Setelah day trip saya di Cebu, saya pun kembali menggunakan kelas bisnis (business class) Singapore Airlines dari Cebu CEB ke Singapura SIN. Ini adalah penerbangan ke-7 dari seri 8 penerbangan dalam perjalanan saya ke India dan Filipina menggunakan KrisFlyer.
Untuk penerbangan kali ini, saya memesan penerbangan ini dengan 21.500 KrisFlyer miles + US$17. Alternatifnya, penerbangan ini sendiri dapat ditebus dengan kira-kira Rp10.000.000 sekali jalan.
Sebelum Berangkat
Saya tiba di bandara Cebu 1 jam 10 menit sebelum jadwal keberangkatan (betul, 1 jam 10 menit bisa dikatakan cukup mepet untuk check-in penerbangan internasional), sehingga saat itu konter check-in Singapore Airlines sudah tidak ada penumpang lagi.
Setelah proses check-in yang cukup cepat saya menerima pas naik (boarding pass), slip pengambilan bagasi, dan undangan lounge.
Apabila Anda perhatikan, penerbangan ini menggunakan nomor penerbangan genap (dari Singapura) walaupun penerbangannya ke Singapura – ini karena rute penerbangannya melingkar (Singapura SIN – Davao DVO – Cebu CEB – Singapura SIN).
Setelah melalui proses pemeriksaan keamanan, saya perlu melewati area toko bebas bea, yang saat itu sedang tutup. Alternatifnya, toko bebas bea masih buka di area umum lantai kedatangan terminal lama.
Dua produk lokal dari Cebu yang cukup terkenal adalah mangga dan lechon (babi guling), jadi keduanya juga tersedia di area keberangkatan.
Karena Bandara Cebu hanya dilayani sedikit penerbangan internasional, Anda bisa memakai fasilitas di area keberangkatan umum terlebih dahulu sebelum melewati imigrasi.
Ini juga berlaku untuk lounge, dimana kedua lounge berada di dekat gerbang keberangkatan domestik.
Kembali lagi ke penerbangannya. Saya lebih menyarankan untuk menunggu sampai sudah dekat waktunya sebelum masuk ke terminal internasional karena sudah hampir tidak ada apa-apa di sana, hanya ruang tunggu.
Untuk memasuki area ini, saya melewati pemeriksaan imigrasi dan pemeriksaan cairan. Pemeriksaan imigrasi sendiri cukup cepat, dan setelah ditanya kenapa saya tinggal sangat sebentar di Filipina (makan lechon) saya pun langsung diizinkan lanjut.
Penerbangan kali ini menggunakan pesawat Boeing 737 MAX 8, yang secara bertahap akan menjadi satu-satunya pesawat berbadan sempit Singapore Airlines untuk penerbangan jarak dekat/menengah seperti ke Cebu dan bahkan beberapa tujuan di Australia.
Walaupun antrean penumpang cukup panjang, penumpang kelas bisnis tetap dapat naik ke pesawat lebih awal.
Saya pun langsung menuju ke pesawat, dimana awak kabin pun sudah bersiap untuk menyambut.
Di Dalam Pesawat
Untuk penerbangan kali ini saya duduk di kursi 2B, satu dari dua kursi single di pesawat ini.
Walaupun ruang kaki sedikit terbatas saat kaki berada di dalam tempat kaki, kursinya sendiri sangat lebar dengan 2 meja samping sehingga sangat nyaman dalam posisi duduk (dan saya masih belum tahu kenapa banyak yang cukup suka dengan kelas bisnis regional baru Singapore Airlines yang sempit, selain karena kursinya cukup privat).
Di saku kursi terdapat menu, kantong mabuk udara, dan kartu petunjuk keselamatan.
Di dekat jendela terdapat meja samping dan tempat penyimpanan yang cukup besar.
Di samping meja sendiri terdapat stopkontak.
Di dinding kursi sendiri terdapat tempat penyimpanan kecil dan lampu.
Di balik dinding kursi terdapat juga meja dan tempat penyimpanan tambahan.
Di samping kursi sendiri terdapat sandaran tangan yang menyimpan remote layar, dan juga kontrol kursi sederhana.
Ruang kakinya sendiri sangat dalam, sehingga sebagian besar kaki Anda akan berada di dalam sini saat sedang tidur – kurang ideal karena cukup sempit.
Tak lupa tentu opsi bacaan yang tersedia – terdapat kantong mabuk udara, kartu petunjuk keselamatan, dan menu.
Berikut saya di kursi tersebut. Karena saat saya terbang masker masih diperlukan dimana-mana, saya masih mengenakan masker untuk penerbangan ini.
Kembali lagi ke penerbangannya. Kami mulai mundur 45 menit setelah jadwal awal penerbangan.
Seperti biasa, video petunjuk keselamatan pun diputar.
Tidak lama kemudian, kami pun lepas landas meninggalkan Cebu.
Sebelum makan saya menyambungkan HP saya ke Wi-Fi. Di pesawat Boeing 737 MAX 8, penumpang kelas bisnis mendapatkan Wi-Fi 100 MB gratis.
Alternatifnya, Anda dapat juga berlangganan Boingo untuk menggunakan Wi-Fi di pesawat Singapore Airlines tertentu.
Apabila Anda memilih untuk membeli akses internet, harganya sendiri bisa dibilang sedikit mahal mengingat waktu perjalanannya yang relatif pendek.
Kembali lagi ke penerbangannya sendiri. Setelah tanda kenakan sabuk pengaman dimatikan, kacang pun dibagikan untuk menunggu makan malam.
Karena ini masih merupakan penerbangan (agak) pendek, setting meja pun menggunakan baki dengan pembuka dan penutup berupa kue disajikan bersamaan. Tidak ada pilihan untuk menu pembuka; hanya tersedia salad salmon dimarinasi.
Untuk makanan utama saya memilih kwetiau seafood.
Sayua pun kemudian ditawarkan piring keju walaupun sudah tersedia kue coklat, yang kemudian saya terima.
Piring keju ini pada dasarnya mirip dengan piring keju di kelas utama, namun dengan lebih sedikit pilihan keju dan presentasi yang lebih sederhana.
Berikut makan malam untuk penerbangan kali ini di kelas bisnis:
- Pembuka: Salmon dimarinasi, salad mesclun, dan dressing jeruk
- Hidangan utama: Pilih satu dari:
- Ayam dalam jus tarragon dengan asparagus, jamur panggang, paprika merah, dan bayam tumis,
- Nasi lemak gaya Singapura dengan pelengkap, otak-otak, telur dadar, dan ayam goreng,
- Kwetiau dengan seafood, sayuran, dan acar cabai hijau (dipilih),
- Roti: Roti dari keranjang roti,
- Penutup:
- Kue coklat jeruk (dipilih),
- Piring variasi keju (Brie, Morbido Rosso, dan Sbrinz) dengan biskuit serta pasta buah ara dan walnut (dipilih),
- Potongan buah,
- Minuman: Bervariasi, alkohol maupun non-alkohol.
Bahkan di penerbangan yang tidak terlalu lama sekalipun, Singapore Airlines tetap bisa menyajikan makanan yang cukup enak pada penerbangan ini.
Saya mungkin perlu menyebutkan spesifik tentang hidangan utama kwetiau seafood, yang meskipun nampak sederhana bisa seenak masakan di darat.
Sebagai referensi seberapa enak kwetiau tersebut, setelah orang tua saya memilih menu yang sama saat terbang dari Surabaya ke Singapura, setelah tiba saya langsung diminta mencari kwetiau serupa di Singapura.
Setelah makan saya pun pergi ke kamar kecil. Pesawat Boeing 737 MAX terkenal memiliki kamar kecil yang cukup sempit, dan itu pun berlaku bahkan di kamar kecil kelas bisnis (sebagai referensi, tinggi saya kurang lebih 178 – 180 cm).
Penerbangan ini melewati Brunei dan Malaysia, yang mengingatkan saya akan penerbangan dari Lawas ke Miri dengan DHC6-400 “Twin Otter” beberapa tahun lalu.
Karena ini merupakan penerbangan malam, lampu kabin pun diredupkan hingga saat pesawat mulai turun, dimana kabin pun dipersiapkan untuk tiba di Singapura.
Setelah kurang lebih 3 jam di udara, kami pun mendarat di Singapura.
Sebagai bonus atas keterlambatan ini, pesawat kami tiba di gerbang paling ujung di terminal 3.
Kedatangan
Karena saya sudah mengisi kartu kedatangan elektronik, saya bisa langsung melanjutkan ke pemeriksaan imigrasi. Singapura terkenal tidak memiliki pemeriksaan imigrasi prioritas (kecuali area khusus untuk keberangkatan kelas utama Singapore Airlines), walaupun itu tidak menjadi masalah karena prosesnya cukup cepat.
Tas saya tiba 20 menit setelah turun dari pesawat dengan tag bagasi prioritas.
Setelah melalui pemeriksaan bea cukai, karena penerbangan yang terlambat tiba saya melanjutkan perjalanan ke kota dengan taksi untuk menginap di SO/ Singapore.
Bonus: Ini lechon, babi guling khas Cebu yang menjadi alasan utama saya terbang pulang pergi dari Singapura di hari yang sama.
Kesimpulan
Walaupun hanya kurang lebih 3 jam, penerbangan dari Cebu ke Singapura dengan Singapore Airlines bisa dibilang sangat baik. Mulai dari kursi yang nyaman, makanan yang enak, dan juga proses di darat yang cukup efisien, kalau bukan karena penerbangan kali ini terlambat ini bisa dibilang hampir sempurna untuk ukuran kelas bisnis regional.
Berbeda dengan kebanyakan pesawat Singapore Airlines lainnya, pengalaman Anda akan berbeda cukup jauh saat memilih kursi yang berbeda. Sebagai contoh, kursi yang saya pilih kali ini sangat nyaman untuk bekerja atau bersantai, namun mungkin tidak cocok bagi Anda yang memerlukan ruang kaki saat tidur.
Walaupun begitu, secara keseluruhan produk kelas bisnis regional Boeing 737 MAX 8 ini tetap cukup bagus, dimana ini akan menjadi masa depan penerbangan rute kurus jarak dekat atau menengah Singapore Airlines.
Ada teman yang bilang SQ sekarang tidak lagi menaruh amenities yang lengkap di kursi Business, teman saya harus minta slippers baru diberikan. Betul seperti ini?
Note: Teman saya terbang CGK-CDG.
Halo Tesskrit,
Betul, amenities di kelas bisnis Singapore Airlines seperti kaos kaki, sandal, atau amenity kit sifatnya on request, jadi tidak langsung disediakan semua. Untuk detail apa saja yang bisa diminta dalam penerbangan, silakan cek di https://inflightmenu.singaporeair.com, masukkan detail penerbangan lalu pilih bagian “Inflight Amenities”.
Tadi barusan baca di Loyalty Lobby bahwa meals nya SQ di kelas Eco & EcoPremium akan ditaruh di kotak karton.
Naik SQ serasa naik budget airline aja.