Selama 2 malam menginap di hotel Grand Joanne, kami memastikan untuk mengeksplor kota Copenhagen dan bahkan menyempatkan diri untuk day trip ke Malmö di Swedia. Sengaja kami selesaikan sebagian besar kegiatan touristy di 2 malam pertama tersebut karena ingin menikmati waktu yang lebih banyak di hotel berikutnya. Kami kembali mengemas koper dan bergegas menaiki taksi untuk menuju ke hotel kedua di kota Copenhagen ini.
Hotel kedua yang kami pilih adalah Hotel D’Angleterre yang personally merupakan hotel impian saya sejak lama. Hotel yang berlokasi di daerah prestisius dan berdekatan dengan area Nyhavn yang notabene merupakan salah satu objek wisata wajib bagi para wisatawan yang berkunjung ke Copenhagen ini adalah salah satu hotel legendaris yang bangunannya sendiri merupakan sebuah historical landmark dan telah berdiri sejak tahun 1755.
Ulasan hotel ini adalah salah satu ulasan dari serangkaian ulasan-ulasan hotel saat saya berkunjung ke Eropa di bulan Oktober 2024 silam. Untuk Anda yang ingin membaca artikel pendahuluan (trip intro) dan sekiranya hendak membaca ulasan hotel-hotel terkait lainnya, Anda dapat membacanya di sini.
Di dalam post ini:
Hotel D’Angleterre: Pemesanan
Saya telah memesan hotel ini sejak April 2024 di tipe kamar Superior Guest Room dengan sarapan untuk 2 orang. Pemesanan kamar dilakukan oleh sepupu saya yang pergi bersama dengan saya.
Saya sendiri tidak memiliki keanggotaan elit di program loyalti The Leading Hotels of The World dan harga hotelnya sendiri cukup tinggi, sehingga sangat susah bagi saya untuk dapat memantapkan hati dan memilih hotel ini. Namun, maka kami putuskan untuk men-treat diri dengan menginap di hotel ini berhubung hotel ini telah lama saya inginkan. It’s been a truly hard year for both of us, setidaknya itu pembelaan kami! 😀
Hotel D’Angleterre: Check-in
Selesai menginap dari hotel Grand Joanne, kami berpindah ke Hotel D’Angleterre dengan menggunakan taksi dan sampai di hotel sekitar pukul 15:30. Beberapa petugas bellmen menyambut kedatangan kami dan langsung bergegas membantu menurunkan koper-koper kami.
Kami beranjak menuju ke arah resepsionis dan segera check-in. Area reception ini tidaklah terlalu besar namun terdapat 1 fitur yang menarik perhatian saya, yaitu susunan Lego berbentuk gedung hotel D’Angleterre yang dibuat khusus oleh Lego dan diberikan kepada pihak hotel sebagai hadiah spesial.
Petugas mengkonfirmasi pemesanan kamar saya dan memberi kami kunci kamar elektronik yang berbentuk seperti kunci konvensional dan bukan kartu tap seperti pada umumnya. Kami mendapatkan kamar di lantai 4 dan segera kami berjalan menuju ke lift.
Hotel D’Angleterre: Superior Guest Room
Hotel historis dan salah satu ikon kota Copenhagen yang telah berdiri sejak tahun 1755 ini telah melewati masa renovasi besar-besaran di tahun 2011-2013 lalu untuk terus mengikuti perkembangan zaman. Hotel ini hanya memiliki 92 kamar saja, berkurang cukup banyak dari 123 kamar sebelum renovasi!
Hotel dengan bangunan khas era Victorian ini berhasil meng-incorporate kemewahan ala Eropa dengan kesederhanaan desain khas Nordic, dan ini terlihat dari kamar tipe Superior Guest Room yang saya tempati. Saya dialokasikan kamar nomor 420 yang berada di lantai 4.
Sayang sekali saya tidak mendapat kamar yang menghadap ke bundaran Kongens Nytorv (King’s New Square) yang merupakan jantung kota Copenhagen. Tidak apa-apa, dapat menginap di sini sudah mencontreng salah satu bucket list travel saya.
Kamar ini didesain klasik khas Eropa dengan profil tembok yang cukup sederhana dan sentuhan kombinasi warna putih dan abu-abu dengan pencahayaan berwarna kuning. Kamar yang penuh dengan pencahayaan alami ini terasa cerah dan nyaman di mata.
Tidak seperti hotel-hotel pada umumnya, tidak ada kamar yang berdesain sama di Hotel D’Angleterre ini, sehingga tidak mengikuti pakem ‘cookie cutter’ seperti hotel-hotel pada umumnya. Luas kamar ini sekitar 25 meter persegi, cukup compact namun masih jauh lebih besar dari kamar saya di hotel sebelumnya. Phew!
Persis setelah memasuki kamar terdapat rak koper berada di sisi kiri dan juga sebuah lemari pakaian menyambung di sana. Di dalam lemari terdapat safe deposit box, alat setrika dengan steamer, 2 bantal tambahan, dan juga alat pengering rambut.
Satu hal yang worth noting, Hotel D’Angleterre memiliki banyak karya seni yang dipajang di area publik maupun di kamar. Di kamar yang saya tempati yaitu sebuah karya litografi dari Carl-Henning Pedersen – The Tinderbox II (1985) yang hanya diterbitkan sebanyak 250 kopi saja.
Hotel ini juga menyediakan 2 buku khusus yang menjelaskan mengenai arsitektur dan segala sesuatu yang berhubungan dengan renovasi besar-besaran tahun 2011-2013 lalu serta koleksi karya seni yang dimiliki hotel D’Angleterre ini. Saya membawa pulang kedua buku ini sebagai memento, dengan seizin pihak hotel tentunya! 🙂
Di sudut ruangan terdapat televisi Bang & Olufsen yang dipasang di atas lemari kompartemen minibar. Hotel ini menyediakan mesin kopi Nespresso dan teh A.C. Perch’s Thehandel. Minibar juga fully stocked dengan berbagai macam makanan ringan dan juga minuman yang ditata rapi di dalam kulkas.
Meja kerja berbentuk bundar ditempatkan persis berdekatan dengan lemari minibar yang terlihat mengganggu flow ruangan ini. Menurut saya ini adalah pemilih furnitur yang kurang tepat untuk layout kamar ini.
Kamar yang kami pilih adalah kamar dengan sebuah ranjang berukuran king. Ranjang dengan tingkat firmness yang sangat empuk ini dilengkapi dengan head board dengan busa yang juga empuk dan nyaman. Sebuah quilt dengan tekstur velvet berwarna abu-abu kecoklatan melapisi selimut di ranjang dengan 6 bantal ini.
Kamar mandi berada di sebelah sisi ranjang dan berukuran cukup lega untuk kamar superior. Kamar mandi dengan pintu geser ini memiliki sebuah ruangan shower (namun tidak memiliki bath tub), sebuah wastafel tunggal bergaya klasik dengan kaki berwarna putih, sebuah rak meja kaca untuk menaruh handuk-handuk dan juga amenities mandi lainnya, 2 bath robes, dan juga kloset.
Toiletries yang digunakan adalah toiletries dengan merek Diptyque kemasan bulk. Brand yang makin harum namanya ini juga dipakai oleh Pan Pacific Orchard Singapore dan juga Qatar Airways yang lounge kelas bisnisnya di bandara Changi, Singapura sempat saya ulas.
Sore hari menjelang malam saat kami sedang berada di dalam kamar, kami mendengar bel yang rupanya adalah pihak housekeeping yang menawarkan turndown service. Kami mengiyakan dan para staf dengan sigap dan efisien segera menyimpan quilt berserta 2 bantal kecil, membuka selimut, menaruh air minum botol kecil dan slippers di masing-masing sisi ranjang, menyematkan kertas dengan kata-kata mutiara seukuran kartu pos, dan juga menutup jendela kamar.
Hotel D’Angleterre: Makan Pagi
Kamar yang pesan ini sudah termasuk dengan makan pagi untuk 2 orang yang mengambil venue restoran Marchal yang berada di lantai dasar. Marchal sendiri adalah sebuah restoran yang dianugerahi satu bintang Michelin yang di luar jam sarapan menyajikan makanan Perancis klasik dengan sentuhan cita rasa Nordic.
Dinamakan dari pendiri hotel D’Angleterre, restoran Marchal ini dilengkapi dengan sebuah wine cellar dan berpamandangan langsung ke Kongens Nytorv.
Makan pagi dimulai dari pukul 07:00 dan berakhir di pukul 10:30 dan disajikan secara buffet bagi para tamu yang memilih rate menginap dengan sarapan. Jika tidak, Anda dapat menikmati Champagne breakfast buffet ini dengan harga DKK56 atau €56 atau pilihan lainnya yaitu sarapan Continental dan pilihan a la carte lainnya.
Seting dari Marchal ini juga klasik seperti area-area lainnya dan beruntungnya kami dapat memilih untuk duduk di sebelah jendela yang menghadap ke Kongens Nytorv.
Makanan-makanan yang disajikan terasa lebih refined dan berkualitas tinggi. Beberapa makanan yang merupakan makanan khas Nordic seperti Cardamom Bun, ikan herring, dan makanan-makanan lainnya. Spread buffet ditata di satu area yang sama dengan 4 meja berbeda.
Meja panjang pertama digunakan untuk memajang berbagai macam pilihan roti manis, tawar, asin, dan juga salad bar dengan pelengkapnya.
Meja kedua hanyalah sebuah meja kecil yang menyajikan keju dan pelengkapnya.
Meja ketiga adalah meja utama yang berbentuk oval memanjang dan sekelilingnya dipajang berbagai macam makanan seperti charcuterie, buah-buahan segar dan juga kering, tartlets, pancakes, beberapa macam yogurt, sereal dan beberapa pilihan susu.
Meja keempat adalah meja yang berada di counter dekat dapur yang berjajarkan spread buffet ala Amerika seperti beberapa macam sosis, scrambled egg, bacon, kacang merah, kentang dan jamur. Menyambung setelah itu adalah berbagai macam pilihan minuman seperti Champagne dan jus buah-buahan.
Hotel D’Angleterre: Pusat Kebugaran, Spa, dan Kolam Renang
Pusat Kebugaran
Pusat kebugaran berada di lantai K yang merupakan satu lantai di bawah lantai dasar. Pusat kebugaran ini dibuka 24 jam dan dapat diakses dengan menggunakan kunci kamar. Ia tidak berukuran terlalu besar namun dilengkapi dengan mesin-mesin kesehatan dari TechnoGym yang cukup lengkap.
Spa
Hotel ini juga menyediakan fasilitas spa yang diberi nama Amazing Space. Amazing Space ini beroperasi dari pukul 07:00 hingga 21:00 untuk hari Senin sampai dengan Jumat, dan dari pukul 08:00 hingga pukul 19:00 untuk hari Sabtu dan Minggu.
Kolam Renang
Salah satu hal ‘unik’ lain dari Hotel D’Angleterre adalah adanya fasilitas kolam renang di sini. Untuk diketahui, tidak ada kolam renang lain di dalam inner city kota Copenhagen. Semenjak kolam renang publik terakhir resmi ditutup di tahun 2010 maka hanya menyisakan kolam renang indoor di hotel ini sebagai satu-satunya kolam renang yang tersisa.
Kolam renang berada menjadi satu komplek dengan Amazing Space, sehingga jika hendak memasuki area kolam renang harus melalui Amazing Space terlebih dahulu. Saya sendiri tidak sempat mendokumentasikan kolam renang ini, dikarenakan saat itu kolam renang lumayan ramai dengan keluarga beserta anak-anaknya. Saya tidak ingin mengganggu privasi mereka, maka dari itu saya mengambil foto-foto di bawah ini dari website resmi hotel.
Penutup
Saya menutup wisata 3 malam di kota Copenhagen dengan menyempatkan menginap semalam di Hotel D’Angleterre. Hotel yang merupakan hotel bersejarah dan berlokasi di salah satu area paling prestisius ini memang merupakan hotel yang telah saya idamkan sejak lama. Akhirnya di kunjungan pertama ke kota ini saya berhasil mencontreng satu bucket list travel lagi!
Menurut saya, berikut adalah kelebihan dan kekurangan hotel ini murni berdasarkan pengalaman saya kala itu:
(+) Hotel legendaris dan historis yang telah beroperasi dari tahun 1755 namun up-to-date secara desain sehingga tidak ada kesan tua ataupun beraroma ‘tua’, yang ada adalah kesan mewah dan baru. Seringkali hotel-hotel bersejarah terasa run down dan sudah melewati masa keemasannya, berbeda dengan hotel ini yang terasa klasik tapi fresh!
(+) Lokasi yang berada di jantung kota Copenhagen yang juga merupakan lokasi yang sangat prestisius yang juga convenient. Berada di area turis dan juga bertetanggaan dengan Nyhavn yang merupakan obyek wisata wajib bagi wisatawan yang berkunjung ke kota ini
(+) Satu-satunya hotel yang berada di sisi dalam kota Copenhagen yang memiliki fasilitas kolam renang
(+) Jika menginap dengan memilih rate termasuk makan pagi maka akan memperoleh sarapan dengan Champagne yang tentu saja salah satu sajian makan pagi yang sangat mewah
(-) Tidak ada hal negatif yang saya temui atau rasakan selama menginap di sana bahkan secara servis juga tidak ada masalah. Khusus untuk saya (yang tentunya sangat subyektif), layout kamar 420 yang saya tempati dilengkapi dengan sebuah meja kerja bundar yang terasa kurang tepat secara pemilihan bentuk meja dan juga penempatannya
Bagi saya yang lumayan history buff dan sangat mengapresiasi sebuah hotel bersejarah tentu saja it’s a treat untuk dapat berkesempatan menginap di hotel ini. Menginap di sana memberikan sebuah kepuasan tersendiri dan saya sangat bersyukur dapat mencoba sekali waktu di sini. Apakah saya akan mengulang? Tentu saja ‘ya‘, walaupun kemungkinannya cukup kecil melihat harga semalam menginap bagi saya terlalu menjulang tinggi. But, never say never kan! 🙂