Saat saya pergi dari Kuala Lumpur tahun lalu dengan AirAsia, saya berkesempatan masuk dan mengulas AirAsia Premium Red Lounge, satu-satunya lounge yang dioperasikan oleh AirAsia.
Lounge ini bukan merupakan lounge Priority Pass – satu-satunya lounge Priority Pass di terminal KLIA2 adalah Plaza Premium Lounge.
Lounge ini berada di area keberangkatan internasional, di sisi kiri setelah sky bridge dan toko bebas bea.
Akses Lounge
Anda dapat masuk gratis ke lounge ini (tanpa pendamping) dengan tiket fleksibel AirAsia (Premium Flex atau Premium Flatbed) dari Kuala Lumpur. Anggota elit program AirAsia BIG tidak mendapatkan akses ke lounge ini hanya dengan status. Sebagai penumpang kelas ekonomi biasa, Anda juga dapat masuk ke lounge ini dengan membayar RM85 (~Rp292.500) untuk 3 jam.
Saat itu saya masuk dengan menukarkan 1.000 poin GrabRewards, yang saya valuasi senilai Rp20.000. Promo tersebut hanya tersedia pada Januari – Februari 2019, dan sesudah itu saya belum menemukan promo serupa.
Lounge ini memiliki 1 reception tepat setelah pintu masuk. Selain untuk membeli atau menukarkan akses lounge, Anda juga dapat memperoleh handuk untuk shower atau membeli item koleksi AirAsia di sini.
Tempat Duduk
Walaupun lounge ini termasuk cukup kecil untuk ukuran flagship lounge, tersedia beberapa jenis tempat duduk di sepanjang ruangan. Selain itu, karena sedikit penumpang yang tahu (atau mendapatkan akses), saya pun tidak kesulitan mencari tempat duduk.
Keunikan utama lounge ini ada di lantai kedua yang terdiri dari ruangan dengan lantai rumput imitasi dan beanbag. Walaupun tidak senyaman tempat tidur di lounge Malaysia Airlines di terminal satelit, tempat ini cukup memadai untuk beristirahat dan melihat pemandangan apron.
Hiburan
Seperti kebanyakan lounge baru yang lain, lounge ini tidak memiliki ruang business center sendiri. Walaupun begitu, ada beberapa komputer yang disediakan. Wi-Fi juga ditawarkan di lounge, yang bisa dibilang cukup cepat.
Majalah juga disediakan di beberapa tempat, termasuk majalah Travel360 dan tidak lupa katalog menu makanan AirAsia. Walaupun begitu, koran dan majalah umum tidak disediakan,
Apabila Anda lebih tertarik melihat jadwal penerbangan, ada layar FIDS di tiap lantai.
Makanan
Lounge ini hanya memiliki buffet swalayan yang cukup kecil dan tidak menawarkan menu a la carte.
Menu pembuka yang ditawarkan berupa sup dan salad. Saat itu sup yang ditawarkan berupa sup krim jamur.
Pilihan makanan utama dan penutup yang diberikan memang cukup terbatas.
Lounge ini menawarkan minuman non-alkohol gratis berupa kopi, teh, dan soft drink. Jangan berharap Anda dapat menemukan sampanye (atau bahkan wine) di lounge ini – satu-satunya minuman beralkohol yang tersedia adalah bir, dan itu pun dijual dengan harga RM15 (~Rp52.500)/kaleng.
Kamar Mandi
Lounge ini memiliki 2 ruang shower dan 2 kamar kecil biasa. Berbeda dengan beberapa lounge lain, saya harus menitipkan boarding pass dulu ke petugas reception untuk meminjam handuk sebelum mandi.
Ruang shower yang disediakan cukup ringkas, namun fungsional. Shower-nya berfungsi dengan baik, dan shampoo serta sabun juga sudah disediakan melalui dispenser.
Satu kelemahan utama ruang shower ini adalah karena tidak ada sekat lantai yang jelas lantai seluruh ruang shower ikut menjadi basah setelah saya mandi, dan juga tidak tersedia keset.
Penutup
Menurut saya lounge ini bisa dibilang tipikal seperti contract lounge pada umumnya: sederhana, fungsional, tapi tidak istimewa. Tentu saja tidak adil untuk membandingkan lounge ini dengan lounge maskapai di terminal utama, namun cukup baik untuk ukuran lounge di KLIA2. Dengan harga walk-in yang wajar, saya akan ke sini lagi apabila saya memerlukan tempat untuk bekerja atau mandi.