- Trip Intro: Sebuah Ulang Tahun di Langit
- Flight Review: Cathay Pacific Business Class A330-300 Surabaya – Hong Kong
- Hotel Review: Cordis Hong Kong
- Lounge Review: SilverKris First Class Lounge Hong Kong
- Flight Review: Singapore Airlines Old Suites A380-800 Hong Kong – Singapore
- Lounge Review: The Private Room Changi Airport
- Flight Review: Singapore Airlines First Class Boeing 777-300 Singapore – Jakarta
- Hotel Review: Aston Pluit
Flight Review
Rute penerbangan Singapura – Jakarta oleh Singapore Airlines (SQ) dilayani oleh armada Boeing 777-300 lama yang memiliki kabin First Class. Walaupun menggunakan kursi First Class dengan tipe paling lama (2006 F), saya merasa bahwa kursi kabin ini cukup nyaman untuk penerbangan jarak pendek.
Flight Stats
Nomor Penerbangan: SQ 960
Jenis Pesawat: Boeing 777-300
Nomor Registrasi: 9V-SYI
Rute: Singapura (SIN) – Jakarta (CGK)
Tanggal: Selasa, 23 Juli 2019
Waktu Berangkat: 15:46 (seharusnya 15:15)
Waktu Tiba: 16.05 (seharusnya 16:00)
Durasi Penerbangan: 1 jam 19 menit
Kursi: 1A
Seperti penerbangan saya pada Singapore Airlines Suites, begitu masuk dalam pesawat saya langsung diantar ke kursi saya dan ditawari segelas sampanye oleh cabin crew yang bertugas. Hanya saja, saya menolaknya karena saya sudah minum cukup banyak sampanye ketika saya berada di The Private Room.
Plus, saya juga tidak mood untuk minum alkohol setelah berlarian cukup jauh dari Terminal 3 ke boarding gate saya yang nyaris berada di ujung terminal 2. Jadi, saya hanya meminta apple juice untuk menghilangkan dahaga. Setelah saya merasa sedikit lega dan tidak kecapekan lagi, barulah saya mengambil foto-foto di kabin.
Hard Product
Kabin First Class Singapore Airlines di pesawat Boeing 777-300 model lama memiliki konfigurasi 1-2-1 dengan jumlah baris sebanyak dua baris. Saya sendiri duduk di kursi 1A yang merupakan kursi di bagian depan-kiri dari kabin ini.
Sekilas, warna dari kursi dan furnitur kabin first class ini mengingatkan saya pada warna kursi dan dekorasi di The Private Room yang didominasi warna beige dan coklat tua yang saya persepsikan agak outdated.
Di bagian kiri kursi, terdapat laci di mana Anda bisa menyimpan barang berharga Anda dan juga terdapat tempat menaruh minuman.
Sedangkan di bagian kanan, terdapat lampu baca, colokan untuk headphone, tombol untuk mengontrol angle dari kursi, dan kontrol untuk In-Flight-Entertainment (IFE).
Di bagian depan, terdapat kompartemen di mana Anda bisa menaruh carry-on dan juga sekaligus tempat melonjorkan kaki Anda. Selain itu, terdapat juga layar IFE yang cukup lebar.
Kualitas IFE sendiri sangat baik dengan gambar yang tajam dan suara yang sangat jernih. Saya sendiri menghabiskan sebagian besar waktu saya di penerbangan ini dengan mendengarkan musik.
Lain-lain
Seperti yang sudah saya sampaikan di awal, kabin First Class dari penerbangan ini memiliki 2 baris kursi dengan konfigurasi 1-2-1. Khusus untuk kursi yang berada di tengah, terdapat partisi yang bisa Anda buka/tutup. Saya rasa jika duduk bersebelahan dengan orang yang tidak saya kenal, maka saya akan menutup partisi tersebut 🙂
Headphone yang disediakan untuk penerbangan ini adalah headphone dari Bang & Olufsen (B&O). Seperti biasa, suaranya sangat jernih dan cocok dipakai bagi Anda yang ingin mendengarkan musik dalam posisi setengah tidur.
Untuk kamar kecil dari kabin First Class, saya merasa bahwa space di kamar kecil ini sedikit lebih besar dibanding dengan kamar kecil di kabin kelas ekonomi ataupun bisnis pada umumnya. Kondisinya sangat bersih dan selalu harum setiap saat.
Soft Product
Saya datang dengan ekspetasi sangat tinggi akan pelayanan Singapore Airlines yang dianugerahi ‘world’s best airline cabin crew‘ oleh SkyTrax dan untuk penerbangan kali ini, ekspetasi tersebut tidak meleset.
Cabin crew dari penerbangan ini sangat hospitable, ramah, dan sopan. Mungkin terutama karena kabin First Class ini dilayani oleh chief stewardess yang sangat berpengalaman. Sama seperti kisah saya di old Suites, cabin crew justru menyemangati saya mengambil foto sebanyak-banyaknya dan juga menawarkan untuk mem-fotokan saya di kursi first class ini.
Selain itu, cabin crew juga dengan sangat ramah menjelaskan satu per satu hidangan yang disajikan dan menanyakan apakah saya ingin apa-apa lagi (seperti mungkin menambah dessert atau meminum sampanye). Tanpa perlu saya minta, cabin crew juga menawarkan saya sebuah selimut hangat ketika saya tampak sedikit kedinginan. Singkat kata, life in first class is damn good 🙂
Untuk makanan, saya memilih ‘Chirashi Don’ yang saya pesan melalui fitur Book The Cook. Menu ‘Kyo-Kaiseki’ yang bro Vincent sarankan tidak tersedia di penerbangan ini karena durasi penerbangan berada di bawah 2 jam.
Rasa dari Chirasi Don ini sendiri cukup nikmat tapi tidak spesial. Sayangnya, saya tidak paham kenapa mereka membuat Chirashi Don menggunakan bahan-bahan yang sudah matang karena sepengetahuan saya, Chirashi Don biasanya menggunakan bahan ikan mentah. Saya rasa Singapore Airlines memiliki kebijakan tersendiri dalam menyajikan mentah ataupun setengah matang.
Penutup
Saya tidak bisa berkata banyak untuk penerbangan ini karena durasinya yang sangat singkat. Walaupun hard product dari pesawat ini kurang memuaskan, hal tersebut dikompensasikan oleh soft product yang sangat baik. Dari saya menginjakkan kaki di pesawat ini, cabin crew dari penerbangan ini terkesan sangat hospitable dan ramah.
Apabila Anda memang ingin mencoba penerbangan di rute ini, saya menyarankan Anda untuk mem-bundlingnya dengan penerbangan yang lebih jauh. Seperti Hong Kong – Singapore- Jakarta yang sama-sama membutuhkan 40.500 miles one way atau Zurich – Singapore – Jakarta yang sama-sama membutuhkan 125.000 miles one way.
Jika Anda memesan penerbangan ini sendiri (Singapore – Jakarta), maka miles yang dibutuhkan adalah 27.500 miles yang mana kurang worth it untuk penerbangan yang super singkat. Kecuali apabila Anda sangat ngebet naik first class, maka rute ini tidak perlu Anda pertimbangkan untuk redeem.
.
Setuju dgn semua pendapatnya. Utk First Class sebaiknya ambil penerbangan yg jauh seperti ke Eropa atau US.
Private room sudah ketinggalan jaman, untung akan segera di upgrade.
Menurut saya kelemahan SQ paling besar adalah service di Changi. Masa sih penumpang First Class musti lari2 jauh dari Private Room ke pesawat. Garuda First Class aja di Changi menyediakan transportasi di bandara. Service yg mengecewakan.
Saya sdh empat kali naik SQ First Class jarak jauh dan selalu kecewa dgn service SQ di kandangnya sendiri. Begitu keluar pesawat sudah bukan tamu First Class lagi, harus jalan jauh ke lounge dan harus cari sendiri. Tidak ada petunjuk harus kemana dan tidak ada pengantar. Benar2 mengecewakan.