Perjalanan ke Eropa saya dimulai dan akhirnya kembali berakhir di kota Amsterdam lagi yang merupakan salah satu kota favorit saya di Eropa. Mungkin hal ini terjadi karena alasan sentimental dan mungkin juga karena ada banyaknya sinkronisitas antara kota ini dengan beberapa aspek kebudayaan Indonesia.
Kunjungan singkat ke kota ini saya pergunakan dengan mencoba 2 hotel dan salah satunya adalah TwentySeven Hotel yang sudah cukup lama saya incar di Amsterdam. Saya sempat hampir menginap di hotel yang tergabung ke dalam program loyalti Small Luxury Hotels of The World (SLH) kala masih bekerja sama dengan World of Hyatt.
Untung sekali saya tidak menggunakan poin Hyatt untuk menginap di TwentySeven Hotel Amsterdam dikarenakan saat itu untuk menebus menginap 1 malam di sana diperlukan 40.000 poin Hyatt (~Rp10,000,000 jika menggunakan valuasi PinterPoin tahun 2025).
Harga yang jauh lebih mahal daripada saat menggunakan poin Hilton yang akan saya bandingkan di bawah.
Tak hanya dari segi penggunaan poin yang lebih mahal namun juga secara benefit status elit juga jauh lebih baik saat SLH bekerja sama dengan Hilton Honors.
Ulasan hotel ini adalah salah satu ulasan dari serangkaian ulasan-ulasan hotel saat saya berkunjung ke Eropa di bulan Oktober 2024 silam. Untuk Anda yang ingin membaca artikel pendahuluan (trip intro) dan sekiranya hendak membaca ulasan hotel-hotel terkait lainnya, Anda dapat membacanya di sini.
Di dalam post ini:
TwentySeven Hotel: Pemesanan
Pertengahan tahun 2024, Hilton Honors mengumumkan bahwa telah berhasil mengintegrasikan ratusan hotel SLH masuk ke dalam sistem pemesanan Hilton Honors yang tentunya merupakan berita yang sangat baik bagi para anggota Hilton Honors.
Saya sempat membuat artikel mengenai program kerjasama Hilton Honors dengan SLH yang dapat Anda baca di sini.
Saya adalah salah satu penggemar hotel-hotel butik yang cenderung berukuran lebih kecil daripada hotel-hotel pada umumnya karena beberapa hotel butik terasa memiliki charm tersendiri.
Tentu saja saya sangat senang saat SLH bekerja sama dengan Hilton Honors. Saya sendiri pernah beberapa kali menginap di hotel-hotel SLH dan merasakan sentuhan personal lebih terasa di hotel-hotel ‘kecil’ ini. Bravo untuk Hilton Honors yang memberikan ‘outlet‘ baru yang sangat menarik untuk menggunakan poin Hilton!
Saya menggunakan 110.000 poin Hilton untuk menebus 1 malam menginap di TwentySeven Hotel Amsterdam ini.
Menurut valuasi PinterPoin, 110.000 poin ini sebanding dengan rp8.800.000 (Rp80/poin), nilai yang bisa dibilang tidak murah. Namun jika dibandingkan dengan uang yang harus dikeluarkan jika saya hendak memesan dengan rate termurah kala itu jatuh di angka €1.207 (~Rp20.250.000), maka penggunaan poin terasa sangat worth it.
Poin Hilton yang saya pergunakan mendapat valuasi jauh di atas valuasi PinterPoin tahun 2025 yaitu di angka ~Rp184/poin (sekitar 130% lebih tinggi dari valuasi PinterPoin)! Fantastis!
Pemesanan telah saya lakukan sekitar 3 bulan sebelum periode stay saya. Keunggulan menggunakan poin adalah seperti sedang melakukan reservasi hotel dengan rate fleksibel.
Untuk diingat, umumnya Anda dapat melakukan pembatalan hingga 1 hari sebelum tanggal menginap namun khusus untuk TwentySeven Hotel Amsterdam mereka memiliki ketentuan lain yaitu pembatalan hanya bisa sampai 21 hari sebelum periode menginap. Jadi pastikan Anda membaca cancellation policy dengan teliti saat melakukan pemesanan dengan poin di hotel ini.
Sekitar satu bulan setelah pemesanan, saya memperoleh surel dari pihak hotel yang mengkonfirmasi pemesanan saya dan menjelaskan bahwa mereka tidak dapat memberikan complimentary upgrade dikarenakan minimnya kamar yang dimiliki.
Hotel ini adalah all-suite property dan hanya memiliki total 16 kamar saja sehingga sangatlah bisa dipahami jika tidak ada upgrade gratis.
Walaupun nyesek saat mengetahui bahwa tidak akan mendapat kesempatan untuk upgrade gratis, namun saya sangat menghargai adanya pemberitahuan awal semacam ini. Dengan adanya surel ini tentunya membuat saya dapat me-manage expectation sehingga tidak dibuat kecewa saat tiba di hotel untuk check-in dan ditolak upgrade-nya.
Kamar yang saya pesan adalah kamar tipe terendah yang merupakan tipe Junior Suite yang berukuran antara 40-47 meter persegi. Kamar ini tentunya berukuran besar untuk standar ukuran kamar tipe terendah di kota Amsterdam (bahkan di hotel manapun di seluruh dunia!).
Hilton Honors belum terlalu lama ini mengadakan devaluasi diam-diam untuk beberapa hotel-hotel SLH, TwentySeven Hotel termasuk salah satu hotel yang terkena devaluasi. Ini berdampak dengan jumlah poin yang harus dikeluarkan melonjak naik dari 110.000 menjadi 130.000 poin. Jumlah kenaikan yang lumayan signifikan, namun tetap worth it jika dibandingkan dengan harga yang musti dikeluarkan jika ingin menginap dengan membayar tunai. But, still…
TwentySeven Hotel: Check-In
Selesai dengan kunjungan ke Copenhagen selama 3 malam, saya terbang menuju ke Amsterdam dengan maskapai KLM dan dikarenakan delay selama beberapa saat maka saya baru sampai di hotel sekitar pukul 17:00.
TwentySeven Hotel berlokasi tepat di pusat keramaian utama kota Amsterdam yaitu di Dam Square dan berdekatan dengan monumen, Royal Palace Amsterdam, dan tidak jauh dari stasiun kereta utama Amsterdam Centraal.
Saya yakin para pengunjung first timer kota Amsterdam akan sangat dimudahkan dengan lokasi hotel ini, meskipun begitu signage hotel ini sangatlah discreet dan minimal. You blink, you miss.
TwentySeven Hotel menempati bangunan yang telah berdiri sejak tahun 1913 dan berbagi gedung dengan toko perhiasan Gassan yang berada di lantai dasar dan juga sebuah klub eksklusif by invitation only yang bernama Koninklijke Industrieele Groote Club.
Klub tersebut menempati lantai 1 dan 2 dan hotel menempati lantai 3 hingga lantai 7 yang merupakan lantai tertinggi.
Saya dibantu oleh seorang resepsionis yang mengecek pemesanan kamar saya. Ia menjelaskan aspek-aspek yang berkaitan dengan stay saya dan mengkonfirmasi bahwa tipe kamar yang saya dapatkan adalah tipe Junior Suite.
Dari 16 kamar yang dimiliki oleh hotel ini, 3 diantaranya adalah tipe Junior Suite, 6 adalah tipe 1 Bedroom Suites, dan 7 kamar lainnya adalah tipe Signature Suites.
Karyawan yang bekerja di sini sangatlah ramah dan saya tidak merasakan adanya ‘diskriminasi’ sebagai tamu menginap dengan menggunakan poin Hilton.
Wew! Jujurly, sempat terbersit di kepala saya bahwa bisa saja hotel-hotel butik mewah semacam TwentySeven Hotel ini akan memandang sebelah mata kepada tamu-tamu yang memesan kamar melalui Hilton Honors.
Bahkan di sebuah kesempatan lain, seorang karyawan yang bekerja di front desk, an older gentleman, menawari saya untuk tur ke dalam klub yang kebetulan sedang tidak digunakan untuk pertemuan. Ia dengan sabar mengajak saya memasuki semua ruangan klub, menjelaskan aspek2 klub, dan sejarah dari klub tersebut. Sangat mengesankan!
Kami diberi kunci kamar dan dijelaskan mengenai aspek-apek dari hotel dan juga dikonfirmasi bahwa sebagai anggota Diamond kami memperoleh gratis makan pagi untuk 2 orang. Selesai menyelesaikan proses check-in kami bergegas menuju kamar kami di lantai 4.
TwentySeven Hotel: Junior Suite
Susah menggambarkan TwentySeven Hotel yang dibuka pertama kali di tahun 2017, hotel ini terasa gothic, gelap, mewah, bold, misterius namun menurut saya tidak ‘seram’, dan eksentrik. Jelas sekali, disain hotel ini adalah lawan kata dari minimalis, semua terasa ‘wah’ dan glamor.
Persis setelah sampai di lantai 4, seorang butler yang bertugas untuk membantu kami telah siap menunggu di depan pintu lift dan menyambut kedatangan kami. Ia mengajak kami masuk ke kamar 401 dan menjelaskan aspek-aspek kamar lalu menawari kami welcome drink yang kami hendaki.
Diberi pilihan malah membuat kami bingung sendiri, maka butler menyarankan 2 gelas Champagne yang kami iyakan dengan senang hati. Ia berpamitan sebentar untuk menyiapkan Champagne dan kembali mengantarkannya ke kamar lagi.
Kamar Junior Suite yang berukuran lega ini didisain sangat menarik. Kombinasi warna oranye, tembaga, abu-abu, dan taupe dengan berbagai macam motif ataupun tekstur yang terasa saling bertabrakan namun somehow tetap harmoni.
Ranjang yang dipakai adalah ranjang dengan lebar 180 sentimeter yang terasa nyaman. Menempel di dekat ujung ranjang terdapat meja makan bulat dengan 2 kursi bermotif zebra hitam-putih. Menunggu di meja adalah sebuah welcome letter dan welcome amenity berupa 2 potong coklat sederhana dengan logo hotel.
Uniknya, kamar ini juga dilengkapi dengan ambiance lighting yang dapat diubah-ubah warnanya, sebuah fitur yang baru pertama kali saya temukan di sebuah hotel. Untuk foto-foto dokumentasi ini, saya tidak memilih warna ambiance lighting tertentu namun ini adalah warna default yang telah diatur sebelumnya oleh pihak hotel.
Selayaknya sebuah kamar tipe junior suite, kamar saya memiliki area living room yang jadi satu dengan area bed room. Sofa berwarna taupe dengan bahan bludru dan sebuah arm chair berwarna senada mengisi bagian living room ini.
Kamar ini juga dilengkapi dengan sebuah alat humidifier dari Philips dan juga televisi beserta sistem audio model sound bar.
Minibar berada di dekat sofa dan dilengkapi dengan mesin kopi dengan kopi kapsul bermerek Illy dan teh dari Newby. Berbagai macam pilihan makanan kecil dan minuman disediakan di minibar. Bahkan Champagne dari Dom Perignon pun masuk ke dalam daftar minibar yang disediakan di sini!
Berada di dalam lemari adalah safe deposit box, 2 bantal tidur tambahan, dan juga laundry bag khusus untuk suite 401.
Saya terkesan saat mendapati laundry bag dibuat khusus untuk masing-masing kamar semacam ini, namun rupanya laundry bag ini hanya untuk dipergunakan selama menginap di sini sehingga tidak bisa dibawa pulang. Well, bisa saja saya membawa pulang laundry bag ini selama saya mau membayar sebesar €25. No, thanks!
Semua kamar di TwentySeven Hotel menghadap ke Dam Square yang tentunya sebuah pemandangan yang sangat mengesankan.
Walaupun menghadap ke pusat hiruk-pikuk kota Amsterdam, namun kamar yang saya tempati ini 100% kedap suara! Jendala dengan lapisan dobel ini berhasil menghalau suara bising dari Dam Square dan pintu kamar handmade setebal 10cm berhasil menghalau suara bising suara mondar-mandir orang di luar kamar. Jendela ini juga dapat dibuka sehingga bisa people watching langsung dari kamar.
Kamar mandi berada di sebelah ranjang dan memiliki fitur-fitur thoughtful yang lagi-lagi tidak dimiliki oleh banyak hotel mewah serupa. Selain fitur standar seperti double vanity, ia juga dilengkapi dengan fitur-fitur mewah seperti: sebuah bath tub dengan whirl pool canggih yang dapat memuat 2 orang dan sebuah shower room yang dilengkapi dengan steam room.
Shower room ini juga memiliki 2 set pancuran untuk 2 orang dan juga terdapat fitur untuk memilih ambiance lighting yang para tamu inginkan seperti pencahayaan di kamar tidur. Lantai di kamar mandi juga berpenghangat sehingga sangat membantu di saat musim dingin.
Selain amenities kamar mandi yang mewah dan berteknologi tinggi, TwentySeven Hotel juga tidak tanggung-tanggung dengan pilihan toiletries nya. Jika pada umumnya sebuah hotel hanya menyediakan satu merek toiletries maka hotel ini menggunakan 2 merek dari brand terkenal yaitu: Lalique dan Lanvin.
Toiletries yang digunakan berukuran individual yang tentunya masuk ke dalam koper dan ikut terbang kembali ke Indonesia. 😉
TIdaklah mengagetkan apabila hotel ini menyediakan mesin pengering rambut dari Dyson yang semakin kemari semakin menjadi sebuah bench mark tersendiri untuk hotel-hotel mewah.
Mesin pengering rambut ini disimpan di dalam lemari rak di bawah wastafel bersama dengan slippers dan juga perlengkapan-perlengkapan mandi seperti: sikat gigi, loofah, sanitary bag, dan lain sebagainya.
Kloset berada di ruangan tersendiri yang juga merangkap sebagai sebuah powder room. Kloset ini dapat diakses dari 2 sisi kamar, yaitu dari sisi dalam kamar mandi dan juga dari sisi kamar tidur.
Di malam hari saat kami kembali pulang ke hotel setelah menikmati kota Amsterdam, kami mendapati kamar telah di-turn down, bed cover telah dirapikan ke dalam lemari, botol air dan slippers telah ditaruh di masing-masing sisi ranjang, korden telah ditutup, pencahayaan kamar telah diredupkan, dan pihak housekeeping juga menambahkan bunga segar dalam vas yang ditaruh di atas meja bundar dan juga di masing-masing side table ranjang.
Keseluruhan disain kamar terasa klasik Eropa yang mewah namun terasa sangat whimsical, sepertinya ini yang membedakan hotel ini dengan hotel-hotel mewah yang mengadopsi disain klasik ala Eropa lainnya.
Old world luxury with a twist!
TwentySeven Hotel: Makan Pagi
Keuntungan menginap di hotel-hotel SLH berbekal status elit Gold dan Diamond Hilton Honors adalah adanya gratis sarapan untuk 2 orang.
Ini adalah salah satu aspek yang menjadikan kerjasama Hilton Honors dengan SLH jauh lebih menarik daripada World of Hyatt dengan SLH. Kala itu benefit gratis makan pagi dari status Globalist tidak melekat ke reservasi hotel SLH. Hal inilah yang membuat kerjasama Hilton Honors dan SLH menjadi sebuah game changer bagi saya.
Pada saat check-in telah dijelaskan bahwa kami mendapatkan ‘anggaran’ untuk sarapan senilai €45 per orang yang mengambil venue restoran Bougainville yang berada di lantai 3. Bougainville sendiri merupakan restoran yang mendapat penghargaan Michelin bintang 1 sejak tahun 2018 silam.
Situasi di Bougainville saat itu bisa dibilang sangat sepi, hanya ada 3 meja terpakai selain meja kami. Well, jika hanya memiliki 16 kamar hotel saja maka jika kondisi hotel sedang 100% penuh dan dengan pemikiran semua tamu hotel memilih rate dengan sarapan DAN makan di jam yang sama semua, maka hanya akan ada sekitar 32 orang saja kan.
Jadi saya merasa situasi sepi semacam ini sepertinya adalah hal yang wajar dan situasi sepi tentunya membuat pengalaman sarapan di hotel ini terasa lebih nyaman dan santai.
Sarapan dimulai dari pukul 7:30-11:00 tiap-tiap harinya, kami sendiri memilih untuk makan di pukul 10:00 dan anggaran €45 per orang memperkenankan kami untuk memilih set menu sarapan termahal dan terlengkap yang dinamakan Extensive Breakfast.
Saya melihat hal ini adalah sebuah gestur yang sangat positif dari TwentySeven Hotel, bisa saja kan mereka memberi sarapan Continental yang lebih sederhana ketimbang memberi sarapan lengkap semacam ini. Sebuah poin positif lagi buat hotel ini.
Kami memilih untuk duduk di meja bundar yang bersebelahan dengan jendela. Tak lama dari itu, pelayan datang dan menyajikan set makanan yang kami pesan dan kami diperbolehkan untuk memilih sajian telur yang diinginkan.
Pelayan yang bertugas menyarankan kami untuk mencoba sajian Egg Benedict yang disajikan dengan ham Pata Negra dan kami putuskan untuk mengikuti anjuran pelayan tersebut. Sajian sarapan ditutup dengan Creme Suisse yang disajikan dalam cangkang telur berwarna keemasan.
Bar TwentySeven
Sedikit tambahan, kami menyempatkan diri untuk mengunjungi bar yang berada di sebelah Bougainville yang dinamakan Bar TwentySeven di hari check-in. Bar didisain dengan kesatuan disain yang sama dengan restoran Bougainville dan kami memesan kentang goreng dengan bumbu rendang.
Penutup
Selesai dengan kunjungan 3 malam di kota Copenhagen akhirnya saya terbang kembali ke kota Amsterdam. Saya menginap selama 2 malam di Amsterdam dan saya memutuskan untuk menginap di 2 hotel (again!). Hotel pertama yang saya pilih adalah TwentySeven Hotel yang terletak persis di jantung kota Amsterdam yaitu di Dam Square.
Hotel ini mulai beroperasi tahun 2017 dan masuk dalam jajaran koleksi hotel Small Luxury Hotels of The World (SLH). SLH per tahun 2024 silam telah menjalin kerja sama dengan Hilton Honors dengan memasukkan 400+ hotel tambahan ke dalam jalur pemesanan hotel Hilton Honors (harap diingat bahwa tidak semua hotel SLH bekerja sama dengan Hilton Honors).
Kerja sama ini tentunya memberi dampak positif yang sangat besar bagi para anggota loyal Hilton Honors. Penggunaan poin Hilton ke banyak properti SLH terbukti menguntungkan dan salah satunya untuk penukaran poin di TwentySeven Hotel ini.
Menurut saya, berikut adalah kelebihan dan kekurangan hotel ini murni berdasarkan pengalaman saya kala itu:
(+) Lokasi hotel berada tepat di pusat keramaian kota Amsterdam yaitu di Dam Square sehingga membuat hotel ini sangatlah strategis. Lokasi ini tentunya juga dekat stasiun utama Amsterdam Centraal.
(+) Sebagai anggota Hilton Honors Diamond (Gold ke atas), saya mendapatkan keuntungan gratis sarapan untuk 2 orang saat menginap di hotel-hotel SLH. Sarapan yang diberikan pun berupa set sarapan paling lengkap dan paling mahal
(+) Hotel butik yang sangat mewah dan didisain dengan unik dan whimsical. Seluruh kamar menghadap ke Dam Square sehingga semua kamar dipastikan memiliki pemandangan yang sama-sama superior nya.
(+) Semua kamar adalah tipe suite, kamar terendahnya saja adalah tipe Junior Suite dengan ukuran 40-47 meter persegi
(+) Amenities di dalam kamar mandi juga sangat memuaskan, terdapat: steam room, heated floor, whirlpool, alat pengering rambut Dyson, dan juga 2 pilihan toiletries mewah dari Lalique dan Lanvin. A league of its own
(+) Pelayanan sangat memuaskan dari para karyawan yang bertugas sejak sebelum menginap hingga selesai menginap. Pada saat check-out, saya menyempatkan berbincang-bincang dengan resepsionis dan keesokan harinya saya menerima surel dari hotel yang mengucapkan terima kasih telah menginap di Twenty Seven Hotel, yang mana ini merupakan sesuatu yang lazim untuk sebuah hotel namun di dalam surel tersebut dituliskan beberapa hal spesifik yang menjadi topik perbincangan saya waktu itu. Biasanya hotel hanya mengirimkan surel dengan template yang sama untuk semua tamunya. Impressive!
(-) Dari awal telah dijelaskan melalui surel bahwa tidak ada upgrade kamar, sangat dapat dipahami mengingat hanya ada 16 kamar di hotel ini sehingga space sangatlah terbatas
(-) Disain hotel ini cenderung gelap sehingga mungkin beberapa orang yang menyukai hotel yang terang akan kurang cocok dengan arahan disain hotel ini. Tentu saja ini adalah subyektif dan tergantung preferensi masing-masing tamu
(-) Belum lama ini terjadi devaluasi diam-diam yang membuat penggunaan poin naik sebanyak 20.000 poin dari 110.000 menjadi 130.000 poin Hilton untuk satu malam menginap di sini
(-) Tidak memiliki pusat kebugaran
Saya yang telah menunda selama setahun untuk menginap di hotel ini akhirnya berkesempatan juga merasakan pengalaman mengesankan di TwentySeven Hotel. As far as hotel goes, this one offers a special sensorial experience!