Sebelum terbang di Garuda Indonesia first class ke Amsterdam (AMS), saya berkesempatan masuk ke Garuda Indonesia First Class Lounge di Jakarta (CGK).
Garuda Indonesia First Class Lounge merupakan lounge terbaik Garuda Indonesia, dan merupakan satu dari dua lounge first class yang masih aktif di Indonesia (satunya lagi di Plaza Premium Lounge, baik bagian Singapore Airlines first class maupun Plaza Premium First). Dengan statusnya yang sepremium itu, lounge ini tentunya sangat eksklusif, dengan akses hanya diberikan kepada:
- Penumpang Garuda Indonesia first class di rute internasional:
- Pendamping mungkin dapat masuk dengan mengkonfirmasi dulu ke Garuda.
- Tidak ada informasi terkait akses lounge untuk penerbangan first class domestik yang melanjutkan ke penerbangan internasional selain Garuda Indonesia first class di hari yang sama.
Garuda Indonesia First Class Lounge
Garuda Indonesia First Class Lounge berada di terminal 3 bandara Jakarta (CGK), tepatnya di area keberangkatan internasional. Setelah imigrasi, Anda akan diantar turun dengan eskalator ke lantai mezzanine, dan lounge ini akan langsung nampak setelah putar balik dari eskalator tersebut.
Berikut fasilitas yang tersedia di lounge ini.
Semua penumpang Garuda Indonesia first class, termasuk saya saat itu, pasti mendapatkan escort, yang akan mengarahkan Anda sekaligus membukakan akses menuju lounge tersebut tanpa perlu menunjukkan pas naik (boarding pass).
Lounge ini terdiri dari 1 ruangan terbuka dengan beberapa partisi.
Pusat lounge ini tak lain adalah piano yang dilengkapi dengan alat pemain otomatis.
Di sudut lounge terdapat area duduk yang dibatasi dengan partisi berlubang.
Begitu saya masuk, saya diberikan area semi-privat sebagai tempat duduk utama, yang dilengkapi dengan sofa individu, meja (sangat) kecil, TV, dan juga stopkontak.
Area untuk makan dilengkap dengan setting meja yang lengkap. Di meja saya nampak pizza 1 loyang juga, yang saya beli dari Pizza Hut dengan diskon Rp100.000 dari Mandiri Visa Signature.
Beberapa kursi lain diatur menghadap jendela, baik recliner maupun kursi untuk tidur ringan.
Untuk kursi-kursi tersebut, stopkontak di lounge ini tersedia di lantai, dan hanya memiliki 1 jenis (stopkontak gaya Eropa/Indonesia).
Di sisi dalam terdapat kursi santai yang diatur berbaris sedikit miring.
Selain area duduk standar, terdapat juga ruang merokok yang dilengkapi dengan kursi individu.
Bisa dibilang tidak ada lounge di bandara Jakarta (CGK) terminal 3 yang memiliki pemandangan bagus (kecuali mungkin lounge Blue Sky di gate 18), termasuk juga lounge ini yang hanya menghadap ke gerbang dan cukup jauh dari jendela.
Begitu saya tiba, saya disambut dengan piring variasi buah dan juga 2 jenis air minum (air mineral dari Aqua Reflections dan sparkling water dari Equil).
Saya kemudian memilih untuk menikmati sedikit makan malam sebelum terbang. Saya saat itu sedang tidak terlalu berminat untuk makan malam, jadi saya hanya memesan sup jamurnya.
Berikut menu yang disediakan pada malam itu (hanya disebutkan secara lisan):
- Sup: Pilih dari:
- Sup jamur,
- Steamboat, atau
- Sup miso,
- Hidangan utama: Pilih dari:
- Nasi goreng,
- Ayam masak “Cordon Bleu” (dada ayam goreng isi ham dan keju), atau
- Ayam dalam saus teriyaki.
Walaupun namanya lounge first class, namun hidangannya cukup buruk. Selain variasinya yang relatif sedikit, rasanya juga kurang menarik dan (dari banyaknya gelas wine) sangat terkesan style over substance. Kalau saya hanya mencari variasi makanan, saya mungkin lebih baik pergi ke lounge kelas bisnis saja, atau dalam kasus terburuk bahkan membeli pizza (ya, saya membawa 1 loyang pizza ke lounge first class saat itu ๐ ).
Walaupun tidak ada layanan spa, Garuda Indonesia First Class Lounge masih memiliki ruang spa, yang berisikan kursi recliner dan wastafel (jangan dibandingkan dengan Qantas First Class Lounge di Sydney yang memiliki fasilitas spa yang aktif dan gratis).
Anda tidak akan bisa membedakan kamar kecil di Garuda Indonesia First Class Lounge dengan lounge lain (lounge kelas bisnis internasional atau domestik) kalau bukan karena ukurannya. Selain sederhana, kamar kecilnya tidak dilengkapi dengan amenity spesial seperti Balmain di Lufthansa First Class Lounge atau COMO Shambhala di The Private Room.
Selain kamar kecil, lounge ini dilengkapi dengan kamar mandi. Berbeda dengan di lounge kelas bisnis, kamar mandi di sini dilengkapi dengan wastafel dan kloset ๐ Apabila melihat kamar mandi di lounge Garuda Indonesia selain kamar mandi accessible, berikut fasilitas yang diberikan:
- Lounge first class internasional: Lengkap,
- Lounge kelas bisnis internasional: Kamar mandi dengan wastafel dan shower, namun tanpa kloset,
- Lounge kelas bisnis domestik (+ first class domestik): Hanya ada bilik shower seperti di asrama,
- Kalau beruntung, Anda bisa mengakses kamar mandi “lengkap” apabila diberikan akses ke kamar kecil disabled, namun jangan lupa untuk meminta amenity.
Oh, dan karena saya lupa memfoto pancuran (shower)-nya saat mengalir, saya cukup memberitahu kalau aliran airnya cukup kencang, namun hanya ada air dingin (tidak ada air panas saat itu).
Amenity di kamar mandi menggunakan amenity dari L’Occitane dalam kemasan sekali pakai.
Penutup
Garuda Indonesia First Class Lounge merupakan lounge first class yang eksklusif, namun sangat ala kadarnya.
Betul bahwa lounge-nya sendiri cukup jarang dipakai (hanya ada maksimal 16 penumpang/minggu yang terbang dengan Garuda Indonesia first class), namun tetap saja bukan alasan untuk menawarkan lounge yang apa adanya. Selain area lounge yang terkesan apa adanya, fasilitas lounge sendiri juga relatif minim seperti tidak adanya air panas dan juga opsi hidangan yang minim. Di luar itu, tidak ada fasilitas unik yang membedakan lounge ini dengan lounge-lounge lain (misal, jacuzzi di Al Safwa Lounge Doha atau diantar ke pesawat dari Lufthansa First Class Lounge), sehingga tidak menjadi pengalaman yang berkesan.
Walaupun ini menjadi bagian dari terbang dengan Garuda Indonesia first class, saya lebih menyarankan Anda untuk hanya singgah sebentar di lounge dan naik pesawat lebih awal supaya bisa lebih menikmati pengalaman yang betul-betul first class.