Saya berkesempatan untuk terbang di armada terbaru EVA Air yaitu Boeing 787-10 pada rute Taipei Songshan (TSA) – Tokyo Haneda (HND) dalam rangka kunjungan saya ke Jepang beberapa saat yang lalu.
Jujur, penerbangan ini adalah salah satu penerbangan yang sangat berkesan karena service quality yang sangat bagus dan juga hidangan main course terenak yang saya santap di pesawat pada tahun 2023 ini.
Flight Review
Nomor Penerbangan: BR0190
Jenis Pesawat: Boeing 787-10
Rute: Taipei Songshan (TSA) โ Tokyo Haneda (HND)
Tanggal: 27 Oktober 2023
Waktu Berangkat: 16.00
Waktu Tiba: 20.05
Durasi Penerbangan: 3 jam 5 menit
Kursi: 1A
Begitu saya masuk ke dalam pesawat, saya mendapat sambutan yang hangat dari kru pesawat di kabin kelas bisnis terutama dari Chika, seorang cabin attendant asal Jepang yang nantinya akan krusial dalam kisah penerbangan EVA Air ini.
Kesan pertama saya ketika berada di kabin pesawat ini adalah “wow, sejak kapan EVA Air se-modern ini” yang mana tidak sepenuhnya salah mengingat selama ini saya terbang EVA Air selalu menggunakan pesawat yang agak tua seperti Boeing 777-300ER rute Amerika dan Airbus A330-300 yang kerapkali digunakan di rute Jakarta atau Bali ke Taipei.
Saya duduk di kursi 1A yang mana merupakan kursi bulkhead di kabin kelas bisnis.
EVA Air Boeing 787-10 memiliki seat configuration 1-2-1 dengan total 34 kursi di kelas bisnis.
Khusus untuk kursi window yang terletak di deretan pertama, letak kursi ini lebih menjorok ke dalam kabin dan terletak sangat dekat dengan galley.
Seperti yang saya bilang di awal, kursi kelas bisnis dari EVA Air di pesawat ini terkesan baru, high-tech, dan well designed. Kursinya terasa ergonomis & nyaman serta letak konsol, IFE, dan AC power terasa just in place sekali ๐
Saya juga tidak melihat adanya wear and tear di pesawat ini yang membuat saya berasumsi bahwa pesawat ini seharusnya cukup baru. Sayangnya, saya tidak mencatat aircraft registration number dari penerbangan ini.
EVA Air juga memberikan slippers yang berkualitas cukup tinggi (saya memakainya di kamar tidur saya) yang bisa Anda gunakan di pesawat atau bawa pulang.
Di bagian depan, terdapat kompartemen kecil di bawah IFE untuk menaruh sepatu atau mungkin hand bag.
Tidak lama setelah saya mengambil banyak foto dan duduk, cabin crew dari penerbangan ini berkeliling untuk menawarkan welcome drink.
Saya dengan bangga menolak sampanye Castelnau Millesime Brut 2006 mereka karena saya memiliki tanggung jawab untuk mengulas penerbangan ini ๐
.
.
dan karena rasanya kecut.
Jujur saya juga sudah lama sekali tidak mengulas penerbangan dan saya rasa waktu berjalan dengan sangat cepat ketika saya mencoba mengambil angle foto yang bagus pada penerbangan ini.
Tidak lama berselang, terdapat pengumuman bahwa pesawat akan segera lepas landas dan semua penumpang harus mengencangkan ikat pinggang.
Satu hal yang cukup berbeda dari kursi kelas bisnis ini adalah mereka memiliki 2 seatbelt.
Satu dikenakan secara menyilang sedangkan satunya dikenakan secara horizontal dan keduanya wajib dikencangkan ketika pesawat akan take off dan landing.
Ini adalah kali pertama saya naik pesawat dengan kewajiban mengenakan 2 seatbelt sekaligus. Cukup unik dan annoying karena seatbelt yang menyilang sedikit sulit untuk dipasang.
Saya juga menyempatkan untuk mengambil beberapa foto sebelum pesawat benar-benar lepas landas.
Fun fact, walaupun bandara Taipei Songshan (TSA) jauh lebih kecil dibandingkan dengan bandara Taoyuan (TPE), bandara ini juga melayani penerbangan internasional ke beberapa destinasi di Tiongkok maupun Jepang seperti penerbangan EVA Air ke Tokyo Haneda (HND) ini.
Sambil lepas landas, saya menyempatkan untuk mengambil foto In-Flight-Entertainment (IFE) dari penerbangan ini. Kualitas gambarnya bagus dan headset-nya meredam suara dengan baik layaknya headset mahal seperti BOSE.
Setelah pesawat mencapai ketinggian tertentu dan tanda kencangkan seatbelt dimatikan, saya segera menuju ke lavatory pesawat untuk mengambil beberapa foto. Di kabin bisnis 787-10, terdapat satu lavatory di bagian depan dan 2 lavatory di bagian belakang.
Tentunya saya memilih lavatory di depan karena hanya berjarak beberapa langkah dari kursi saya.
Tidak berselang lama setelah kembali duduk di kursi, cabin crew berkeliling kabin menanyakan hidangan apa yang mereka ingin santap di penerbangan ini.
Terdapat 3 opsi pada penerbangan ini yaitu ‘Japanese Cuisine’, ‘Western Cuisine’, atau ‘Chinese Cuisine’.
Jujur saya cukup bingung dalam memilih hidangan karena semuanya terdengar enak. Hanya saja, berhubung di pagi hari tadi saya sudah food tour di Taipei, maka saya memilih untuk menghindari makanan Chinese Cuisine.
Di sini, Chika merekomendasikan saya untuk mencoba Japanese Cuisine yang awalnya saya ragu karena Japanese Cuisine dengan katering yang berasal dari Taiwan terkesan cukup aneh bukan?
Hanya saja, jika orang Jepang merekomendasikan suatu Japanese Cuisine…. maka kemungkinan besar hal tersebut tidak akan salah bukan? Oleh karena itu, saya memesan Japanese Cuisine di penerbangan ini.
Sedangkan untuk menu minuman, penerbangan ini menawarkan minuman sebagai berikut:
Karena saya sudah menyelesaikan mengambil foto lebih dari 90% foto yang saya inginkan di penerbangan ini, maka saya merasa bisa sedikit bersantai dan memesan minuman alkohol favorit saya…. Choya!
Sembari menikmati Choya, terdapat pemandangan sunset yang spektakuler dari jendela pesawat saya.
Disinilah saya menjadi sedikit mellow dan menjadi sangat bersyukur dengan keputusan saya terjun di dunia points & miles karena dalam kondisi normal, saya tidak akan mungkin menebus penerbangan yang memiliki harga belasan juta Rupiah ini.
Anyways, Chika melihat saya sangat menikmati Choya (dan sunset) sehingga mungkin dia tidak membiarkan gelas saya kosong dan bahkan menawari double dose untuk gelas-gelas selanjutnya. Mantap.
Tidak lama berselang, hidangan utama berupa Japanese Cuisine disajikan.
Dikarenakan penerbangannya sendiri cukup singkat, hidangan ini disajikan langsung langsung dalam 1 tray dan bukan satu per satu layaknya fine dining.
Makanan di atas mungkin secara estetika biasa saja namun saya bisa bilang bahwa hidangan ini adalah salah satu hidangan terenak yang saya pernah makan di atas pesawat.
Kualitas hidangan terutama main dish-nya yaitu Miso Marinated Sea Bass jauh di atas ekspetasi saya.
Saya akan memberikan skor 11 dari 10 khusus untuk hidangan tersebut karena terlalu nikmat ๐ bahkan lebih nikmat dari main dish yang saya makan di penerbangan JAL First Class keesokan harinya.
Overall, hidangan ini sangat sangat enak namun sayangnya tidak ada porsi kedua ketika saya minta tambah lagi.
Jika Anda berkesempatan untuk terbang dengan EVA Air dan ada opsi Japanese Cuisine, saya sangat merekomendasikan Anda memilih menu tersebut.
Ditambah dengan Chika yang selalu proaktif menanyakan apakah saya ingin mencoba menu lainnya dan konstan membawa botol Choya baru (gelasnya kecil jadi saya harus sering meminta lagi). Saya bisa bilang soft product dari EVA Air ini spektakuler.
Untuk dessert, mereka menyediakan Haagen-Dazs dengan aneka rasa, saya memilih rasa Caramel Biscuit & Cream.
Saya yakin saya menikmati hidangan ini cukup lama karena saya sendiri adalah pemakan yang lambat sehingga tidak lama seusai saya bersantap dan menikmati Haagen Dazs, pilot mengumumkan bahwa tidak lama lagi pesawat akan mendarat di bandara Tokyo Haneda (HND)
Tepat sebelum pesawat akan descent, kru kabin (dalam kasus saya, Chika) membagi-bagikan coklat dengan merk ‘Evergreen’, induk usaha dari EVA Air.
Tidak lama kemudian, pesawat mendarat sedikit lebih awal dari perkiraan dan mulai taxiing.
Sebelum meninggalkan pesawat, saya menyempatkan waktu untuk menulis kartu kritik bagi segenap kru EVA Air di kabin kelas bisnis terutama untuk Chika dan kemudian melanjutkan perjalanan saya di Tokyo untuk semalam sebelum keesokan harinya saya terbang JAL First Class.
Baca juga: Flight Review – EVA Air Business Class Boeing 777-300 Bangkok – London Heathrow
Baca juga: Flight Review – JAL First Class Boeing 777-300ER Tokyo Haneda – Bangkok
Penutup
Saya sudah beberapa kali terbang EVA Air terutama pada rute long-haul namun entah kenapa penerbangan tersebut tidak se-berkesan penerbangan EVA Air rute Taipei – Tokyo ini.
Kombinasi antara pesawat B787-10 yang baru dan canggih, kru pesawat yang fantastis dan atentif (dan atraktif), serta hidangan yang sangat sangat lezat membuat penerbangan singkat ini sangat berkesan.
Saya tidak akan melupakan perasaan terbang sambil menikmati sunset sembari menyeruput Choya bergelas gelas mensyukuri indahnya hidup ini ๐
Jika Anda bertanya kekurangan dari penerbangan EVA Air ini, saya akan bilang bahwa satu hal yang paling krusial adalah Wi-fi dari penerbangan ini berbayar dan harganya sangat mahal.
Sayangnya, untuk keperluan kerja, mau tidak mau saya harus menebus Wi-Fi super mahal yang hanya saya bisa gunakan kurang lebih 2,5 jam ini sebelum pesawat benar-benar mendarat dengan sempurna.
Anyways, penerbangan ini sangat berkesan dan saya bisa merekomendasikannya untuk Anda.
Kelihatannya reputasi EVA Air sebagai salah satu dari sepuluh maskapai terbaik di dunia versi SKYTRAX benar apa adanya dan tercermin dari penerbangan ini. Saya tidak akan ragu untuk terbang EVA Air lagi entah itu dari menukarkan EVA Air Miles saya yang tersisa atau menukarkannya via KrisFlyer seperti yang Eric lakukan.
Hi Ko,
klo choya itu hanya tersedia di bc eva air saja ya?
rasa nya manis ?
Felix,
Choya tersedia di beberapa maskapai saja. SQ, EVA Air, JAL, ANA hampir pasti selalu memiliki opsi minuman ini.
Dan iya, rasanya manis sekali sehingga menjadi favorit saya.
tersedia di business class rute mana saja ya Ko?
Felix,
Rute ke/dari Jepang pasti ada. Kalau long-haul seingat saya tidak ada sih tapi saya mungkin saja bisa salah.
Halo ko , saya mempunyai eva air miles kemarin pas penerbangan ke seattle ,
Cuman cara dapetin eva air miles nya bagaimana ya ?
Soalnya dia tidak bekerja sama dngn kartu kredit manapun ya.
Sedangkan saya ada miles bergantung gitu di eva air , mana tau bisa tukar SIN-TPE klo dh tau caranya earn eva air miles hehe
FR,
Sayangnya kartu kredit Indonesia sejauh ini tidak ada yang bisa menukarkan EVA Air Miles.
Dulu Citibank Indonesia bisa tetapi sejak pertengahan 2022 meereka menghilangkan opsi ini dan juga sekarang Citibank juga sudah hengkang dari Indonesia.
Menurut saya, alternatifnya adalah terbang dengan Eva Air atau maskapai star alliance lain atau beli miles (mahal) jika kurangnya hanya sedikit saja.
Bisa redeem krisflyer miles utk EVA air ya? sama2 star Alliance.
Cost dalam Miles & biaya2 worth it gak ya pakai krisflyer to trip ini?
Hi Yohanes,
1. Bisa.
2. Tergantung kombinasi rutenya; misal, kalau pakai EVA Air untuk terbang dari Jakarta ke Tokyo lewat Taipei butuh 52.500 miles di kelas bisnis (+ 500 dari SQ “Saver” yang dapatnya susah), harusnya bisa make sense.
Bro,
Koq ga foto dengan Chika? Itu buat pembaca yang lain jadi penasaran. Apakah calon Mrs Santoso??
Ping,
Wkwkwkwkwk foto mungkin ada tapi itu untuk konsumsi pribadi ๐