Seperti yang selama ini diketahui, Malaysia Airlines dalam beberapa tahun belakangan memang mengalami kesulitan finansial. Hal tersebut didorong oleh musibah mematikan yang menimpa 2 pesawat Boeing 777nya.
Menurut informasi terbaru dari Bloomberg, Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, sedang mempertimbangkan opsi untuk maskapai nasional Malaysia Airlines.
Opsi yang sedang dipertimbangkan yaitu:
- Menambah investasi
- Menjual ke pihak luar
- Menutup perusahaan secara permanen
“It is a very serious matter to shut down the national airline,” he told reporters at parliament. “We will nevertheless be studying and investigating as to whether we should shut it down or we should sell it off or whether we should refinance it. All these things are open for the government to decide. We have to decide soon.”
-Mahathir Mohamad, Perdana Menteri Malaysia
Sebenarnya, Malaysia Airlines sudah berusaha untuk membalikkan keadaan dengan suntikan dana sebesar 6 milyar Ringgit dari Khazanah Nasional Bhd pada tahun 2014. Namun kenyataannya MH (julukan Malaysia Airlines) masih kesulitan untuk menghasilkan profit.
Baca juga: Panduan Lengkap Enrich, Frequent Flyer Program Malaysia Airlines
Pendapat
Menutup sebuah maskapai nasional adalah keputusan yang sangat besar dan sulit untuk ditempuh. Bagi saya, opsi paling masuk akal bagi MH adalah mencari pendanaan luar. Dengan menutup maskapai nasional, maka bisnis aviasi di Malaysia dipastikan akan didominasi oleh pihak swasta atau asing.
Dari pandangan saya, Malaysia Airlines sendiri memang mengalami penurunan standar yang cukup signifikan. Bagaimana tidak, MH yang sebelumnya memegang predikat maskapai bintang 5 Skytrax & bersaing dengan maskapai sekaliber Singapore Airlines kini harus bersaing dengan Malindo (kredit untuk Malindo karena berhasil menggebrak pasar di Malaysia).
MH ini mahal, sama aja kayak GA, ga bisa bersaing dengan maskapai full service lainnya, mungkin mirip2 SDM-nya dengan SDM Garuda Indonesia, kerja kebanyakan main, jam 4 sore udah pulang. Beruntung Garuda Indonesia punya banyak penerbangan domestik makanya masih bisa “selamat”, dibanding dengan MH yang penerbangan domestiknya dekat dan terbatas.
Perbaikan SDM mungkin bisa menyelamatkan, jangan liat SDM Garuda, Whatsapp aja ga pernah dibales, hahahaha