JW Marriott Hotel Kuala Lumpur menjadi hotel berikutnya yang akan saya ulas dan ini merupakan sebuah stay yang terasa unik dan unexpected yang akan saya jelaskan nanti di bagian ‘Pendahuluan’. Periode menginap di hotel mewah di bawah naungan program loyalti Marriott Bonvoy ini berlangsung di pertengahan bulan Maret 2025 lalu.
Selesai dengan satu malam menginap yang sangat mengesankan di The St. Regis Singapore, kami mengemas koper dan terbang menuju ke Kuala Lumpur untuk menginap selama 5 malam di kota ini. Kunjungan ini juga merupakan kunjungan medical tourism seperti saat di Singapura malam sebelumnya.
Ini bukanlah kali pertama saya menginap di hotel bintang 5 yang berlokasi di area yang sangat strategis dan tourist-friendly ini. Lokasinya ada di area Bukit Bintang yang berseberangan persis dengan pusat perbelanjaan mewah Pavilion, singkatnya lokasi Bukit Bintang ini seperti Orchard Road-nya Singapura (menurut saya ya!).
Di dalam post ini:
Pendahuluan
Saya sempat mengatakan bahwa stay di JW Marriott Hotel Kuala Lumpur kali ini terasa unik dan unexpected, ini dikarenakan kami tidak berencana untuk menginap di hotel ini. Alih-alih menginap di sini, saya sebenarnya telah memiliki reservasi dengan hotel The Westin Kuala Lumpur yang juga berada di area yang sama namun dengan harga menginap yang tentu saja lebih ramah dengan kantong.
Kami memang secara spesifik memilih akomodasi di area Bukit Bintang for convenient dan ada terdapat 3 hotel kontender utama yang kesemuanya tergabung dengan Marriott Bonvoy, ketiga hotel tersebut adalah The Westin, JW Marriott, dan The Ritz-Carlton. Dikarenakan tujuan wisata medis dan kami tidak akan banyak berdiam diri di hotel maka kami merasa The Westin merupakan pilihan terbaik karena harganya paling ekonomis dibandingkan 2 lainnya.
Selain 3 hotel pilihan tersebut, ada juga 2 hotel lainnya yang juga bisa dikategorikan di area yang sama albeit sedikit lebih jauh dari Pavilion, yaitu: Pan Pacific Serviced Suites Kuala Lumpur dan PARKROYAL COLLECTION Kuala Lumpur. Keduanya tergabung dalam program loyalti GHA DISCOVERY yang sudah saya ulas sebelumnya.
‘Masalah’ dimulai di saat kedatangan kami untuk check-in, kami sampai di area drop-off hotel The Westin dan beberapa bell men membantu mengamankan bagasi dan kami dipersilahkan masuk untuk proses registrasi. Saya belum merasakan hal yang janggal pada saat masuk ke lobi utama hanya saja saya melihat hotel tidak sedang dalam keadaan dingin dan sebagian area terlihat agak gelap.
Pada saat giliran kami untuk check-in, petugas menjelaskan bahwa hotel sedang mengalami pemadaman listrik total selama satu hari dan bersifat mendadak. Pemadaman ini sebenarnya adalah pemadaman parsial berkala dan sudah direncanakan sebelumnya. Tidak diketahui secara pasti mengapa pemerintah memutuskan untuk melakukan pemadaman total, setidaknya itu yang dijelaskan oleh petugas check-in kepada saya.
Hal ini tentu saja membuat pihak hotel kalang kabut dan tidak sempat memberitahu para calon tamu yang akan datang menginap seperti kami. Kemalangan yang mereka rasakan hari itu berdampak pada keberuntungan bagi kami, karena kami dipindahkan ke hotel JW Marriott yang berada persis di sebelahnya.
Memang mereka sempat berusaha negosiasi untuk mengurangi kerugian dengan hanya memindahkan kami selama satu malam di hotel JW Marriott dan 4 malam sisanya kembali menginap di The Westin. Namun jelas ini defeat the purpose dari maksud awal kami yang langsung memesan 5 malam karena memang kami tidak mau pusing dengan packing dan unpacking barang bawaan dikarenakan sebagian waktu akan banyak dihabiskan di rumah sakit.
Saya sangat bersimpati dengan pihak hotel terutama kepada karyawan-karyawan Front Desk yang dipusingkan dengan mencarikan alternatif akomodasi untuk semua tamu. Saya tidak berusaha mencari kesempatan dalam kesempitan dengan menambah masalah baru bagi mereka namun saya juga tidak mau direpotkan dengan pindah-pindah hotel dan pada akhirnya kami dipindahkan sepenuhnya ke JW Marriott.
JW Marriott Hotel Kuala Lumpur: Check-In
Bell men membantu mengantar kami berjalan menuju ke hotel JW Marriott Hotel Kuala Lumpur (JW Marriott KL) yang hanya berada sekitar 50 meter dari The Westin Kuala Lumpur. JW Marriott masuk dalam kategori tier ‘Luxury’ yang bersanding sejajar dengan brand lainnya seperti: The St. Regis, EDITION, The Ritz-Carlton, The Luxury Collection, dan W Hotels. Tentu saja secara penampilan gedung maupun lobi terasa lebih ‘wah’ jika dibandingkan dengan The Westin yang masuk di kategori ‘Premium’.
JW Marriott KL dan hotel The Ritz-Carlton Kuala Lumpur berada menjadi satu bangunan dengan pusat perbelanjaan mewah yang bernama The Starhill. Facade dari bangunan The Starhill ini memang terasa glitzy dan hadirnya toko arloji luxe Patek Philippe yang berada menjadi satu area dengan lobi JW Marriott KL tentunya memberi aura kemewahan tersendiri.
Atrium hotel yang mendapat julukan ‘The Happening Hotel’ ini terlihat megah dan moderen dengan plafon tinggi dan lampu gantung berbentuk lingkaran-lingkaran yang terlihat mengambang di udara. Kami berjalan ke arah kiri ruangan menghampiri meja reception dan setelah mengantri beberapa saat tiba giliran kami untuk registrasi.
Petugas telah memahami situasi tanpa harus kami jelaskan kembali dan segera membantu menyelesaikan proses registrasi ini. Terlihat raut wajah sedikit kebingungan dari front desk agent yang menangani kami karena jelas situasi dan kondisi ‘pemesanan’ ini tidaklah lazim. Ia didampingi supervisor dan berdua mereka menyelesaikan urusan check-in ini dengan cepat.
Dipindahkan ke hotel yang lebih mewah tentunya sangat menyenangkan ya, namun bisa dibayangkan kebanjiran tamu dari hotel The Westin tentunya berdampak pada inventory kamar yang tersedia. Sayang sekali kami tidak mendapat upgrade sama sekali, saya juga sudah mengecek via apps Marriott Bonvoy dan hotel memang sedang dalam keadaan sold out. Tentu saja ini sangatlah bisa dipahami dan bukan menjadi hal yang besar buat kami.
JW Marriott Hotel Kuala Lumpur: Superior Twin
Selesai dengan proses check-in, kami segera bergegas menuju ke kamar kami yang berada di lantai 20. Hallway terasa klasik Eropa dengan sentuhan moderen dengan pewarnaan netral.
Kamar Superior Twin ini didisain dengan layout yang sederhana dan terasa cookie cutter. Tidak ada elemen disain yang terasa berbeda dari disain kamar hotel pada umumnya. Ranjang yang disediakan terasa nyaman dan masing-masing ranjang dilengkapi dengan 4 bantal. Bantal yang dipilih memiliki karakteristik mudah kempis saat dipakai yang terasa kurang memberi support ke leher dan kepala namun tidak menjadi masalah karena saya bisa menumpuknya.
Disediakan sebuah meja kerja dari bahan marmer dengan disain sederhana dan terlihat bersih minimalis beserta lemari panjang untuk minibar diletakkan di belakang meja kerja ini. Teh celup, kopi kapsul dengan mesinnya, teko elektrik, air minum, dan bucket es batu ditata rapi di atas lemari. Kulkas menempati salah satu sisi dalam lemari dan juga disediakan safe deposit box di sini.
Lemari pakaian berukuran relatif kecil namun fungsional. Telah disediakan rak koper built-in, bath robe, payung, slippers, dan juga laundry bags di dalam lemari pakaian ini.
Harap berhati-hati saat hendak memasuki kamar mandi karena terdapat perbedaan tinggi lantai kamar mandi dengan kamar utama, sepertinya sekitar 5 sentimeter lebih tinggi dari kamar utama sehingga berulang kali saya mengingatkan orang tua saya agar mawas diri agar tidak tersandung saat hendak mengakses kamar mandi.
Secara disain kamar mandi ini terbilang basic dan ukuran ruangannya juga termasuk compact namun ia memiliki bath tub yang relatif jarang ditemui di kamar tipe terendah sebuah hotel. Hanya ada 1 wastafel yang bersebelahan dengan kloset dan juga di salah satu sudut ruangan terdapat meja rias.
Menurut saya yang menjadi bintang dari kamar yang saya tempati ini adalah kamar mandinya. Lalu, dalam aspek apa? Saya sangat terkesan dengan tekanan air di ruangan shower, sepertinya ini adalah hotel dengan tekanan air yang terkuat yang pernah saya rasakan jika dibandingkan dengan hotel-hotel lain yang pernah saya kunjungi in recent years. Tekanannya sangatlah kuat sehingga membuat pengalaman mandi terasa sangat memuaskan. Ruangan shower ini menjadi satu dengan area bath tub dan dilengkapi dengan 2 mode pancuran yaitu pancuran air hujan dan pancuran hand-held gantung.
Toiletries yang digunakan adalah dari brand Aromatherapy Associates dalam ukuran bulk yang merupakan brand standard untuk hotel JW Marriott sedunia. Hotel JW Marriott Singapore South Beach yang sempat saya kunjung di bulan Februari 2025 silam juga menggunakan toiletries yang sama. Jika Anda tertarik untuk membaca ulasan lengkapnya, silahkan menuju ke tautan ini.
Di malam hari pertama saya mendapat ketokan di pintu dan rupanya adalah kirimin welcome amenity sederhana berupa 3 potong cemilan manis. Saya mengapresiasi pemberian welcome amenity ini namun saya juga sedikit geli di dalam hati karena 3 potongan cemilan manis ini serta merta adalah hidangan yang disediakan di executive club pada saat evening cocktail di sore hari tadinya.
Hotel ini juga menyediakan turn down service di tiap-tiap sore menjelang malam hari. Layanan ini berupa menutup korden, meredupkan cahaya lampu kamar, membuka duvet tiap kasur, menaruh air minum di side table, dan juga menyalakan lagu klasik di televisi.
Tidak ada masalah yang berarti selama menginap di kamar Standard Twin ini, hanya saja kamar nomor 2006 ini kurang kedap suara dan untuk sebuah kamar yang berada di lantai 20 yang notabene tergolong tinggi bisa dibilang kamar ini cukup bising dari suara keramaian hallway maupun jalan raya. Telinga saya tidaklah sensitif di saat hendak tidur maka ini tidaklah terlalu mengganggu saya, saya hanya meng-acknowledge bahwa kamar ini memiliki tendensi bising sehingga jika Anda berniat untuk menginap di hotel ini ada baiknya untuk minta di-assign di kamar yang lebih tenang.
JW Marriott Hotel Kuala Lumpur: Executive Club
Tidak berbeda dengan JW Marriott Singapore South Beach, hotel JW Marriott KL ini juga memiliki fasilitas executive club yang dapat diakses secara gratis oleh anggota Marriott Bonvoy Platinum Elite ke atas. Akses gratis ini diberikan kepada anggota elit tersebut bersama satu orang tamunya.
JW Executive Lounge berlokasi di lantai 2 dan tiap-tiap harinya beroperasi mulai pukul 06:30 hingga pukul 23:00. Para tamu yang memiliki akses club dapat menikmati sarapan continental, afternoon snacks, dan evening cocktails.
- Sarapan continental: 6:30-10:30
- Afternoon snacks: 14:30-16:30
- Evening cocktails: 17:30-19:30
Di luar sajian-sajian tersebut, para tamu dapat mengakses club dan menikmati cemilan ringan maupun minuman-minuman sederhana selama club buka. Para tamu diwajibkan menggunakan pakaian yang pantas (smart casual) dan tidak diperkenankan untuk mengenakan bath robes ataupun slippers kamar.
Saya sangat menyarankan para pembaca yang kerap bepergian untuk memiliki setidaknya satu keanggotaan elit di program loyalti hotel yang tepat dengan situasi dan kondisi Anda. Memiliki status elit goes a long way saat menginap di hotel anggotanya, seperti saya dengan kepemilikan status Titanium Elite ini, saya diperkenankan untuk mengakses executive club secara gratis. Pelajari berbagai macam trik dan tips praktisnya dengan mengikuti PinterPoin Masterclass yang kami adakan secara periodik melalui tautan ini.
Anak-anak berumur 12 tahun ke atas diperkenankan mengakses club ini walaupun begitu saya melihat anak-anak di bawah umur 12 tahun juga mengakses club bersama orang tuanya. Ukuran club yang terbilang besar dipergunakan untuk mengatur layout ruangan agar keluarga yang membawa anak-anak dipersilahkan untuk duduk di area khusus sehingga tidak mengganggu kenyamanan tamu-tamu lainnya.
Selama menginap saya hanya sempat mengakses club sebanyak 2 kali saja dan foto-foto yang ada di sini adalah dokumentasi di malam hari pertama menginap. Sajian evening cocktails yang disediakan terasa substansial dan proper. Setidaknya untuk saya, sajian ini dapat menggantikan makan malam saya.
JW Marriott Hotel Kuala Lumpur: Makan Pagi
Selain gratis untuk mengakses executive club untuk 2 orang bagi anggota Platinum Elite ke atas yang artinya kami dapat menikmati sarapan gratis di JW Executive Lounge, kami juga diberi opsi untuk menikmati sarapan di venue utama yang dinamakan ‘Shook!’.
Shook! berlokasi di lantai 2 dan merupakan salah satu restoran yang tergabung dalam kumpulan restoran The Starhill Dining. Sarapan di sini dimulai dari pukul 06:00 dan berakhir di pukul 10:30 di hari Senin hingga Jumat, sedangkan di akhir pekan sarapan berakhir di pukul 11:00.
Venue ini berada di dalam ruangan tertutup dan tidak ada pencahayaan alami sama sekali. Tidak terdapat partisi penutup yang membatasi area Shook! dengan yang lainnya sehingga para tamu yang menikmati sajian makanan di sini dapat melihat tamu lain berlalu lalang di area The Starhill Dining ini.
Saya menyempatkan diri untuk mendokumentasikan venue sekitar pukul 06:30 di pagi hari pertama mumpung situasi venue masih sepi sehingga saya dapat bergerak leluasa tanpa banyak mengganggu tamu lainnya. Shook! berukuran relatif besar dan jika area makan utama sedang at capacity, para petugas akan mencarikan meja yang berada di area tambahan yang sebelumnya ditutup.
Sekali waktu saya mendapati venue sedang terlihat sangat penuh dengan tamu-tamu yang sarapan sebelum menghadiri konferensi dan tidak ada meja tersedia bagi saya sehingga petugas membawa saya untuk duduk di sebuah ruangan VIP yang sebelumnya tidak saya sadari keberadaannya.
Pilihan makanan di saat sarapan terbilang variatif dengan hot breakfast ala Amerika (western), India, Cina, dan juga pilihan makan lokal seperti nasi lemak. Berbagai macam buah-buahan segar dan juga salad bar juga disediakan bersama dengan hidangan dingin charcuterie, ragam roti-rotian tawar maupun manis maupun beberapa pilihan sereal. Beberapa konter live station seperti egg station dan noodle station juga siap menyajikan makanan sesuai keinginan tamu.
Ragam minuman juga bisa dibilang melimpah, terlihat adanya fountain-fountain berukuran besar berisikan jus buah-buahan dingin seperti: apel, jeruk, dan jambu. Minuman panas tersedia dengan beberapa mesin kopi ataupun container minuman teh tarik, teh masala, teh hitam, dan juga kopi hitam.
JW Marriott Hotel Kuala Lumpur: Pusat Kebugaran & Kolam Renang
Pusat Kebugaran
Pusat kebugaran dan kolam renang berada di lantai 6 yang hanya dibuka bagi para tamu menginap saja. Pusat kebugaran terasa nyaman dengan ukuran ruangan yang lega dan juga dengan plafon tinggi. Alat-alat olahraga yang dipergunakan adalah dari Technogym dan juga bervariasi. Terlihat weight rack dengan berbagai macam berat dumbbells namun tidak ditemui adanya squat rack maupun smith machine yang biasanya alat olahraga yang essential untuk angkat beban.
Kolam Renang
Kolam renang merupakan kolam outdoor yang dikelilingi dengan sun beds dan juga cabanas. Ukuran kolam renangnya cukup besar dan berupa sebuah lap pool berbentuk persegi panjang dan di salah satu ujungnya berbentuk setengah lingkaran yang difungsikan sebagai kolam anak-anak/plunge pool. Fasilitas pool bar juga bisa didapati di sini dengan nama Bel-Aire.
Hotel ini memiliki tipe kamar Cabana Poolside View yang berbentuk studio sehingga para tamu menginap yang memilih tipe ini tentunya semuanya akan di-assign di lantai 6 ini.
Penutup
Menginap di JW Marriott Hotel Kuala Lumpur menjadi sebuah stay kejutan bagi kami yang seharusnya akan menginap di The Westin Kuala Lumpur yang lokasinya saling berdekatan. Dikarenakan kemalangan berbentuk pemadaman listrik total di hotel The Westin berbuah dengan stay kami mendapatkan ‘upgrade‘ ke hotel JW Marriott Hotel Kuala Lumpur yang memang lebih opulent (baca: lebih mahal!).
Menurut saya, berikut adalah kelebihan dan kekurangan hotel ini murni berdasarkan pengalaman saya kala itu:
(+) Lokasi, lokasi, lokasi! Lokasinya sangat strategis dan ramah turis yaitu di sekitaran Bukit Bintang dan berseberangan dengan pusat perbelanjaan mewah Pavilion maupun mal-mal lainnya. Tak hanya itu ia juga berdekatan dengan jalan Alor yang merupakan sebuah ruas jalan penuh makanan di sore hingga malam hari
(+) Tekanan air yang SANGAT kuat sehingga membuat mandi terasa mengesankan
(+) Anggota Platinum Elite ke atas mendapatkan gratis akses ke executive club sehingga kami mendapat gratis sarapan, afternoon snacks maupun evening cocktail tiap harinya. Kami juga diperkenankan untuk menikmati sarapan di venue utama (Shook!) dan tidak diharuskan untuk bersarapan di club. Generosity ini tentunya membuat saya dapat memilih 1.000 poin Marriott sebagai elite welcome gift saat check-in. Memang saya tidak sempat menikmati afternoon snacks namun sajian evening cocktail di executive club terasa substansial dan variatif.
(-) Dengan lokasi yang begitu strategis dan di tengah-tengah keramaian tentunya berdampak lalu lintas di sekitaran hotel bertendensi ramai dan macet di jam-jam tertentu. Saya sarankan untuk mengatur jam kepergian apabila hendak menuju ke bandara KLIA agar tidak terjebak macet di depan hotel
(-) Kamar saya kurang kedap suara baik dari kebisingan jalan raya maupun dari hallway
Bukanlah kali pertama bagi saya untuk menginap di sini, terakhir kali saya menginap di hotel ini adalah di tahun 2019 sehingga saya masih memiliki gambaran cukup jelas mengenai aspek-aspek hotel ini (pun begitu, saya tidak memiliki rekoleksi ingatan bersantap makan pagi di Shook!). Saya pasti akan kembali menginap di hotel ini jika perjalanan kembali membawa ke kota ini.
