Garuda Indonesia Airbus A330-900neo

Siap Merugi: Garuda Indonesia Akan Buka Penerbangan Langsung ke Amerika, Paris, dan India

Pengembangan rute penerbangan merupakan salah satu aspek penting dalam pertumbuhan maskapai. Garuda Indonesia dalam beberapa tahun belakangan sudah gencar dalam merencanakan pembukaan rute baru.

Terkini, Dirut Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan jika Garuda Indonesia akan membuka rute penerbangan langsung antara Denpasar Bali dan Amerika Serikat, Paris, dan India. Meski tidak disebutkan secara spesifik, kota di Amerika dan India yang akan dituju seharusnya adalah Los Angeles dan Mumbai/Delhi.

Rencana pembukaan rute baru tersebut didasari oleh permintaan pemerintah agar Garuda terbang melayani kota-kota besar di dunia. Tujuan utamanya? Untuk menarik wisatawan mancanegara datang ke Denpasar.

Menariknya, Garuda Indonesia siap merugi (saya berasumsi dengan menawarkan tiket murah) agar bisa mewujudkan rute tersebut. Pernyataan tersebut datang dari Dirut Garuda Indonesia:

“Garuda diminta terbang ke kota-kota besar di dunia. Kita berencana terbang ke Amerika, berencana ke Paris, ke India, base on data siapa yang spending-nya banyak dan value position kita ke mereka adalah you fly to Denpasar directly,”

“Karena kalau orang Paris, Prancis menghabiskan uang US$ 10 ribu dalam liburannya di Bali kan ga ada masalah kalau Garuda rugi US$ 500 per penumpang, karena kan nett di negara ini kita dapat US$ 10.500.”

Dirut Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra

Pemilihan Denpasar Bali ketimbang Jakarta saya anggap sangat wajar mengingat permintaan untuk direct flight ke/dari Jakarta tergolong sangat rendah. Terlebih kapasitas penerbangan yang ditawarkan oleh Garuda tidak sebanyak maskapai lain meskipun harus transit.

Sedangkan Bali merupakan destinasi wisata yang bisa dibilang legendaris bagi turis mancanegara. Akses penerbangan langsung ke Bali pastinya menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi premium traveler yang ingin berlibur ke Bali.

Garuda Indonesia Buka Rute Baru ke Perancis, Amerika, dan India?
Pesawat A330-900neo akan menjadi andalan efisien Garuda Indonesia dalam beberapa tahun kedepan. Foto: Airbus.

Garuda Indonesia dan Rute Penerbangan Baru

Wacana pembukaan rute penerbangan ke Amerika, India, dan negara Eropa baru sebenarnya sudah terdengar cukup lama.

Namun belakangan berita tersebut tidak terdengar, pastinya terdampak juga oleh situasi perusahaan yang harus bertahan dari kondisi keuangan selama pandemi COVID-19. Garuda Indonesia sebelumnya dihadapkan dengan situasi:

Rute Amerika Serikat

Rute Amerika saya anggap sebagai tantangan yang sangat sulit. Garuda aslinya telah mendapat International Aviation Safety Assesment (IASA) kategori 1; yang berarti bisa mengoperasikan penerbanan ke/dari Amerika Serikat.

Rencananya, penerbangan Garuda rute Jakarta – Los Angeles akan dioperasikan melalui Tokyo. Namun akhirnya tidak bisa mendapatkan izin operasional fifth freedom flight dari Jepang – Amerika Serikat. Muncul indikasi kuat jika pemerintahan Jepang ingin melindungi market share ANA dan Japan Airlines yang dominan di rute Amerika – Jepang dan terusan ke Indonesia.

Meski mempunyai kerja sama dengan ANA, saya rasa Garuda akan sulit untuk meyakinkan pemerintah Jepang untuk mengijinkan rute tersebut. Mungkin Garuda harus menjalin kesepakatan khusus dengan Korean Air atau Delta.

Meski demikian pun, saya rasa persaingan di rute Amerika (asumsi Los Angeles) saya rasa sangat berat mengingat permintaan yang sepertinya tidak terlalu mendukung dan banyak sekali maskapai yang melayani rute tersebut. Sebut saja Japan Airlines, ANA All Nippon Airways, Korean Air, Asiana, Singapore Airlines, Cathay Pacific, Philippine Airlines, EVA Air, China Airlines, Air China, China Southern, China Eastern, dll. Belum lagi jika Vietnam Airlines akhirnya membuka rute langsung ke Amerika.

Rute Eropa

Sudah menjadi rahasia umum jika Garuda Indonesia kesulitan bersaing di rute Eropa. Sebut saja rute London yang selalu simpang siur, dimana sering terjadi perubahan rute, dan kabin yang seringkali kosong.

Kemudian muncul juga rumor dari postingan Instagram jika Garuda akan membuka penerbangan langsung ke Turki. Namun hingga kini tidak ada kelanjutan kabar dari rute tersebut.

Saya beropini jika Amsterdam adalah rute Eropa yang paling masuk akal. Selain Amsterdam, Paris juga saya anggap potensial jika Garuda bisa menggandeng maskapai rekanan SkyTeam, Air France, untuk memperkuat codeshare agreement.

Codeshare agreement saya anggap sangat vital bagi Garuda agar bisa menjangkau traveler dari seluruh penjuru kota di Eropa yang dilayani oleh KLM dan Air France.

Rute India

Garuda Indonesia sebelumnya pernah mengoperasikan rute Denpasar – Mumbai, namun kemudian ditutup karena dianggap tidak menguntungkan. Mengingat India kini disebut kembali, maka saya rasa 2 rute yang mungkin dibuka kembali adalah Denpasar – Mumbai dan Denpasar – Delhi.

Saya setuju dengan analisa Edwin yang mengatakan jika rute Mumbai yang notabene adalah kota terbesar dan berpenduduk terpadat di India saja tidak feasible, bagaimana prospek rute Delhi yang secara statistik memiliki jumlah penduduk yang lebih sedikit dan tidak pernah diuji pasarnya.

SkyTeam Garuda Indonesia
Garuda Indonesia tergabung dalam aliansi maskapai SkyTeam. Kredit: Akino33 Aviation Video Channel.

Penutup

Meski rencana Garuda tersebut terdengar strategik dan berpotensi menguntungkan negara, pembukaan rute baru saat ini saya rasa jauh dari kata ideal. Jangankan memikirkan rute baru, maskapai-maskapai besar di dunia masih menaruh ekspektasi rendah akan kembalinya demand untuk traveling dalam beberapa tahun kedepan.

Saya merasa Garuda baru akan membuka rute penerbangan internasional baru paling cepat pada pertengahan tahun 2021. Jika benar akan dibuka pun, saya rasa penerbangan Garuda akan bersifat musiman atau seasonal. Selain ketiga rute-rute diatas, Garuda juga sebelumnya sempat merencanakan pembukaan rute:

  • Denpasar โ€“ Brisbane
  • Denpasar โ€“ Kuala Lumpur
  • Denpasar โ€“ Bangkok
  • Denpasar โ€“ Dili
  • Denpasar โ€“ Taipei

Saya pribadi sependapat dengan Dirut Garuda yang memposisikan perusahaannya untuk membantu pengembangan negara. Namun saya rasa Garuda harus sangat berhati-hati dalam mengelola keuangannya jika benar konsep tersebut diwujudkan.

.

Apa pendapat Anda tentang potensi pembukaan rute baru Garuda ke Amerika, Perancis, dan India tersebut?

Share

11 comments
  1. Aneh aneh saja. Bagaimana kita tahu kalau wismannya bakal spend sampai 10 ribu dollar di Indonesia?

    Kalau ternyata sampai sini jadi gembel atau begpacker, bukannya malah lebih rugi?

    Di pasar Asia dan Australia saja belum kuat, mau ikut bersaing di pasar Eropa dan AS.

    Ada ada saja.

    1. SETUJU!

      1. RI berbeda dengan negara2 lain. WNA manapun bisa masuk ke RI dengan visa on arrival, sedangkan negara2 barat mewajibkan uang deposit/sponsor untuk mendaftar visa. Selain itu untuk tinggal di negara2 barat, WNA wajib juga mempunyai keahlian dan menguasai bahasa setempat. RI?

      2. Banyak ekspatriat gembel yang minta suaka/bantuan keuangan untuk membayar biaya tinggal/RS ketika mereka ada di RI. Caranya elit dengan meminta bantuan keuangan melalui forum ekspatriat online ga malu2in dengan ngemis di jalanan.

  2. Menarik sekali. Saya yakin pemerintah punya hitungan yang cukup matang dan memang sebaiknya sangat berhati-hati untuk membuka rute dan harga. Garuda selalu kalah bersaing Karena harga yang sering kali jauh lebih mahal baik dari SQ, CX, KLM dan lainnya.

    Sebaiknya berani bersaing harga san berikan service bintang 5 yang benar2 nyata. Apalagi Kalau objectivenya memberikan supportnya pada negara. Sering masalahnya adalah pengelolaan uang secara internal yang membuat Garuda selalu merugi. Kalau dikelola secara benar2 professional dan korupsi dapat diberantas, maka GA punya potensi sekali melawan maskapai2 diatas.

    Kalau GA Jadi buka rute ke AS dan Eropa, dengan harga yang sangat bersaing, I donโ€™t mind untuk tidak memilih SQ Jakarta LA / NYC dengan harga sktr 15-19 juta exonomy premium, transit di Changi dengan bandara terbaik dan bisa dapat experience terbang non stop pakai A350 yang super nyaman. Atau ke Belanda untuk tidak naik KLM yang sering kali punya kesempatan upgrade ke business class dgn harga menggiurkan pada last minute bila ada seat kosong.

    1. Mau nanya nih Bang Daniel gimana caranya kita upgrade ke bussiness class pada last minute. Blm pernah saya. Minta petunjuknya dong. Dan penerbangan mana aja yg bisa. Terima kasih

  3. Kalo ada dana talangan pemerintah berarti duit rakyat yg dibakar GA utk buka rutr ini. Beda kalo itu duit pinkaman bank atau obligasi, berarti duit Ga sendiri yg dibakar.

    Dah ga efisien penggunana pesawatnya (over kapasitas) ga ada kerjasama flight lanjutan/connecting, harga tiket lebih mahal dari pesaing, pemain di rute yg sama berjibun, trrus aja bakar duit

    Utk inajinasi kita kasihnpoten 12 sekala 10. Ini kek org dibi bilang nafsu kuat tenaga kurang

  4. Blm bisa bayar utang udah mau gambling lagi? Liat emirates yg baru phk in 7000 karyawan demi menyehatkan perusahaan. Harusnya jual sebagian aset, bikin strategi baru, bayar utang2, kalo udah stabil baru bikin rute baru.

  5. Kalau rute baru dibuka atas dasar permintaan pemerintah apakah akan untung secara bisnis ? coba lihat amsterdam karena alasan politis masih jalan trus apa untung ? sejak pertama dibuka lagi hingga sekarang sy rasa tidak untung.GA harusnya lebih hati2 semua harus melalui kajian Feasibility study serta kajian resiko hingga bisa dilakukan pembukaan rute baru, kasihan klu GA rugi yg punya urusan dgn GA akan pergi begitu aja tpi klu GA untung ????

  6. Kok udh tau akan rugi diterbangin jg? Gimana itu konsep bisnisnya ya? Konsep coba2?
    Mmgnya ada subsidi pemerintah di rute2 tsb? Yang ada keuangan Garuda makin boncos
    Sebaiknya Garuda tetap fokus aja ke rute2 domestik, regional dan asia pasifik
    Akan tetapi jika tetap ingin diterbangkam juga strateginya Garuda harus bekerjasama dengan pihak ketiga sebagai pencharter yg membawa turis2 Amerika/ Eropa ke Indonesia.

  7. Klu konsep bisnisnya trial & error ya begitulah tanpa didukung dengan studi kelayakan yg cermat! Masa iya sih udh tau akan rugi diterbangin jg? Mmgnya ada subsidi pemerintah di rute2 tsb? Kalau tidak maka keuangan Garuda yg akan makin boncos
    Sebaiknya utk rute regular, Garuda tetap fokus ajalah ke rute2 domestik, regional dan asia pasifik
    Akan tetapi jika tetap ngotot ingin diterbangkam juga maka strateginya adaah Garuda harus bekerjasama dengan pihak ketiga sebaga partneri (pencharte)r yg akan membawa turis2 Amerika/ Eropa / India ke Indonesia.

  8. Memang ada benarnya komentar2 terhadap posisi keuangan dan strategi untuk GA kedepan itu sangat diperlukan. Tapi saya masih punya sedikit harapan dengan alasan begini. sekitar 30% saham GA saat ini dimiliki CT Corp yang kita tau “kerajaannya” tidak bisa kita remehkan. ibarat kata diam2 tapi melesat. Saya kira CT Corp tidak akan sebodoh itu membiarkan GA merugi terus menerus. Entah saya masih meyakini, setelah perombakan direksi dan komposisi kepemilikan saham tersebut, manajemen GA saya kira sudah menyiapkan sesuatu yang saya harapkan bisa membawa GA terbang tinggi dan disegani kembali.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.