Akhirnya brand Pan Pacific lahir kembali di Indonesia, hotel yang sempat hadir di kota Jakarta tahun 1976 ini dulunya bernama Sari Pan Pacific. Hotel tersebut merupakan hotel Pan Pacific pertama di dunia dan menjadi salah satu hotel legendaris di Jakarta namun sayangnya sekarang telah berubah nama menjadi Sari Pacific Jakarta dan berada di naungan Autograph Collection milik jaringan program loyalti hotel Marriott Bonvoy.
Setelah absen beberapa lama, brand Pan Pacific hadir kembali dan menempati gedung baru yang menjadikannya hotel tertinggi di Indonesia. Hadir dengan nama Pan Pacific Jakarta, ia ‘berhasil’ menggeser tahta Parkroyal Serviced Suites Jakarta dengan predikat hotel tertinggi di Indonesia yang uniknya berada di tower gedung yang sama. Tidak heran, kedua brand hotel ini merupakan sister hotels yang berada di dalam jaringan loyalti GHA DISCOVERY.
Saya kebetulan juga sempat mengulas pengalaman menginap di hotel Parkroyal Serviced Suites Jakarta yang dapat Anda baca di tautan ini. Gelar yang dipegang oleh Parkroyal Serviced Suites Jakarta ini hanya bertahan dalam hitungan bulan saja dan sekarang harus diserahkan kepada saudaranya yaitu Pan Pacific Jakarta.
Di dalam post ini:
Pan Pacific Jakarta: Pemesanan
Saya telah lama menunggu kehadiran hotel ini dan memutuskan untuk menginap di tanggal pembukaannya yaitu di tanggal 1 Juni 2024 dengan menginap selama satu malam. Pemesanan saya lakukan melalui apps GHA DISCOVERY sekitar 1,5 bulan sebelumnya namun sekitar 10 hari sebelum periode stay saya melihat adanya penurunan harga sehingga saya memutuskan untuk membatalkan pemesanan awal dan memesan ulang.
Saya memilih untuk menginap di tipe kamar Junior Suite dengan harapan untuk mendapatkan upgrade ke tipe kamar lebih baik dengan berbekal status elit Titanium yang saya miliki.
Beberapa hari sebelum tanggal 1 Juni 2024, saya menerima pesan tertulis dari pihak hotel melalui Whatโs App yang menginfokan bahwa saya diminta untuk mengubah tanggal menginap karena kamar tipe tersebut belum siap untuk dipakai. Saya menjelaskan bahwa saya tidak berlama-lama di Jakarta dan tujuan utama saya ke ibu kota adalah untuk merasakan menginap di hari pembukaannya dan saya menanyakan mengenai kompensasi jika memang terkena downgrade.
Pada akhirnya tim hotel mengabarkan ke saya bahwa kamar Junior Suite akan dipersiapkan khusus dan saya menjadi satu-satunya tamu yang menginap di tipe suite saat tanggal pembukaan. Well, setidaknya itu yang dijelaskan kepada saya yaโฆ
Pan Pacific Jakarta: Check-In
Saya telah sampai di kota Jakarta sehari sebelum periode menginap dan memutuskan untuk menginap di hotel Four Points Jakarta Thamrin yang letaknya tidak terlalu jauh dari Pan Pacific Jakarta. Di pagi hari dengan pemikiran bahwa hotel telah siap menerima tamu saya mencoba peruntungan dengan segera bergegas menuju ke hotel untuk check-in.
Saya tak lagi dibuat pusing untuk mencapai pintu utama hotel di mana komplek gedungnya relatif besar dan rumit dengan papan penunjuk jalan yang tak kalah membingungkan. Sesampainya di area drop off, saya sedikit bingung mencari pintu utama karena lokasinya persis bersebelahan dengan pintu masuk Parkroyal Serviced Suites Jakarta dan ia belum memiliki papan nama.
Untungnya tim Pan Pacific Jakarta sigap melihat raut wajah kebingungan saya dan menanyakan apakah memang saya hendak menuju ke hotel tersebut. Mr Luis membantu menurunkan tas koper saya dan langsung mengurusnya masuk ke dalam. Ia adalah Chief Concierge yang khusus didatangkan selama 2 minggu di Jakarta dari hotel Pan Pacific London untuk membantu memastikan pembukaan hotel berjalan lancar.
Ia menginformasikan bahwa saya adalah tamu pertama yang datang di tanggal pembukaan ini yang tentunya menjadi sebuah pengalaman unik tersendiri bagi saya. Walaupun begitu, tidak ada perayaan apapun sehingga saya tidak melihat hal itu sebagai sebuah hal yang besar dan jujur terasa seperti proses check-in reguler. Lucunya, 2 hari setelah periode check-out, seorang teman memberitahu saya bahwa rupanya ada tamu lain yang sepertinya sudah pre-selected untuk menjadi tamu pertama dengan segala perayaannya. Zinggg… Awkward! ๐
Anyway, memasuki ruangan lobby tidaklah terasa mengagumkan bahkan mungkin terasa cukup sederhana. Berbeda dengan lobi tetangganya (Parkroyal Serviced Suites Jakarta) yang terasa lebih luas dan lebih โkomplitโ. Saya dibawa menuju ke counter check-in dan menyelesaikan proses check-in sambil berbincang-bincang dengan tim yang bertugas.
Saya memutuskan untuk membayar di depan dan diminta untuk duduk sejenak untuk memastikan kamar saya telah siap. Berhubung saya datang jauh lebih awal dari jam check-in reguler maka menunggu kamar dipersiapkan adalah hal yang sangat bisa dimaklumi. Saya diberikan segelas minuman selamat datang dan sekitar 15 menit berikutnya kamar saya telah selesai dipersiapkan, saya bergegas menuju ke lift dan dihantar menuju kamar.
Pan Pacific Jakarta: Junior Suite
Lift melesat membawa kami sampai di lantai 83 dengan kilat. Saya mendapatkan kamar nomor 8311 yang berada di sudut. Junior Suite ini berukuran 55 meter persegi dan terdisain moderen dengan garisan-garisan bersih dan rapi. Pertama kali memasuki kamar, sudah terasa AC sepertinya tidak berjalan dengan sempurna karena ruangan tidak terasa dingin.
Untuk diketahui, keuntungan untuk mendapatkan upgrade tipe kamar berbekal status elit dari GHA DISCOVERY kala itu dijelaskan hanya sampai ke tipe Junior Suite saja, sehingga sayang sekali saya tidak mendapatkan upgrade untuk reservasi yang saya lakukan (lagi pula, kamar upgrade juga tidak tersedia di hari pembukaan).
Terdapat sebuah powder room berukuran kecil yang dilengkapi dengan sebuah kloset dan wastafel, sebagai hotel baru saya dapat memaklumi jika masih ada beberapa kekurangan di beberapa aspek. Untuk powder room, mereka lupa menyediakan sabun cuci tangan dan juga handuk kecil.
Ruangan tempat tidur ditata berada di tengah-tengah ruangan yang membelakangi sederet lemari yang difungsikan untuk mini bar, rak untuk menaruh bagasi dan juga lemari pakaian. Ranjang berukuran king ini menghadap ke pemandangan skyline Jakarta dengan bangunan-bangunan pencakar langit.
Tirai dan blinds sendiri merupakan tirai dan blinds konvensional yang dibuka dan ditutup secara manual dengan tangan. Seperti pengalaman menginap di Parkroyal Serviced Suites Jakarta yang lalu, saya mendapati jendela dalam keadaan sangat kotor sehingga mengurangi keindahan pemandangan kota Jakarta ini. Hotel dengan ketinggian mencapai 90 lantai tentunya akan berpotensi untuk berkendala dengan membersihkan kaca-kaca jendela dari luar ya!
Mereka menyediakan ranjang dengan tingkat firmness yang nyaman bagi saya dengan 5 bantal berukuran besar tertata di atasnya dan 1 bantal tambahan diletakkan di dalam lemari. Tombol pengaturan lampu semuanya berada di masing-masing side table. Mereka sepertinya lupa mengatur sudut lampu saat hendak menggunakan lampu baca sehingga jika tombol yang berada di sisi kiri ditekan, lampu baca menyorot di area kepala sisi kanan dan sebaliknya. Masalah minor yang seharusnya dapat segera diperbaiki.
Sebagai sebuah kamar tipe Junior Suite, hotel ini dilengkapi dengan sebuah living room yang menjadi 1 dengan area kamar tidur. Menunggu di meja di dekat sofa adalah welcome amenity yang berupa sepiring berisikan buah-buahan segar, 4 butir coklat yang tertata cantik di atas piring, dan juga sebuah welcome letter.
Mini bar dan kulkas tertata rapi dalam sebuah lemari sehingga tidak terlihat langsung saat berada di dalam kamar. Tersedia kettle pemanas air, 2 botol air minum, teh dari TWG, kopi dan mesin kopi dari Nespresso beserta gula dan krimernya. Tak lupa terdapat cemilan-cemilan dan minuman di dalam kulkas yang sayangnya berbayar.
Ada terdapat 4 lemari pakaian yang tentunya menawarkan space yang melimpah bagi para tamu yang menginap dengan durasi lama. Di dalam lemari juga telah disediakan safe deposit box, meja setrika lengkap dengan alat setrika dan juga steamer pakaian terpisah, 2 jubah mandi, gantungan-gantungan baju, 2 slippers, sendok sepatu dan juga sikat sepatu.
Area kamar mandi berada persis di sudut ruangan dengan dikelilingi kaca jendela sehingga terasa sangat cerah. Terdapat 2 vanity sehingga space untuk menaruh perlengkapan mandi bisa dibilang luas. Amenity di sekitaran wastafel bisa dibilang lengkap hanya saja mereka kelupaan untuk menyediakan lotion untuk badan. Satu hal yang menonjol adalah mereka menyediakan mesin pengering rambut yang tengah sangat kekinian yaitu dari Dyson. Swag!
Di dalam ruangan kamar mandi terdapat bath tub yang terpisah dengan ruangan shower dan juga kloset. Bath tub yang dipilih merupakan bath tub berbentuk tradisional namun yang sangat menarik adalah adanya fitur bantal busa yang tentunya membuat pengalaman berendam menjadi lebih nyaman. Tersedia pula untuk bath tub: garam mandi, sabut mandi (loofah), handuk kecil, dan sabun mandi cair dalam kemasan botol individual.
Kamar shower dilengkapi dengan pancuran air 2 mode, mode hand held yang dapat digantung dan juga rain shower. Debit airnya sangat memuaskan namun sayangnya selepas mandi air mengalir ke luar ruangan shower hingga membanjiri ruangan kloset.
Toiletries yang digunakan adalah dari merek Balmain dari Perancis berukuran besar yang tentunya mewah. Saya sempat berharap jika ia akan menggunakan merek Diptyque yang juga dipakai oleh Pan Pacific Orchard Singapore namun rupanya menggunakan toiletries yang dipakai hotel Pan Pacific pada umumnya.
Perihal AC bermasalah yang sempat saya sebut di awal, saya meminta bantuan teknisi yang bertugas untuk memperbaikinya, teknisi datang di 2 kali kesempatan dan untungnya ia berhasil memperbaiki AC kamar saya. Akan sangat disayangkan apabila saya harus berpindah kamar yang tandanya saya harus dikenakan downgrade ke kamar โbiasaโ.
Di salah satu kesempatan saat saya kembali masuk ke kamar, saya mendapati pihak hotel telah melakukan turndown service dan juga menyematkan sebuah hadiah khusus berupa tumbler dengan desain yang spesial dibuat untuk tamu Pan Pacific Jakarta yang menginap menggunakan rate khusus pembukaan. Tumbler dengan disain batik ini bukanlah tumbler ‘biasa’ namun merupakan kreasi Iwan Tirta yang mana adalah salah satu disainer pakaian kondang Indonesia. Tumbler ini dikemas dalam sebuah kardus eksklusif dengan paper bag branded Iwan Tirta dan juga hadir dengan surat pengantarnya. A truly nice touch!
Pan Pacific Jakarta: Executive Lounge di Pacific Club
Ketika jam menunjukkan sekitar pukul 13:45, saya memutuskan untuk mengeksplor hotel dengan perhentian pertama di executive lounge. Dikarenakan tipe kamar yang saya pesan adalah tipe Junior Suite, maka saya diperbolehkan untuk mengakses executive lounge yang dinamakan Pacific Club. Pacific Club ini berlokasi di lantai 90 yang merupakan lantai puncak dari gedung ini.
Untuk mengakses club ini, kita akan melewati pintu dorong raksasa yang membuat kesan megah tersendiri. Saya memberitahu ke club attendant nomor kamar saya dan saya dipersilahkan masuk, club sedang dalam keadaan kosong dan rupanya saya adalah tamu pertama yang mengakses club, bisa dipahami pukul 14:00 adalah jam check-in reguler sehingga normalnya belum ada tamu yang mengakses club. ๐
Pacific Club terasa eksklusif dengan plafon yang tinggi dan elemen disain moderen dan bersih. Melewati area penerimaan, para tamu melewati semacam jalan yang relatif sempit (lorong) dan akhirnya sampai ke ruangan club yang luas dan lega. Mereka menggunakan dekor yang menyerupai batu alam masif dengan warna senada yang berhasil membuat kesan semakin grand di ruangan tersebut.
Pertama melihat, saya mengira batu alam tersebut adalah batu alam asli rupanya bukan terbuat dari batu dan hanya elemen disain batu palsu. Tentunya tidak menjadi masalah ya, selama efek yang berhasil dibuat adalah efek mewah dan tidak terlihat ‘cheap‘.
Kondisi club yang belum menerima tamu sama sekali tentunya memudahkan saya untuk mendokumentasikan setiap sisi ruangan. Kala itu, tirai masih dalam keadaan tertutup dan seorang petugas menawarkan untuk membuka tirai. Dengan posisinya di lantai 90 tentunya dengan keadaan jendela terbuka membuat club terasa makin mewah.
Saya menyempatkan untuk berbincang-bincang dengan karyawan yang bertugas dan mengambil sepiring kecil makanan yang disediakan berupa buah segar, beberapa potong keju, dan juga mengorder segelas es kopi susu.
Saat berbincang-bincang dengan petugas, saya diberitahukan bahwa pukul 14:00 adalah dimulainya waktu afternoon tea dan akan berakhir di pukul 16:00. Unik juga afternoon tea dimulai seawal itu yang mana di hotel-hotel lain saya mendapati afternoon tea dimulai di pukul 15:00 dan berakhir di pukul 17:00. Setidaknya timing tersebut sangat ideal untuk saya yang kebetulan ‘tidak sengaja’ sedang mengakses club!
Saya disodorin sebuah menu yang dapat saya pilih untuk afternoon tea, yaitu pilihan makanan khas Asia atau afternoon tea tradisional ala Inggris. Di kesempatan ini, saya yang datang di club sendirian akhirnya memutuskan untuk memilih hidangan English high tea yang terlihat lebih menarik di mata saya.
English high tea disajikan dengan model 3-tier makanan dengan penyusunan makanan manis di 2 tier teratas dan 1 tier terbawah disajikan makanan-makanan asin savory. Terpisah dari tier ada juga disajikan scones yang tentunya merupakan hidangan khas English high tea beserta krim dan juga selai-selainya.
Jujur saya tidak mengira bahwa afternoon tea akan semewah dan se-proper ini. Makanan terlihat sangat menarik dan tak hanya menarik juga diimbangi dengan rasa yang enak. Setidaknya menurut opini saya ya!
Semakin sore, club mulai makin terisi dengan para tamu menginap, saya berharap tetangga-tetangga saya memesan menu Asia agar saya dapat ‘mengintip’ tampilannya seperti apa, namun saya kurang beruntung karena semua yang di sana juga memesan English high tea sehingga saya tidak bisa mendokumentasikan pembandingnya.
Saya sangat menikmati suasana afternoon tea dengan intermezzo dengan beberapa karyawan yang kala itu adalah Miss Shine yang merupakan perbantuan dari Pan Pacific Singapore dan juga dengan Bapak Budi selaku Complex Director Operations.
Selesai menikmati afternoon tea yang tentunya sangat mengenyangkan, saya kembali mengelilingi area-area lain dari hotel dan nantinya saya kembali di jam evening cocktails yang dimulai di pukul 18:00 dan berakhir di pukul 20:00.
Berbeda dengan afternoon tea yang terasa mewah melimpah, saya merasa evening cocktails malah terlihat sangat sederhana. Istilahnya: Kebanting dengan sajian afternoon tea beberapa jam silam. Untuk minuman alkohol telah menanti beberapa macam pilihan wine dingin dan juga dapat memilih minuman spesial hasil kreasi bartender. Untuk makanan dapat diambil di area buffet yang terasa terlalu minimalis dan kurang substansial. Underwhelming.
Makanan-makanan yang disajikan lebih berupa finger food yang ringan dan tidaklah ‘mengenyangkan’. Tidaklah masalah bagi saya yang memang hanya mempergunakan waktu evening cocktails untuk bersantai sejenak dan nantinya saya hendak bepergian ke luar hotel dengan beberapa teman saya yang datang mengunjungi saya.
Terlepas dari fakta itu, sepertinya Pan Pacific jakarta perlu memperbaiki sajian evening cocktails yang mereka sajikan agar dapat bersaing dengan afternoon tea yang nothing short of impressive.
Sedikit tambahan informasi, saya hanya menginap semalam dan saya meminta late check-out hingga pukul 16:00. Kebetulan saya telah keluar hotel di siang hari untuk bergegas terbang pulang ke Denpasar sehingga teman saya yang menemani menginap yang menikmati fasilitas late check-out tersebut.
Pihak hotel sangat berbaik hati dengan memberi akses afternoon tea di hari check-out. Di hari tersebut, teman saya menginformasikan bahwa afternoon tea tidak lagi disajikan dengan tier yang dikirim ke masing-masing meja namun semata-mata hanya disajikan secara buffet yang menyerupai sajian evening cocktails di malam sebelumnya.
Dengan mempertimbangkan hal itu, saya tidak bisa memastikan bahwa jika Anda memutuskan untuk menginap di sana dan mengakses afternoon tea juga akan merasakan pengalaman yang sama dengan saya dengan sajian dengan tier atau penyajian secara buffet. Menurut saya sajian secara buffet jelas sangat inferior jika dibandingan dengan sajian yang saya nikmati kala itu.
Pan Pacific Jakarta: Makan Pagi
Saya memilih rate menginap dengan sarapan pagi untuk 2 orang. Sarapan mengambil venue Keyaki yang berada di lantai yang sama dengan Pacific Club di lantai 90.
Hari itu adalah hari Minggu pagi dan lokasi hotel yang berada di area Car Free Day (CFD) tentunya saya sempatkan untuk mengikuti CFD. Seusai berolahraga saya bergegas menuju ke Keyaki dan teman saya telah menunggu di dalam untuk menikmati sajian makan pagi. Sarapan sendiri dimulai pukul 06:00 dan berakhir di pukul 11:00 yang tentunya cukup siang.
Keyaki tidaklah berukuran terlalu besar, sehingga rumah makan yang di luar jam sarapan menyajikan makanan khas Jepang ini terasa intim dan nyaman. Pemilihan elemen disain yang cenderung gelap dengan perpaduan warna gelap lainnya ini berhasil membuat ruangan terasa lebih eksklusif dan mewah.
Sarapan disajikan secara buffet dan juga a la carte. Sajian buffet digelar di meja bar panjang khas Jepang dan hidangan seperti sereal, salad, charcuterie, buah potong, roti-rotian tawar, manis, dan gurih semuanya disajikan di area ini. Saya tidak banyak memilih makanan di area buffet karena saya lebih tertarik untuk menikmati sajian a la carte.
Menu a la carte yang ditawarkan banyak yang menarik perhatian saya, ingin rasanya untuk mencoba berbagai macam makanan kala itu. Bapak Rizki selaku salah satu karyawan bertugas dengan ramah menginformasikan bahwa porsi makanan cenderung besar sehingga saya meminta agar diberikan setengah porsi untuk tiap-tiap makanan yang saya pilih. Ia dengan senang hati membantu mengakomodasi permintaan saya dan untungnya saya meminta porsi setengah karena memang porsinya bisa dibilang sangat besar untuk standar sajian makanan. Jika boleh dibilang porsi setengah saja terlihat seperti sebuah sajian seporsi utuh!
Secara kualitas makanan, lagi-lagi saya dibuat terpukau dengan sajian makan paginya. Makanan a la carte terasa mewah dengan cita rasa yang cocok dengan lidah saya. Penyajian juga sangatlah menarik sehingga menjadikan makan pagi terasa makin menyenangkan.
Selain makanan a la carte yang memuaskan, saya juga mendapati pilihan minuman juga sangat memuaskan. Jujur saya mengalami kesulitan untuk mengerem asupan kafein harian saya kala itu dan setidaknya memesan 3 minuman berbahan utama kopi dan juga memesan 1 kopi (Dirty Matcha Latte) untuk saya bawa ke luar Keyaki! Kualitas minuman lainnya juga tak kalah dengan sajian kopinya!
Boleh dibilang saya sangat puas dengan hidangan makan pagi yang ditawarkan oleh Pan Pacific Jakarta yang membuat pengalaman menginap saya terasa makin mengesankan!
Pan Pacific Jakarta: Kolam Renang & Pusat Kebugaran
Fasilitas kolam renang dan pusat kebugaran yang dimiliki oleh Pan Pacific Jakarta ‘sayangnya’ berbagi dengan Parkroyal Serviced Suites Jakarta sehingga saya tidak mendapati hal baru dengan fasilitas-fasilitas tersebut.
Memang waktu menginap kala itu, fasilitas kolam renang belumlah sempurna seperti di bagian bar masih dalam tahap pengerjaan dan sekarang telah selesai dan sudah beroperasi maksimal. Itulah pembeda antara pengalaman mengakses fasilitas kolam renang saat itu dengan beberapa bulan sebelum ini. Berikut ini adalah tautan pengalaman menginap saya di Parkroyal Serviced Suites Jakarta bagi Anda yang hendak melihat perbedaannya.
Kolam Renang
Kolam renang berada di lantai 71 dan semua terasa sama dengan pengalaman mengakses di bulan Januari 2024 silam. Bar yang tempo hari sedang dalam tahap pengerjaan kini telah beroperasi dan uniknya ia menyediakan minuman infused water, 2 pilihan jus, juga tersedia sepiring potongan buah segar dan juga cemilan. Generous!
Pusat Kebugaran
Tidak ada hal yang berbeda dengan pusat kebugaran yang dari sejak awal pembukaan Parkroyal Serviced Suites Jakarta telah beroperasi hingga saat ini. Pusat kebugaran berada dekat dari fasilitas kolam renang yang juga berada di lantai 71.
Penutup
Kelahiran kembali brand Pan Pacific di kota Jakarta pada khususnya dan di negara Indonesia pada umumnya, tentunya adalah sebuah event yang sudah saya tunggu-tunggu. Dulu, Pan Pacific juga berada di jalan Thamrin dengan nama Sari Pan Pacific yang sekarang bermetamorfosa menjadi Sari Pacific yang berada di bawah naungan program loyalti Marriott Bonvoy.
Hotel Sari Pan Pacific adalah salah satu hotel legendaris yang dimiliki oleh negara Indonesia waktu itu, dan semasa kecil saya dan keluarga kerap berkunjung ke hotel ini apabila bepergian ke Jakarta. Hal ini tentunya menorehkan kesan sentimental tersendiri buat saya, saya masih ingat sekali bahwa hotel ini dulunya sangat dikenal dengan toko pastries yang dulu masih cukup jarang ditemui ada di Indonesia.
Hadirnya kembali Pan Pacific mengambil alamat baru yang sangat prestisius dengan lokasi yang tak kalah dekatnya dengan Bundaran HI. Ia juga menempati bangunan tertinggi di Indonesia yang tentunya menjadikannya menyandang predikat hotel tertinggi di Indonesia.
Saya berkesempatan untuk menginap di hari pembukaannya selama 1 malam di hotel ini walaupun pengalaman menginap ini tidaklah sempurna namun saya tidak akan ragu untuk kembali menginap di hotel ini.
Menurut saya, berikut adalah kelebihan dan kekurangan hotel ini murni berdasarkan pengalaman saya kala itu:
(+) Lokasi strategis di area Thamrin yang dekat dengan pusat perbelanjaan Grand Indonesia dan Plasa Indonesia. Hotel ini juga relatif dekat dengan stasiun Sudirman Baru yang tentunya sangat convenient bagi mereka yang ingin naik kereta dari bandara CGK menuju hotel. Bahkan di masa depan akan ada perhentian MRT di area kompleks bangunan ini.
(+) Hotel yang baru saja dibuka sehingga semuanya masih brand new!
(+) Sajian afternoon tea di Pacific Club sangat mengesankan
(+) Sajian makan pagi di Keyaki yang tak kalah fantastis
(+) Servis yang sangat baik dari semua karyawan yang bertugas
(+) Amenities kamar yang lengkap, canggih, dan mewah
(-) Sayangnya saya tidak mendapatkan upgrade 2 langkah sebagai anggota Titanium karena saya mengambil tipe Junior Suite yang rupanya tidak eligible untuk mendapatkan upgrade lebih lanjut (waktu itu tipe kamar saya sebenarnya belum beroperasi namun mereka mengusahakan untuk menyelesaikan agar dapat saya pergunakan)
(-) Berbagi fasilitas seperti pusat kebugaran dan kolam renang dengan Parkroyal Serviced Suites Jakarta yang berada di bangunan yang sama namun di lantai lebih rendah
(-) Opsi restoran sangatlah sedikit, hanya ada terdapat sebuah restoran yang bernama Keyaki yang juga menjadi venue untuk sarapan
(-) Sajian evening cocktails yang kurang menarik
(-) Lobi kurang mengesankan apalagi untuk sebuah hotel bintang 5 sekaliber Pan Pacific
(-) Signage untuk menuju ke hotel cukup membingungkan saat pertama kali memasuki hotel. Area facade hotel juga belum ada papan nama Pan Pacific sehingga para tamu berpotensi mengalami kesulitan untuk menemukan pintu masuk hotel
(-) Kala itu saya mengalami masalah minor seperti AC dan tidak sempurnanya ketersediaan amenities seperti tidak adanya sabun dan handuk kecil di powder room dan tidak adanya body lotion di kamar mandi utama. Tentunya hal minor ini tidak mengganggu pengalaman menginap dan bisa dengan mudah diperbaiki. Namun masalah air yang banjir keluar hingga masuk ke ruang kloset saat mand menjadikan masalah yang lebih pelik.
Pengalaman menginap yang positif ini membuat saya yakin bahwa akan kembali menginap di Pan Pacific Jakarta di kesempatan yang akan datang.
Nice detailed review! Good to know bahwa maksimum upgrade adalah ke tipe Junior Suite. FYI, saya kemarin sempat tanya via email, di Pan Pacific Jakarta ini member GHA Titanium tidak mendapat free breakfast dan free lounge access, hanya mendapat room upgrade saja.
Saya sebetulnya sudah mengincar untuk mencoba hotel ini, namun ternyata hotel ini belum ada kids club/playground, sehingga sementara saya urungkan dulu.
Makasih Pak Arief atas apresiasianya ๐
Untuk free breakfast memang Titanium nggak dapat sih.. baru sebagian brands under GHA yg memberikan sarapan gratis untuk anggota Titanium. Nah untuk lounge access, saya sebelum menginap juga sudah menanyakan mengenai aspek ini dan sesuai respon yang bapak terima, tidak mendapat akses ke lounge. Sangat disayangkan, mengingat Kempinski tetangganya memberi akses lounge utk kamar yg upgradenya eligible utk club access.
Untuk kids club, saya juga tidak melihat adanya fasilitas ini sih. Juga kurang paham apakah akan ada kids club di masa yang akan datang
Saya abis check yg premiere King dengan harga pre-opening. Itu udah include Breakfast, cm ga tau kalau dapat upgrade ke junior suite apakah masi dapat tea time dan cocktail.
Nice review! Rencana nginep akhir july ๐
Good luck ya! Moga2 pengalamannya juga positif, untuk club access, better check ke hotelnya ya, daripada kecewa nanti pas stay nya
Pak, mau tanya untuk GHA Titanium jadi paling tinggi upgradenga adalah Junior Suite ya? Atau premier suite?
Dan kamar yg minimal d booking u/ mendapatkan upgrade tersebut apa ya?
Terima kasih
Saya dapat infonya sih begitu ya, jadi upgrade max ke Junior Suite. Namun mengingat ini hotel nya masih baru banget dan bahkan belum grand opening, jadi subject to change, lebih baik kontak ke hotelnya aja agar tidak kecewa. Lalu kalau 2 tingkat upgrade ke Junior Suite jika memang menilik dari apps sepertinya musti book Pacific Club Premier. Again, saya sarankan untuk reach out ke hotelnya dulu untuk lebih pastinya
Hotel belum sediain suite upgrade saat sy ke sana, even untuk Titanium GHA. Padahal ada room yg available di website reservasi. Jadi meski memesan executive room, tidak ada room upgrade yg diberikan. Hanya sebatas voucher makan di Keiyaki $25. Cukup mengecewakan.
Sebenernya mengenai upgrade itu memang tidak di-disclosed secara gamblang sih ya, jadi sepertinya lebih ke hoki-hokian. Jika tidak dapat upgrade, pihak hotel juga tidak wajib ngasi kompensasi apa-apa, jadi kalau dia kasih $25 food credit di Keyaki tuh gesture positif dari pihak hotel. Seringkali terjadi di saya di chain hotel berbeda, mereka ga kasi suite upgrade dan ga ada kompensasi apa2, jadi termasuk baik banget si Pan Pacific Jakarta ngasi kredit. Oh ya, Waktu itu book executive room dengan atau tanpa club access?
Memang sih hoki-hokian, namun melihat pengalaman beberapa guest yg menginap sebelumnya mendapat upgrade, itu yang membuat merasa kecewa, padahal sengaja booking di hari minggu supaya less guest, easier to manage expectations.
Kebetulan waktu itu book club access, dan bahkan club experience nya tidak sebagus yg rekan Paulo share di atas. Even menu afternoon tea hanya bisa disampaikan secara verbal. Dan breakfast umum/tamu guest semua digabung di club lounge yang sangat2 mengurangi eksklusivitas club, juga menu ala carte breakfast nya tidak selengkap dan se-premium yg ada di keiyaki. Benar-benar tuh ekspektasi dan realitanya jauh sekali.
Oh begitu yaa.. memiliki status elit dan expecting upgrade memang menjadi hal yang susah dipisahkan ya.. saya sendiri juga sering bete kalau nggak dapat upgrade yang diinginkan ๐
Untuk club experience ini memang yang menarik perhatian saya sih, karena di hari pembukaan afternoon tea nya sangatttt bagus tapi di hari berikutnya langsung turun drastis jadi sepertinya mereka masih tweaking yah. Bahkan breakfast juga dijadikan satu di club nya ya? wahwahwahhh..
Halo ka Paulo!
Saya melihat review anda yang di tipe kamar Junior Suite sangat menarik. Kala itu saya juga sempat menginap disana dan book di tipe kamar Premier Suite (kalau di Aplikasi lebih tinggi tipenya) namun sepertinya Junior Suitenya terlihat lebih bagus & lebih lengkap. Salah satunya di bathtub (di Premier Suite yang saya tempati saat itu tidak ada bantalan & tray). Dan saat saya disana juga kamarnya masih banyak debu & sink kamar mandi tamu pun bocor sehingga tidak bisa digunakan. Menurut saya mereka terlalu terburu buru untuk membuka hotel ini. Jadi untuk yang mau menginap sepertinya Junior Suite sudah cukup karena Premier Suitenya bahkan lebih buruk (menurut pendapat saya)
Thank you
Oh wow, disayangkan banget ya, padahal saya ngarep banget bisa cobain yang Premier Suite malah Junior Suite terasa lebih bagus ya? :)) Kamar saya waktu itu juga belum sempurna, AC bermasalah dan musti diperbaiki di 2 kali kesempatan baru bisa berfungsi baik. Untungnya kamar tidak terasa bau cat, tidak berdebu walaupun amenity terasa belum lengkap. Service lapse juga terjadi walaupun minor dan sangat bisa dimaklumi sebagai hotel yang baru hari itu buka.
Setahu saya, hotel ini belum grand opening (masih soft opening) sehingga kita musti (lagi-lagi) memaklumi kalau masih belum sempurna dari segi hard dan soft products nya
Yes, saya juga akan memaklumi sih kalau memang ada hal” seperti debu, namun untuk amenities & layoutnya agak disayangkan jika berbeda lumayan antara Junior & Premier. Bahkan di Premier saya tidak mendapatkan Hair Dryer Dyson (setelah saya cek dengan istri saya, karena beliau yang menggunakan). Saya sudah coba mereview juga di survey yang diberikan, namun belum ada balasan sama sekali dari mereka. Well, last though its better on Junior then Premiere ๐
Paham banget, kebetulan waktu itu kamar Premier Suite belum ready jadi nggak bisa minta room inspection juga nih. Interesting juga ya kalau kamarnya nggak pakai Dyson, padahal better category drpd kamar saya ya. Moga2 bisa segera dapat feedback dari mereka ya ๐
Wah, kepo banget kalo ngga Junior Suite apa dapat Dyson juga ya
Haha, saya juga penasaran nih, langsung kontak ke hotelnya aja better ๐
Wah Dyson-nya keren banget, pngen coba deh. Thank you buat reviewnya!
my pleasure! :))