Berbeda dengan penerbangan Cathay Pacific (CX) Surabaya – Hong Kong saya sebelumnya yang memiliki business class dengan tatanan reversed herringbone dan seat configuration 1-2-1; Penerbangan Surabaya – Hong Kong kali ini dilayani menggunakan Cathay Pacific ‘regional’ business class yang memiliki seat configuration 2-2-2 walaupun sama-sama menggunakan armada A330-300.
In case Anda bertanya mengapa saya memilih terbang dengan business class yang lebih inferior dibandingkan dengan penerbangan saya sebelumnya, jawabannya adalah agar saya bisa me-review kursi regional business class yang kata banyak orang terkenal nyaman namun terkesan menyerupai premium economy.
- Trip Intro: Perjuangan Untuk Garuda Indonesia First Class
- Flight Review: Cathay Pacific Regional Business Class A330-300 Surabaya – Hong Kong
- Flight Review: Cathay Pacific Regional Business Class Boeing 777-300 Hong Kong – Osaka
- Hotel Review: Hotel WBF Gojo Omiya Kyoto
- Hotel Review: Banister Hotel Kyoto
- Flight Review: JAL Economy Class Boeing 787-8 Osaka Itami – Tokyo Haneda
- Hotel Review: Grand Hyatt Tokyo
- Lounge Review: Delta Sky Club Narita Airport
- Flight Review: Garuda Indonesia First Class Boeing 777-300 Tokyo Narita – Denpasar
- Lounge Review: Garuda Indonesia Domestic First Class Lounge Denpasar Airport
Flight Review
Nomor Penerbangan: CX 780
Jenis Pesawat: Airbus A330-300
Nomor Registrasi: B-HLO
Rute: Surabaya (SUB) – Hong Kong (HKG)
Tanggal: Jumat, 8 November 2019
Waktu Berangkat: 08:30
Waktu Tiba: 14:15
Durasi Penerbangan: 4 jam 45 menit
Kursi: 12K (Window)
Layaknya penerbangan bisnis pada umumnya, penumpang kelas bisnis memiliki area check-in, boarding, dan masuk pesawat tersendiri. Untuk kasus kali inipun tidak berbeda, penumpang kelas bisnis dipersilahkan masuk ke pesawat terlebih dahulu. Kabin kelas bisnis sendiri terletak di bagian depan pesawat sehingga penumpang kelas bisnis memiliki akses ke garbarata tersendiri.
Hard Product
Kursi regional business class dari Cathay Pacific pada armada Airbus A330-300 memiliki konfigurasi 2-2-2 dengan kursi berjenis cradle seat. Belajar dari kesalahan saya sebelumnya, saya memilih kursi window yang terletak di tengah kabin yang jauh dari lavatory 😉
Sekilas, kursi kelas bisnis regional Cathay Pacific ini menyerupai kursi kelas ekonomi premium dengan legroom yang lebih luas dan kursi yang lebih lebar.
Anehnya, walaupun berdasarkan informasi dari planespotters.net pesawat ini sudah memiliki usia lebih dari 18 tahun, saya tidak merasa bahwa desain ataupun kursi-nya terasa outdated. Kursi saya sendiri terasa baru dan tidak worn-out sama sekali.
Kursi dari regional business class ini tidak bisa diubah menjadi full flat bed; Inklinasi paling maksimal dari kursi ini adalah 36° sedangkan legrest-nya memiliki inklinasi hingga 60° seperti pada gambar diatas. Hanya saja, kursi tersebut masih cukup nyaman dan mengingat ini adalah penerbangan pagi, saya dengan cepat tidur cukup pulas tidak lama setelah pesawat take off.
Kualitas in-flight-entertainment (IFE) dari penerbangan ini sendiri cukup bagus. Saya merasa kualitas gambar yang ditampilkan pada IFE ini bahkan sedikit lebih baik dibandingkan pada penerbangan Surabaya – Hong Kong saya sebelumnya.
Di bawah IFE, terdapat meja tarik yang bisa Anda gunakan untuk bekerja ataupun bersantap. Sedangkan dibawahnya lagi, terdapat kompartemen di mana Anda bisa menaruh sepatu ataupun menselunjurkan kaki Anda.
Di bagian kiri bawah seat ini, terdapat kompartemen di mana Anda bisa menaruh barang-barang berharga pribadi Anda. Headset dan safety manual juga terdapat di kompartemen ini. Diatasnya, terdapat tombol untuk mengatur inklinasi kursi Anda.
Di sebelah kiri kursi, dekat tempat Anda menaruh minum, terdapat bagian yang bisa dibuka untuk mengakses in-flight-entertainment.
Dan layaknya penerbangan Cathay Pacific pada umumnya, tidak ada individual air nozzle pada penerbangan ini.
Di pembatas antar kursi, terdapat power outlet yang bisa Anda gunakan untuk mengisi daya baterai Anda dengan cepat.
Satu hal yang saya sukai dari pesawat Cathay Pacific adalah bagaimana mereka menjaga kaca pesawat sangat bersih dan terawat. Sebagai seorang maniak window seat, pemandangan yang jelas adalah suatu keharusan 🙂
Soft Product
Berbeda dengan penerbangan saya sebelumnya, pelayanan cabin crew pada penerbangan kali ini sangat standar dan bahkan sedikit berada di bawah ekspetasi saya. Pramugari terkesan apa adanya dan kurang proaktif, jauh berbeda dengan penerbangan Cathay Pacific saya sebelumnya.
Apakah hal ini berkaitan dengan jumlah penumpang di kelas bisnis? Saya rasa sangat mungkin mengingat pada penerbangan ini setidaknya 70% kursi kelas bisnis terisi. Dengan banyaknya jumlah penumpang, maka pelayanan yang diberikan tidak bisa sampai personal touch sehingga pelayanan pada penerbangan ini tidak terasa spesial sama sekali.
Anyways, untuk hidangan yang disajikan, sekali lagi Cathay Pacific menyajikan breakfast yang so-so. Tapi hal ini bisa jadi dikarenakan saya yang bukan morning person sehingga tidak bisa objektif ketika mencicipi makanan di pagi hari 🙂.
Satu hal yang pasti, Stir Fried Rice Vermicelli yang saya pesan masih lebih enak dibandingkan dengan Spanish Omelette yang pernah saya cicipi beberapa bulan sebelumnya. Tapi sekali lagi…tidak spesial.
Lain-lain
Lavatory dari kabin kelas bisnis regional ini terasa sangat biasa dan saya rasa tidak berbeda dengan kamar kecil di kabin kelas ekonomi maupun premium ekonomi. Sedikit sempit namun saya salut pada cabin crew yang konstan menjaga kebersihan kamar kecil ini.
Jika ada satu hal yang saya benci dari penerbangan ini, maka hal tersebut mungkin adalah kualitas selimut dari Cathay Pacific yang terkesan sangat murahan. Dan lagi, selimut ini sangat ‘nyetrum’ (baca: memiliki muatan statis tinggi) di mana saya harus meminta ganti 2 kali untuk bisa memperoleh selimit yang tidak terlalu nyetrum.
Penutup
Fakta bahwa saya sudah melupakan penerbangan ini di benak saya menunjukkan bahwa tidak ada yang spesial pada penerbangan ini. Kursi substandar, pelayanan standar, makanan standar; Hal-hal tersebut mungkin mendiskripsikan penerbangan saya kali ini.
Jika ada satu hal yang saya ingat pada penerbangan ini, maka hal tersebut mungkin adalah selimut-nya yang entah kenapa sangat menganggu (annoying) karena sangat ‘nyetrum’. Mengingat kondisi kabin cukup dingin dan saya memakai celana pendek, hal tersebut membuat saya memiliki love-hate relationship dengan selimut Cathay Pacific 😉
Anyways, belajarlah dari saya, jika ada rute yang dioperasikan menggunakan Cathay Pacific business class dan Cathay Pacific regional business class sekaligus (seperti rute Surabaya – Hong Kong ini). Sebisa mungkin pilihlah pesawat yang beroperasi menggunakan business class biasa karena selain lebih nyaman dari sisi hard product, jumlah penumpang yang lebih sedikit seharusnya membuat pelayanan terasa lebih spesial.
.
pak edwin kalau business class cathay itu ada fasilitas makan dan minum sepuasnya gak ??
John Wick,
Ada, namun bergantung pada ketersediaan.
halo pak, untuk cathay surabaya-osaka dimana transt di hongkong ini, sepengalaman kemarin. membutuhkan visa transit sebagai ijin ? atau bebas visa transit ?
Angga,
WNI tidak membutuhkan visa apapun untuk transit ataupun melakukan stopover/layover di Hong Kong.
bagaimana cara mengetahui jadwal cx780 regional atau regular
Adi,
Anda bisa mengeceknya ketika Anda memesan penerbangan tersebut. Jika pada ‘seat selection’ ternyata seat configuration-nya adalah 1-2-1, maka pesawat tsb adalah CX780 regular sedangkan apabial 2-2-2, maka pesawat tsb adalah CX780 regional.