Penerbangan Repatriasi COVID-19

Lebih dari 250 WNI Repatriasi yang Tiba di Indonesia Reaktif COVID-19

Penerbangan repatriasi mungkin menjadi suatu kabar yang sering terdengar akhir-akhir ini berkat adanya COVID-19. Penerbangan dengan misi memulangkan warga negara yang ‘terdampar’ di negara lain rutin dilakukan, biasanya dengan dukungan penuh dari pemerintah.

Tentunya resiko warga negara yang tertular COVID-19 di negara lain sangatlah nyata dan harus diantisipasi dengan benar. Dengan memulangkan warga negara, pemerintah harus siap dalam menangani setiap individual secara intensif dan benar.

Menariknya, dikabarkan oleh KOMPAS.com, lebih dari 250 WNI yang tiba di bandara Soekarno-Hatta dinyatakan reaktif COVID-19. Reaktif bukan berarti positif tertular, namun ada indikasi penunjukkan gejala-gejala membawa virus COVID-19.

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Soekarno-Hatta Anas Maruf mengatakan, setidaknya ada 250 lebih WNI yang dinyatakan reaktif Covid-19 dalam penerbangan repatriasi.

Jumlah tersebut meningkat 4x lipat dari hasil tes yang dilakukan tanggal 7 Mei 2020 lalu. Angka yang didapat tersebut merupakan hasil dari serangkaian pemeriksaan mulai dari rapid test, pemeriksaan fisik, hingga suhu oksigen.

Sejauh ini, tercatat sudah ada 25.000 WNI yang pulang berkat penerbangan repatriasi. Lebih dari 15.000 merupakan pekerja migran di luar negeri.

Para penumpang yang dinyatakan reaktif dilaporkan telah dibawa ke Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet dan Asrama Haji Pondok Gede untuk menjalani swab test.

Menurut Senior Manager Branch Communication and Legal bandara Soekarno-Hatta, Febri Toga Simatupang, diperkirakan masih ada 7.500 hingga 10.000 WNI yang tiba hingga akhir Mei nanti.

Pendapat

Saya selalu merasa bahwa bandara adalah ‘hotspot’ penularan virus. Oleh karena itu saya sangat menyarankan untuk tidak bepergian jika tidak mendesak atau baru bepergian setelah COVID-19 berhasil ditangani. Sedihnya, beberapa hari belakangan, terlihat banyak orang yang mengantri berdesak-desakan di bandara untuk terbang.

Bahkan ada oknum yang mengambil kesempatan untuk mencari keuntungan dengan menjual-belikan surat dinas dan surat keterangan sehat bebas COVID-19.

Semoga pemerintah dan rumah sakit setempat bisa menangani WNI yang dinyatakan reaktif COVID-19 dengan baik. Saya tidak bisa membayangkan tekanan batin yang harus dilalui oleh para penumpang tersebut karena mendapatkan kursi di penerbangan repatriasi sendiri sudah menjadi tantangan tersendiri.

.

Bagaimana pendapat Anda tentang penanganan COVID-19 di Indonesia?

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.