangan, dan tempat bacaan.
Tempat bacaan bisa ditemui di tembok kursi dekat kaki.
Di sisi dekat jendela atau tengah ada tempat menyimpan barang kecil serta port USB.
Lampu baca dan tempat memasang earphone ada di kedua tepi kursi.
Selain itu, di sisi yang menghadap lorong terdapat juga remote, kontrol kursi, dan gantungan earphone.
Mengingat sisi depan kursi yang cukup jauh, sabuk pengaman di kursi ini memiliki kantong udara.
Headphone yang disediakan di penerbangan ini merupakan headphone noise-cancelling dari Bang & Olufsen, dan cukup nyaman.
Menu fisik juga disediakan dalam penerbangan ini.
Selain menu, satu-satunya bacaan lain yang tersedia adalah kartu keselamatan, yang ditaruh bersamaan dengan kantong mabuk udara.
Kursi pesawat ini sangat lebar – sebagai perbandingan, berikut saya dibandingkan dengan kursinya.
Kembali lagi ke penerbangannya sendiri.
Minuman selamat datang (welcome drink) pun ditawarkan, dan kali ini saya memilih sampanye Krug. Berbeda dengan sampanye lainnya, Singapore Airlines menyajikan Krug dari botol kecil, sedangkan sampanye lain menggunakan botol standar.
Video informasi keselamatan penerbangan (in-flight safety video) segera diputar setelah pintu ditutup.
Untuk penerbangan kali ini saya juga ditawarkan selimut yang cukup nyaman.
Untuk persiapan lepas landas, lampu di kabin mulai sedikit diredupkan.
Saya akhirnya mulai meninggalkan Jakarta kira-kira 25 menit setelah jadwal keberangkatan karena ada antrian saat akan lepas landas.
Sarapan sendiri disajikan kira-kira 10 menit setelah lepas landas. Mengingat keterbatasan waktu, sarapan disajikan menggunakan baki, dimulai dengan semua item sarapan kecuali hidangan utama.
Setelah itu sarapan dilanjutkan dengan hidangan utama-nya sendiri. Saya memilih dim sum, yang dipasangkan dengan teh pu er dari TWG.
Sarapan untuk penerbangan kali ini di kelas utama terdiri dari:
- Buah: Potongan buah,
- Pembuka: Yogurt blueberry,
- Hidangan utama: Pilih satu dari:
- Mee soto (mie kuah soto ayam bening),
- Dim sum (kue ubi rambat kukus, pangsit lobster, siomay ayam, udang bungkus kulit tahu, dan hakau udang; dipilih), atau
- Muffin telur orak-arik dan salmon asap dengan oseng-oseng jamur dan tomat cherry.
- Roti: Roti dari keranjang roti (untuk sarapan; tidak termasuk roti bawang),
- Minuman: Bervariasi, alkohol maupun non-alkohol.
Secara keseluruhan, sarapannya sendiri cukup enak untuk penerbangan jarak dekat, dan juga presentasinya jauh lebih menarik daripada kelas utama Garuda di rute penerbangan yang sama (ulasan menyusul).
Meskipun begitu, sarapannya sendiri mungkin sedikit berat bagi Anda yang transit di Singapura, sehingga saya lebih menyarankan untuk makan sedikit di penerbangan ini lalu kemudian makan lagi di The Private Room.
Seusai makan, saya mencoba bekerja dengan meja yang tersedia, yang untuk ukuran meja pesawat sudah termasuk sangat nyaman (sebagai referensi, saya mencoba meja dengan ThinkPad T14 Gen 2 dan MX Master 3 sebagai perbandingan laptop dan mouse ukuran standar)
Saya meminta boneka beruang (teddy bear) khas Singapore Airlines, namun sayangnya boneka tersebut tidak tersedia sehingga digantikan dengan kartu untuk bermain.
Seperti biasa, saya juga menyempatkan diri untuk pergi ke toilet sejenak. Klosetnya sendiri cukup bersih, relatif luas, dan menggunakan amenity dari Lalique.
Karena saya minum cukup banyak air saat di pesawat, botol air minum saya pun diganti dengan botol baru, bahkan untuk saat mendarat.
Hanya 1 jam 15 menit setelah lepas landas kami mendarat di bandara Changi.
Dengan landasan yang dekat dari gerbang, kami akhirnya tiba beberapa menit lebih awal dari jadwal.
Kedatangan
Saya keluar pesawat dari gerbang B6, yang cukup dekat dengan imigrasi gerbang B dan tempat berbelanja.
Normalnya, untuk masuk ke Singapura saya harus mengisi kartu kedatangan; hanya saja, saya memilih untuk pergi ke arah gerbang A menuju lounge The Private Room dan tidak masuk ke Singapura kali ini.
Kesimpulan
Bahkan untuk penerbangan sependek Jakarta ke Singapura, Singapore Airlines tetap menawarkan produk yang sangat baik di kabin first class mereka.
Dengan kursi yang nyaman, makanan yang cukup enak, pilihan hiburan yang banyak, dan pelayanan di pesawat yang baik; Saya hanya bisa mengatakan 2 hal yang kurang dari penerbangan ini hanyalah akses prioritas dan lounge yang bagus di bandara Jakarta.
Saya sendiri tentu akan terbang kembali di first class Singapore Airlines, namun hanya untuk sekedar transit ke tujuan lain. Apabila hanya untuk terbang dari Jakarta ke Singapura, menurut saya kelas bisnis Singapore Airlines seharusnya sudah cukup nyaman dengan produk dan pelayanan yang hampir sama.
Maaf pak Eric saya mau tny, untuk boneka atau kartu nya itu free yah? Dan semua menu makanan minuman yang disajikan free juga kah?
Maaf saya blm pernah naik sq jadi tidak tau
Halo Albert,
Betul, fasilitas sudah disediakan dan termasuk dalam tarif tiket. Tentunya fasilitas yang diberikan berbeda di kelas ekonomi, bisnis, maupun utama.
Pak eric, utk kartu dan teddy bear free tidak utk penumpang kelas bisnis? Rencana saya akhir sept pakai sq biz class.
Hi Prada,
Setahu saya kartunya sendiri bisa dari kelas manapun, tapi untuk bonekanya sendiri hanya untuk kelas utama (dan itu pun stoknya sangat terbatas).
hi pak eric,
minggu lalu saya flight dengan rute yang sama, dan krug nya sudah disajikan dalam botol besar kembali. mengenai boneka, sama saya pun diberi kartu bermain alih-alih boneka karena katanya sedang habis.
Kami telah mencoba penerbangan dg SQ yg paling berkesan saat penerbangan Singapore ke Los Angeles dg Premium EconomyClass sdh nyaman sekali penerbangan hampir 15 jam dan baliknya hampir 17 jam lebih tdk melelahkan sama sekali dan fresh sampai di tujuan dan November nanti kami akan terbang kembali dg SQ ke SF kami percaya SQmemberikan layanan yg terbaik.salam
Halo Igb Sriwijaya,
Terbang di kelas ekonomi premium harusnya sudah cukup nyaman untuk banyak orang bahkan di rute jauh. Kedepannya bisa dipertimbangkan untuk mencoba kelas bisnis kalau sudah memiliki cukup banyak miles.
Mantap
mau tanya, jika kita punya flight business naik SQ, transit di SG
apakah di SG eligible masuk lounge saat transit?
Ivan,
Eligible.