Saya berkesempatan untuk menginap di Four Points by Sheraton Bali Ungasan pada bulan September dan Oktober lalu.
Sayangnya, pada stay pertama di hotel ini, saya hanya menginap untuk jangka waktu yang cukup singkat yaitu 13 jam saja sehingga saya rasa tidak adil pada hotelnya karena saya hanya merasakan pengalaman menginap yang parsial.
Oleh karena itu, saya kembali menginap di hotel yang terletak di kawasan Kuta Selatan ini pada periode long weekend Oktober lalu untuk mengulas hotel ini lebih dalam lagi.
Bagaimana pengalaman menginap saya? Yang pertama cukup mengecewakan sedangkan yang kedua sangat memuaskan.
Pada stay saya yang pertama, saya sempat meninggalkan list catatan ‘hal yang harus dibenahi’ dari hotel ini kepada pihak terkait dan ternyata mereka meresponnya dengan sangat positif.
Pada stay saya yang kedua, hampir seluruh masalah yang muncul pada stay pertama sudah tidak ada lagi (kecuali tekanan air yang mungkin memang tidak bisa dirubah).
Berikut ulasan mengenai pengalaman menginap saya di Four Points by Sheraton Bali Ungasan:
Sekilas Informasi
Four Points by Sheraton Bali Ungasan adalah hotel jaringan Marriott dengan brand ‘Four Points’ yang terletak di kawasan Kuta Selatan tepatnya di daerah yang bernama Ungasan.
Dulunya, hotel ini bernama Golden Tulip Bay View Hotel namun pada tahun 2018 lalu mereka melakukan rebranding menjadi Ungasan Bay View Hotel. Lantas, pada tahun 2019 mereka kembali melakukan rebranding menjadi Four Points by Sheraton Bali Ungasan yang mana tetap ada sampai sekarang.
Berikut deskripsi singkat dari hotel tersebut seperti yang saya kutip dari website Marriott:
“Overlooking the bright blue water of Jimbaran Bay, Four Points by Sheraton Bali, Ungasan, presents travelers with a stylish, affordable, 4-star hotel experience with attentive service and modern amenities. Our Bali hotel caters to both leisure and business travelers. Guest rooms are outfitted with free Wi-Fi and large workspaces. Suites include a separate living room and dining table. More than 19,000 square feet of event space features one of the Ungasan’s largest pillar-free ballrooms and a glass-enclosed chapel overlooking Jimbaran Bay and Garuda Wisnu Kencana Cultural Park, home to one of the largest Hindu statues..”
Dari bandar udara Ngurah Rai International Airport (DPS), perjalanan ke hotel ini kurang lebih memakan waktu sekitar 20-30 menit.
Hotel Review
Stay Pertama
Saya tiba sekitar pukul 7 malam di hotel ini setelah puas menghabiskan waktu di Pantai Pandawa yang terletak kurang lebih sekitar 30 menit dari hotel ini.
Sebagai member Platinum Elite dari Marriott Bonvoy, saya diinformasikan bahwa saya memperoleh upgrade ke kamar deluxe king pool access. Sesuai namanya, kamar ini memiliki akses langsung ke kolam renang.
Kesan pertama saya pada kamar dari hotel ini cukup baik. Saya terutama menyukai keramik yang digunakan untuk lantai dari kamar ini dan ukiran khas bali yang terletak di sekitar ranjang. So far so good.
Sebagai member elit Marriott Bonvoy, saya juga mendapat kartu sambutan dan in-room amenity berupa buah-buahan.
Berbagai masalah mulai bermunculan ketika saya memutuskan untuk mandi. Saat itu, kondisi badan saya cukup kotor dan penuh pasir akibat kunjungan ke Pantai Pandawa.
Pertama, masalah klasik berbagai hotel di Bali muncul yaitu tekanan air yang buruk. Walaupun memiliki temperatur yang pas, tekanan air dari hotel ini sangat buruk (bahkan terburuk di kelasnya) sehingga saya tidak bisa menikmati sesi mandi-air-panas-setelah-berkeringat.
Okelah, pikir saya. Masalah ini tidak hanya muncul di hotel ini saja sehingga bisa ditoleransi.
Masalah kedua muncul setelah saya selesai mandi. Ternyata, pihak hotel tidak menyediakan bathroom amenity seperti sikat gigi, alat cukur, sisir, dan sebagainya.
Disini saya juga bisa (sedikit) maklum karena pihak hotel mungkin tidak menyediakannya dalam rangka meminimalisir kontak agar bisa mengurangi penyebaran Covid-19.
Okelah, pikir saya lagi. Saya bisa menghubungi pihak housekeeping ataupun front office untuk meminta bathroom amenity, gumam saya dalam hati.
Disinilah masalah ketiga muncul, telepon di kamar tidak berfungsi sama sekali. Saya sudah mencobanya sebanyak belasan kali dan menekan berbagai tombol yang ada, namun tidak ada respon sama sekali.
Disinilah saya merasa cukup dongkol (sebal) akibat berbagai kekurangan dari kamar di hotel ini. Jadi, sejauh ini masalahnya adalah tekanan air lemah >> tidak ada bath amenity >> telepon tidak berfungsi sama sekali sehingga saya tidak bisa meminta bath amenity.
Apa obat penenang paling efektif untuk mengobati kedongkolan saya? Udara segar dan alkohol tentunya.
Untungnya hotel ini memiliki sejenis outdoor bar yang bisa Anda gunakan untuk bersantai sembari menenggak minuman beralkohol maupun non-alkohol dengan harga yang sangat terjangkau.
Saya banyak menghabiskan waktu di sini. Pengalaman kongkow (bersantai) dengan teman dengan view Bali yang fantastis ditemani dengan berbagai cemilan maupun minuman adalah sesuatu yang saya tidak bisa lupakan dari hotel ini dan saya rasa Anda wajib mencobanya sendiri ๐
Pada saat saya bersantai, saya berpapasan dengan General Manager (GM) dari hotel ini yaitu pak Akhmad Fadoli yang memiliki julukan keren ‘Pak Byang’.
Kami berbagi cerita dan saya menyampaikan komplain yang ada sejauh ini. Beliau menjanjikan pengalaman menginap yang jauh lebih baik ketika saya kembali berkunjung ke hotel ini.
Di pagi hari, saya masih memiliki sedikit waktu sebelum pergi ke airport. Jadi, saya menyempatkan waktu untuk breakfast dan memesan menu breakfast mereka yang paling terkenal yaitu ‘breakfast crime‘.
Breakfast crime ini sungguh lezat dan saya merekomendasikannya untuk Anda. Sayangnya, disinilah masalah keempat kembali hadir. Sembari menunggu makanan saya tiba, saya menyempatkan diri untuk mensurvei kondisi breakfast area hotel.
Saya tidak akan mengungkapkannya dengan detail namun anggap saja terdapat masalah kebersihan yang serius di breakfast area hotel ini.
Staff restoran memang betul membersihkan meja dengan teliti menggunakan disinfektan dan sebagainya setiap kali tamu datang dan pergi; Namun oleh karena over-teliti itu juga, mereka mungkin kelewatan memerhatikan dan membersihkan area lainnya seperti lantai ataupun kursi.
Secara singkat, breakfast dari Four Points by Sheraton Bali Ungasan ini secara kualitas sangat baik. Namun, kondisi kebersihan breakfast area pada saat itu yang layak diragukan membuat selera makan saya berkurang sehingga membuat pengalaman breakfast saya di tempat ini kurang maksimal.
Pada saat saya check-out, front office manager bernama Simon menyambut saya dan menanyakan pengalaman saya menginap di hotel tersebut. Saya menceritakan pengalaman saya dan bahkan menyempatkan diri membuat catatan ‘hal yang harus dibenahi’ dari hotel ini sebagai referensi agar mereka bisa berbenah kedepannya.
Secara singkat, pengalaman menginap pertama saya di hotel ini dipenuhi oleh love-hate relationship. Di satu sisi, saya sangat menyukai hotel ini karena mereka memiliki outdoor bar yang sangat baik dan terjangkau, kamar yang bersih & nyaman, dan breakfast yang sangat lezat (hampir yang terbaik di Bali menurut saya pribadi).
Namun di sisi lainnya, terdapat banyak hal yang membuat saya tidak ingin kembali ke hotel ini seperti berbagai masalah dalam kamar, tekanan air yang lemah, dan kondisi breakfast area yang kurang bersih.
Beberapa hari setelah menginap di hotel ini, saya mendapatkan surel sebagai berikut sebagai tanggapan ‘surat cinta’ saya ke hotel ini beberapa saat lalu.
Saya membalasnya dengan janji bahwa saya akan kembali menginap di hotel ini suatu hari nanti. Bagaimanapun juga, saya merasa tidak adil jika hanya menginap selama 13 jam dan memberikan review yang komprehensif.
Saya juga merasa bahwa hotel ini sangat layak diberikan kesempatan kedua untuk berbenah dan menjadi lebih baik karena itulah tujuan utama saya melakukan review hotel. Disinilah kisah kedua saya dimulai.
Stay Kedua
Dalam rangka menghadiri pesta pernikahan Vincent pada akhir Oktober lalu, saya kembali terbang ke Bali dan memilih Four Points by Sheraton Bali Ungasan sebagai salah satu akomodasi selama berada di Bali.
Saya memberikan advance notice melalui chat kepada pihak hotel untuk diperbolehkan untuk check-in jam 10 pagi dan mereka menyanggupinya ๐ Ketika saya tiba, Simon, front office manager dari hotel ini menyambut saya dengan meriah layaknya saya adalah kawan lama beliau.
Saya juga diinformasikan bahwa permintaan saya untuk upgrade ke kamar suites sebagai benefit dari member Platinum Elite Marriott Bonvoy juga disetujui dan saya akan menempati kamar execuite suite selama periode menginap saya. So far so good.
Dikarenakan saya memiliki waktu luang yang lebih banyak dan bakal menginap di hotel ini lebih dari 24 jam, maka saya memutuskan untuk mengambil lebih banyak foto dalam rangka review komprehensif hotel ini.
Kamar executive suite dari Four Points by Sheraton Bali Ungasan memiliki 3 ruangan utama yaitu kamar tamu, kamar tidur, dan kamar mandi. Setiap dari kamar tersebut memiliki ukuran yang cukup besar sehingga Anda tidak akan merasa sempit sama sekali.
Kamar tamu dilengkapi dengan microwave, sink, coffe machine, meja makan untuk 4 orang, sebuah sofa, dan kursi malas untuk bersantai. Terdapat juga balkon dengan bay view yang luar biasa dan menjadi tempat favorit saya untuk menghabiskan waktu.
Untuk kamar tidur, saya tidak menemukan perbedaan yang signifikan antara kamar ini dengan kamar non-suites.
Hanya saja, saya sudah merasa sedikit kehilangan ukiran bali yang biasanya ada di sekitar ranjang. Di kamar executive suite ini, mereka digantikan dengan keramik tembok.
Satu hal yang langsung menarik perhatian saya adalah telepon dari kamar ini. Berkaca dari pengalaman buruk saya sebelumnya, hal pertama yang langsung saya lakukan adalah mencoba menghubungi front desk dari hotel ini untuk mengetes apakah telepon kamar berfungsi sepenuhnya.
Untungnya, tidak ada masalah dengan telepon di kamar saya kali ini. Simon di bagian front office sedikit tertawa ketika saya mengemukakan tujuan saya menelpon front desk hanyalah untuk mengetes jaringan telepon ๐
Satu hal lagi yang saya sukai dari kamar executive suite ini adalah ukuran kamar mandinya yang tergolong besar untuk hotel di kelasnya.
Area kamar mandi dari executive suite ini dilengkapi dengan bath tub, tempat menaruh koper dan rak baju yang cukup besar, dan 2 bilik yang menjadi shower area dan toilet. Desain dari kamar mandi ini sangat baik dan tidak terkesan murahan sama sekali.
Untungnya kali ini pihak hotel sudah menyediakan berbagai bathroom amenity sedari awal sehingga saya tidak perlu memintanya lagi. Saya merasa untuk periode menginap kali ini, mereka benar-benar memerhatikan preferensi saya dengan seksama.
Sayangnya, masalah klasik dari hotel ini yaitu tekanan air yang lemah masih ada bahkan di kamar suites sekalipun. Untuk menghindari hal ini, saya banyak berendam di bath tub alih-alih menggunakan shower.
Secara singkat, kamar executive suite dari Four Points by Sheraton Bali Ungasan ini boleh dikata sangat baik.
Hampir semua masalah yang saya temui pada stay saya sebelumnya di kamar deluxe king pool access tidak ditemukan lagi di kamar suite ini kecuali untuk tekanan air yang mana mungkin tidak bisa dihindari bagi hotel yang berada di daerah ini.
Fasilitas Hotel
Four Points by Sheraton Bali Ungasan termasuk salah satu hotel yang unik karena mereka memiliki dua kolam renang yang terpisah cukup jauh.
Kolam renang pertama terletak di area gedung utama hotel tempat check-in dan memiliki konsep family pool sedangkan kolam renang kedua terletak di gedung tempat tamu menginap dan memiliki konsep infinity pool.
Tepat di sebelah kolam renang pertama, terdapat sejenis kids club yang cukup besar. Hal ini membuat saya menggolongkan hotel ini sebagai hotel yang kids friendly.
Sedangkan di gedung tempat tamu menginap, terdapat kolam renang dengan konsep infinity pool yang memiliki bay view.
Terdapat juga pusat kebugaran (gym) yang terletak beberapa langkah dari pucuk kolam renang ini. Sayangnya, entah kenapa saya tidak bisa menemukan foto tersebut di kamera saya sehingga terpaksa saya menggunakan gambar render seadanya.
Satu hal yang membuat hotel ini berbeda (distinctive) dari properti bintang 4 Marriott lainnya di Bali mungkin adalah open space yang dimiliki oleh hotel ini.
Four Points by Sheraton Bali Ungasan memiliki open space yang luas dan hampir seluruhnya memiliki view yang sangat baik karena memang hotel ini berada di ketinggian. Saya terutama menyukai open space mereka yang juga merupakan outdoor bar di malam hari dan tempat breakfast di pagi hari.
Hotel ini juga memiliki kapel pernikahan (wedding chapel) dengan bay view yang romantis.
Sayangnya, ketika saya berkunjung, tidak semua fasilitas dari hotel ini buka akibat minimnya occupancy rate dari hotel-hotel di Bali.
Hotel ini juga memiliki area parkir yang sangat luas sehingga Anda tidak perlu bingung mengenai ketersediaan parking space. Terdapat sejenis convention center tepat di sebelah parking space hotel ini yang saya rasa juga tidak difungsikan untuk sementara waktu.
Malas parkir jauh dari area hotel? Anda bisa juga parkir tepat di depan lobby utama hotel. Sekali lagi, parking space dari hotel ini sangat luas.
Breakfast
Berbeda dengan pengalaman menginap saya sebelumnya, kali ini Four Points by Sheraton Bali Ungasan menyediakan breakfast dengan konsep buffet dikarenakan jumlah tamu yang banyak saat libur long weekend pada akhir Oktober lalu.
Selain buffet, Anda tetap diperbolehkan memesan berbagai hidangan a la carte yang ada. Namun saya tidak tertarik karena pada kunjungan sebelumnya sudah mencoba beberapa dari menu yang ada.
Berbeda dengan stay sebelumnya juga, saya memutuskan untuk menyantap breakfast saya di outdoor area dari hotel ini.
Saya mencoba hampir seluruh hidangan buffet yang ada kecuali untuk nasi jinggo karena saya tidak ingin terlalu kenyang di pagi hari. Seperti biasa, hampir seluruh hidangan breakfast yang disajikan memiliki rasa yang lezat.
Saya sudah mencoba berbagai hotel bintang 4 maupun bintang 5 di Bali. Untuk kategori hotel bintang 4, sejauh ini saya rasa breakfast di Four Points by Sheraton Bali Ungasan adalah yang terbaik. Hampir seluruh hidangan dimasak dengan sempurna dan nyaris tidak ada miss nya.
Saya terutama menyukai bacon dan baked beans mereka yang dimasak dengan sangat baik. Saya bahkan menyempatkan untuk berterima kasih kepada head chef Rio atas hidangannya yang fantastis. Dua kali breakfast di hotel ini dan dua kali saya merasa sangat puas ๐
Satu hal lagi yang menambah wow effect dari sesi breakfast saya di hotel ini adalah pemandangannya. Jika tidak hujan atau berawan, Anda akan mau menyantap breakfast Anda di outdoor area karena terdapat bay view yang luar biasa di pagi hari.
Jika Anda beruntung, Anda akan bisa melihat kota, gunung, langit, dan laut dalam satu pemandangan.
Sebelum meninggalkan area breakfast, saya juga menyempatkan untuk melakukan inspeksi visual mendetail terhadap kebersihan ruangan indoor maupun outdoor. Saya cukup puas ketika tidak menemukan masalah kebersihan apapun. Mereka benar-benar berbenah dibanding kunjungan saya sebelumnya.
Penutup
Merujuk dari stay saya yang kedua, saya bisa menyimpulkan bahwa Four points by Sheraton Bali Ungasan adalah hotel bintang 4 yang sangat baik sehingga saya merekomendasikannya untuk Anda.
Memang betul pada stay saya yang pertama, saya memiliki pengalaman menginap yang kurang menyenangkan. Namun, pada stay saya yang kedua, hampir seluruh kekurangan/masalah yang muncul pada stay pertama sudah tidak ditemukan lagi alias hotel ini sudah bertambah baik (improve).
Satu hal lagi yang bisa menjadi pertimbangan Anda untuk menginap di hotel ini adalah room rate-nya yang sangat terjangkau. Tidak jarang hotel ini menawarkan rate di bawah 500 ribu Rupiah nett.
Saya tidak akan ragu merekomendasikan Four Points by Sheraton Bali Ungasan jika Anda mencari akomodasi di daerah Kuta Selatan dengan harga yang terjangkau, kamar yang bersih & nyaman, kids friendly, dan memiliki breakfast yang sangat lezat.
Selain itu, hotel ini juga bisa menjadi pilihan pertama Anda jika Anda mencari tempat bersantai yang tidak dipenuhi orang.
Kombinasi outdoor area dari hotel ini yang luas dan instagrammable dengan harga F&B yang terjangkau membuat saya benar-benar menyukai hotel ini sebagai tempat untuk sekedar bersantai dan menikmati angin sepoi-sepoi sembari menengguk bir.
(+) Breakfast, outdoor area, value for money, banyak spot instagrammable, pelayanan kepada member elit Marriott Bonvoy
(-) Tekanan air, jumlah suites yang tersedia (hanya 3 Executive Suite & 1 Royal Suite)
.
Tahun lalu saya sempat menginap 11 malam terbagi menjadi 3x check in berhubung pada saat itu sedang menghindar dari varian delta yang luar biasa jumlah penderitanya di jakarta.
1. Meskipun saya bukan member platinum, namun berkat negosiasi yang alot di check in pertama, saya mendapat free upgrade ke deluxe pool access, artinya kamar kita di lokasi yang sama. Mungkin nomor kamarnya berbeda. Mengenai tekanan air, itu sepertinya tergantung posisi kamar. Mungkin kamar saya lebih dekat ke pompanya sehingga tekanan air lebih normal.
2. Berkat Pak Simon yang mengizinkan saya memilih kamar sesuai keinginan saya, dan tentu saja berkat harga mereka yang kompetitif juga, akhirnya saya menginap sampai 11 malam di sana.
3. Kamar saya sudah lengkap amenities dan telpon juga berfungsi, jadi telepon rusak mungkin hanya individual case. Mengenai hiasan di kamar saya lihat itu ex desain golden tulip karena ada ciri khasnya.
Yang menjengkelkan sebenarnya ada tetangga yang tidak tau diri. Kamar mereka dimana, tapi seenaknya mereka taruh handuk renang di teras kamar saya. Seolah-olah menganggap kamar saya kosong.
Lanjutan comment di atas.
4. Breakfast sejujurnya saya lebih prefer ala cartenya. Meskipun untuk 1 category saya boleh pesan 1x saja, tapi kalo saya pesan semua category itu benar-benar banyak dan kenyang banget.
Berhubung saya nginap sampai 11 malam, pihak hotel menawarkan saya boleh request menu lain supaya tidak bosan. Hal ini bisa menganulir protes orang lain yang mungkin bicara bosan karena sarapannya itu-itu saja. Bukan hanya hotel ini, ada hotel lain yang juga membolehkan saya request makanan di luar menu. Ya tentu saja kitanya juga harus tau diri. Berapa tarif yang kita bayar kita sesuaikan dengan permintaan kita. Jangan cuma bayar 350.000 terus request daging wagyu ya keterlaluan namanya . Kalo kita request resep sederhana dan harga terjangkau, masih diakomodir oleh pihak hotel. Btw french toast mereka mantap rasanya.
5. Mengenai rasa makanan, sejujurnya hampir semua grup Marriott di Bali rasanya enak-enak kalo saat ala carte. Sejujurnya fourpoints Ungasan ini bukanlah yang paling enak, kecuali french toastnya yang tampil beda. Ya gimanapun makanan manis memang enak-enak. Hanya saja tidak baik bagi kesehatan. Kelebihan buffet kalo kita mau makan ayam beberapa potong misalnya, bisa! Kalo ala carte paling dijatahi 1 atau 2 potong.
6. Suasana sore dan pagi hari. Itu yang juara kalo cuacanya tepat. Angin laut di sore hari benar-benar menyejukkan. Berdiri 1jam cuman buat menikmati keindahan jimbaran bay sambil menikmati hembusan angin pun gak terasa lama. Benar-benar nikmat. Hanya saja begitu balik ke kamar saya langsung minum panadol untuk mencegah sakit . Jujur bisa masuk angin dan demam kalo kelamaan .
7. Apakah layak untuk kembali menginap? Saya jawab sangat layak, selama harganya cocok dan kompetitif.
8. Jangan lupa kasih makan ikan di pagi hari. Ini adalah aktivitas favorit saya selama 11 hari.
Julianto,
Terimakasih untuk sharing-nya. Kembali lagi, pengalaman menginap saya adalah selama pandemi covid di mana terakhir saya menginap lagi bulan lalu terdapat banyak sekali perbedaan antara ketika saya menginap ketika covid dan setelah covid lebih reda jadi memang perlu diulas ulang nih keliatannya.
Dan saya setuju bahwa FP Sheraton Bali Ungasan sangat layak diinapi apabila harganya cocok dan kompetitif terutama mengingat saat ini harga hotel di Bali mahal semua.