Saya memutuskan untuk menginap di hotel Alila Manggis yang berada di Bali Timur di penghujung akhir bulan April 2024. Tenang, sederhana, dan kontemplatif akan menjadi 3 kata yang saya gunakan apabila ditanya mengenai pengalaman menginap di hotel di sekitaran Candidasa, Karangasem ini.
Hotel ini sendiri berlokasi di Bali Timur yang mana bukanlah berlokasi di daerah turis bahkan mungkin bisa dibilang relatif โterpencilโ jika dibandingkan dengan lokasi-lokasi populer yang ditawarkan oleh pulau Bali.
Alila Manggis yang dulunya dikenal dengan nama hotel The Serai Manggis dan telah beroperasi sejak tahun 1994. Hotel ini merupakan salah satu hotel awal yang berada di bawah bendera Alila yang sekarang tergabung dalam program loyalti hotel World of Hyatt (WoH).
Saya berdomisili di Bali dan saat hendak memutuskan untuk staycation di Alila Manggis ini tidak semata-mata hanya untuk menyepi namun ada alasan lain yang akan saya jelaskan di section “Alila Manggis: Pemesanan” di bawah ini.
Di dalam post ini:
Alila Manggis: Pemesanan
WoH mengadakan promo tahunan mereka dengan tajuk Bonus Journeys yang berlangsung dari tanggal 1 Maret hingga 30 April 2024 di mana setiap 3 malam menginap di qualifying stay maka para anggota dapat mendapatkan bonus 3.000 poin Hyatt.
Qualifying stay yang dimaksud juga termasuk di dalamnya menginap dengan menggunakan poin.
Bonus poin diberikan setiap kelipatan 3 malam maka saya masih memerlukan 2 malam tambahan karena siklus sementara saya yang kala itu hanya 1 malam saja.
seiring berjalannya waktu karena tidak ada rencana menginap di properti WoH manapun, maka saya melakukan pemesanan spekulasi di Alila Manggis dengan menggunakan poin yang sengaja dicari di periode menginap off-peak.
Alila Manggis merupakan satu-satunya hotel di Bali yang masuk dalam ketegori 1 WoH di mana diperlukan: 3.500 poin (off-peak), 5.000 (reguler), dan 6.500 (peak) untuk menebusnya.
Saya mengeluarkan 7.000 poin untuk 2 malam menginap dan nantinya akan mendapatkan 3.000 poin kembali sehingga net saya hanya perlu membayar 2.000 poin per malamnya. Mengacu pada valuasi PinterPoin di tahun 2024, 2.000 poin Hyatt memiliki nilai Rp500.000 (Rp250/poin).
Jika dibandingkan dengan membayar tunai di mana harga permalamnya adalah di sekitaran Rp2.586.000, maka poin saya dihargai senilai Rp1.293/poin yang mana 517% lebih tinggi dari valuasi PinterPoin.
Anda tidak salah membaca dan ini bukan typo ๐
Ok, valuasi di atas hanya khusus untuk situasi saya saat itu saja ya, jika memang dalam situasi normal maka menginap di masa off-peak (3.500 poin Hyatt) memiliki valuasi senilai Rp875.000. Jika dihitung, menggunakan poin bahkan di periode peak pun masih tetap memberikan valuasi yang baik!
Alila Manggis: Check-In
Perjalanan menuju ke hotel saya tempuh dengan menggunakan mobil yang memakan waktu kurang lebih 1 jam dan tiba di hotel sekitar pukul 14:30 yang mana jam check-in reguler adalah di pukul 14:00. Saya sangat menikmati perjalanan darat yang saat itu lengang dengan pemandangan perbukitan dan juga pantainya.
Setibanya di hotel, seorang bell man membantu mengamankan koper dan barang bawaan saya lainnya sambil saya memarkir mobil.
Saya dipersilahkan duduk di salah satu meja pendek yang tersedia di sisi dekat front desk sambil seorang resepsionis menyiapkan formulir registrasi dan membantu saya untuk menyelesaikan proses check-in.
Seorang karyawan lainnya menghampiri lalu memberi saya segelas minuman selamat datang dan segulung kecil handuk dingin, beliau juga menawarkan untuk menyemprotkan facial mist untuk menyegarkan wajah setelah perjalanan luar kota ini. A nice touch!
Pagi hari sebelum kedatangan ke hotel, saya menyempatkan diri untuk menghubungi hotel untuk meminta kamar no 207. Oh ya, ini bukanlah kali pertama saya menginap di sini sehingga saya sudah memiliki preferensi kamar tersendiri.
Kamar yang saya minta bukanlah tipe suite, saya tidak banyak berharap mendapatkan suite saat menginap di Alila Manggis.
Mengapa? Mereka hanya memiliki 2 kamar suite dan seringkali telah habis terpesan sehingga saya hanya berharap mendapat kamar tipe Deluxe nomor 207 yang berada di sudut yang menurut saya memiliki pemandangan yang paling ideal untuk saya. Beruntungnya, saya mendapatkan kamar tersebut!
Alila Manggis: 1 King Bed Deluxe
Saya bergegas menuju ke kamar saya tidaklah jauh dari area front desk. Alila Manggis hanya memiliki 3 macam tipe kamar, yaitu: tipe Superior (berada di lantai 1 dan memilik teras), tipe Deluxe (berada di lantai 2 dan memiliki balkoni), dan tipe Seaside Suite (berada di lantai 2 yang memiliki balkoni dan hanya ada 2 saja).
Hotel ini terlihat ingin memberikan pengalaman immersive dengan alam sekitarnya, di mana bangunan kamar ini mengadopsi konsep Wantilan yang merupakan balai desa ala Bali dengan atap jerami tradisional dan berjajarkan pepohonan kelapa tinggi menjulang di sekitaran halaman hotel.
Ada terdapat total 55 kamar dan didesain kesemuanya menghadap ke arah kolam renang, courtyard, dan pantai sehingga bisa dibilang semua kamar memiliki pemandangan yang kurang lebih sama.
Kamar-kamar yang ada di hotel ini bisa dibilang terlihat sederhana dan tergolong berumur, tak terkecuali dengan kamar 207 yang saya tempati ini. Jujur para tamu perlu sedikit menyesuaikan ekspektasi.
Untuk diketahui, lokasi hotel yang bukan di area turis tentu saja berdampak dengan sedikitnya pilihan hotel, baik hotel mewah ataupun hotel โbiasaโ.
Alila Manggis adalah satu-satunya opsi (masuk akal) bagi mereka yang memilih untuk menginap di jaringan hotel dunia, kecuali apabila Anda rela merogoh kocek dalam-dalam dengan menginap di hotel tetangganya yaitu hotel Amankila yang berbanderol harga selangit!
Opsi lainnya adalah hotel Karma Royal Candidasa yang saling bersebelahan dengan Alila Manggis.
Layout kamar Deluxe ini cukup sederhana dengan dominasi warna putih dan krim dengan perabotan kayu. Ruangan terasa cerah dengan pencahayaan alami yang melimpah. Terdapat sebuah day bed di dalam ruangan kamar yang sangat berguna bagi para tamu yang hendak bersantai di dalam kamar yang dingin.
Kamar saya dilengkapi dengan sebuah ranjang berukuran king yang empuk dan nyaman, sebuah vanity tunggal, sebuah kamar mandi dengan 2 mode pancuran, dan sebuah balkoni yang berukuran cukup lega lengkap dengan sebuah day bed dan sebuah meja dengan 2 kursi. Wastafel manjadi satu dengan ruangan kamar dan terpisah dari ruangan kamar mandi.
Telah menanti di kamar adalah welcome amenity berupa rangkaian buah segar sederhana dengan sebuah toples kecil berisikan cemilan ubi kering dan juga sebuah welcome letter.
Hotel ini menyediakan teh dari Brew Me yang merupakan brand lokal Bali dan kopi tubruk sachetan dari Tanamera. Tidak ada makanan mini bar yang siap tersedia di kamar sehingga bagi para tamu yang hendak memesan mini bar dipersilahkan untuk melakukan pemesanan melalui telepon.
Saya perhatikan harga yang ditawarkan relatif cukup fair.
Kamar Deluxe memang terasa cukup sederhana dan minimalis, namun fitur balkoni yang dimiliki kamar 207 yang berada di sudut ini menurut saya sangat spesial dengan pemandangan yang lega. Menurut saya kamar ini memiliki pemandangan paling ideal ke arah kolam renang dan juga ke pantai.
Selama menginap, saya sempat berbincang-bincang dengan Ibu Suseni selaku Operations Manager yang sangat ramah dan salah satu topik kami perbincangkan adalah mengenai suite upgrade di hotel ini, rupa-rupanya dengan minimnya kamar tipe suite maka Alila Manggis tidak berpartisipasi untuk fasilitas upgrade ke suite.
Sebuah fakta yang jujur tidak mengagetkan buat saya dan dengan begitu dapat membuat para pemilik status Globalist untuk mengatur ekspektasi kala menginap di sini.
Alila Manggis: Makan Pagiย
Sebagai anggota Globalist di WoH, saya memiliki keuntungan mendapat gratis makan pagi untuk 2 orang yang mengambil tempat di SeaSalt yang merupakan satu-satunya restoran yang dimiliki Alila Manggis. Sarapan dimulai dari pukul 07:00 dan berakhir di pukul 10:30.
Venue SeaSalt juga berbentuk wantilan dengan atap jerami dan tidak memiliki dinding, sehingga para tamu dapat menikmati udara segara dan pemandangan sekitaran courtyard sambil menikmati makan pagi. Wantilan ini dikelilingi kolam lotus yang tentunya juga membuatnya terasa makin nyaman.
Beberapa saat di sana, saya mendapati bahwa sarapan disajikan secara a la carte dan juga buffet. Buffet yang disediakan adalah untuk jus buah, smoothies, roti-rotian, buah-buahan potong, dan sereal. Seluruh makanan hangat dapat dipesan secara a la carte.
Untuk diketahui, hidangan buffet tidak melulu tersedia di saat sarapan dan hidangan hanya disajikan secara buffet selama tingkat okupansi hotel sedang tinggi saja.
Ketika okupansi sedang rendah, semua hidangan disajikan murni secara a la carte.
Selama menginap saya sangat menikmati menu-menu makanan Indonesia yang ditawarkan. Menurut saya, makanan di sini terasa otentik dengan bumbu khas yang โnendangโ.
Alila Manggis: Ocean Bar
Alila Manggis memiliki sebuah bar yang dinamakan Ocean Bar.
Sesuai dengan namanya, bar ini berada di dekat kolam renang dengan pemandangan laut. Ocean Bar tidaklah berukuran besar namun lebih seperti sebuah pendapa kecil beratapkan jerami dengan beberapa meja pendek di dalamnya. Para tamu juga dapat memilih untuk duduk di courtyard di bawah pohon rindang.
Para tamu yang menginap diberi fasilitas untuk menikmati afternoon tea gratis yang mengambil venue Ocean Bar setiap hari dari pukul 15:00 sampai dengan 17:00.
Makanan yang ditawarkan bisa dibilang sangatlah sederhana. Selama menginap, saya perhatikan di tiap-tiap sorenya mereka menyediakan 2 jenis makanan ringan yang sering kali berupa satu jenis kudapan gurih dan satu jenis kudapan manis beserta pilihan teh dan kopi.ย
Alila Manggis: Kolam Renang & Spa
Kolam Renang
Kolam renang tentunya menjadi area yang banyak dinikmati oleh para tamu untuk menghabiskan waktu.
Saya merasa kolam renang ini terlihat sangat fotogenik dengan warna biru yang kontras dengan rumput hijau di sekitarnya dan pohon-pohon kelapa mengelilinginya. Pantai dapat dilihat dari area kolam renang ini yang menjadikan backdrop yang mengesankan.
Salah satu fasilitas menarik yang diberikan kepada tiap tamu hotel adalah adanya mini massage di hari Senin dan Kamis pukul 14:00-15:00 yang mengambil lokasi sekitaran kolam renang.
Terapis akan menghampiri para tamu dan menawarkan fasilitas pijat sekitaran bahu dan leher yang berlangsung kurang lebih sekitar 5-10 menit.ย Selesai mini massage, maka para tamu akan diberikan segelas kecil teh jahe.
Spa
Salah satu aspek yang menjadi andalan dari brand Alila adalah elemen spa dan wellness yang dinamakan Spa Alila. Spa Alila berada di salah satu gedung yang berada paling dekat dengan pantai. Lokasinya di lantai dasar yang mana persis di atasnya adalah Seaside Suite.
Setting dari spa mengambil lokasi halaman hotel yang paling dekat dengan pantai dengan pendapa-pendapa kecilnya. Saya sendiri tidak menikmati spa saat menginap di Alila Manggis, namun saya dapat membayangkan betapa nyamannya menikmati spa dengan suara background deburan ombak!
Alila Manggis: Fasilitas Lain
Salah satu fasilitas penting yang tidak dimiliki oleh Alila Manggis adalah pusat kebugaran yang tentunya sangat saya sayangkan. Hotel ini hanya memiliki sebuah studio terbuka yang digunakan untuk yoga dan taichi.
Yoga diadakan tiap hari Senin, Rabu, dan Jumat pukul 17:00 sedangkan Taichi diadakan di tiap hari Selasa, Kamis, Sabtu, dan Minggu pukul 10:00.
Studio ini berbentuk pendapa terbuka tanpa tembok dan menghadap langsung ke arah laut yang tentunya memberikan pengalaman yang berbeda dengan studio ruangan tertutup. Selama menginap saya menyempatkan diri untuk mengikuti yoga sekali waktu dan merupakan pengalaman yang menyenangkan!
Alila Manggis juga menawarkan gratis shuttle menuju ke area Candidasa dan Tenganan tiap-tiap harinya.
Baca juga: Hotel Review – Alila Ubud (Era COVID-19)
Baca juga: Hotel Review – Alila Solo (Era COVID-19)
Penutup
Program loyalti hotel World of Hyatt hadir dengan promosi awal tahun bertajuk Bonus Journeys yang selesai di akhir bulan April 2024 lalu. Skema promonya sendiri cukup sederhana yaitu dengan menginap selama kelipatan 3 malam maka akan diberikan bonus 3.000 poin Hyatt.
Kehadiran promo ini membuat saya mengatur pola menginap saya agar selalu di kelipatan 3 hingga program promosi ini usai. Menjelang akhir bulan April 2024, saya mendapati bahwa siklus menginap saya rupa-rupanya berada di hitungan 1 malam saja sehingga saya memerlukan 2 malam tambahan agar bonus 3.000 poin masuk ke akun saya.
Untuk menggenapkannya, maka saya putuskan untuk melakukan staycation dengan catatan saya dapat menekan biaya semurah mungkin. Saya yang berdomisili di Bali tentunya menjatuhkan pilihan kepada hotel Alila Manggis yang berada di Bali timur yang mana merupakan satu-satunya hotel kategori 1 (kategori terendah) di WoH.ย
Menggunakan poin untuk menginap juga termasuk dalam hitungan promo, maka saya mencari tanggal-tanggal off peak yang mana hanya diperlukan 3.500 poin untuk satu malam menginap. Tung itung-itung, et voila, kalkulator rusak di dalam otak membawa saya menyepi di hotel Alila Manggis. PinterPoin math! ;P
โDipaksaโ staycation tentunya hal yang sangat mengasyikkan buat saya ya, ditambah dengan cukup sulitnya menambah malam elit untuk perpanjangan status Globalist, maka pada akhirnya saya putuskan untuk menginap selama 7 malam (!!!) dan nantinya saya menambah 1 malam lagi untuk menginap di Hyatt Regency Bali yang juga akan saya ulas nantinya.
Agar lebih berimbang, maka berikut saya rangkumkan beberapa kelebihan dan kekurangan dariAlila Manggis ini dari sudut pandang saya.
(+) Satu-satunya hotel yang tergabung dalam program loyalti hotel dunia yang terletak di daerah Candidasa, Bali timur
(+)ย Valueย yang tinggi jika Anda menggunakan poin
(+) Kualitas makan pagi yang sangat baik dengan ragam makanan yang variatif. Saya menilai makanan tradisional khas Bali ataupun makanan Indonesia lainnya terasa sangat otentik dengan bumbu dan rasa yang mantap
(+) Semua kamar tanpa melihat tipenya memilki pemandangan yang sama yaitu ke area kolam renang dan pantai
(+) Servis yang penuh senyum dan hangat dari semua karyawan yang bertugas
(+) Afternoon tea gratis untuk semua tamu tanpa melihat status keanggotaan
(-) Akses internet tidak stabil di dalam kamar ataupun di beberapa sisi hotel
(-) Hotel mengadopsi tipe klasik Bali kontemporer yang walaupun timeless namun aspek kamar tetap saja terasa outdated
(-) Lokasi hotel bukanlah di area turis sehingga tidak ada banyak objek wisata untuk dieksplor selain wisata alam sekitarnya sehingga aspek lokasi ini harus dipahami oleh para calon tamu menginap. Lokasi yang cukup โterpencilโ ini juga berpotensi untuk menyulitkan bagi para tamu yang bergantung pada taksi online atau layanan makanan online dikarenakan minimnya ketersediaanya.
(-) Hanya memiliki 2 kamar tipe suite, sehingga hotel ini tidak berpartisipasi dalam program suite upgrade di WoH. Potensi membuat kecewa para anggota Globalist yang mengira memiliki chance untuk mendapat suite saat menginap
(-) Tidak memiliki fasilitas pusat kebugaran yang tentunya cukup mengecewakan
Bukanlah kali pertama bagi saya menginap di Alila Manggis dan tentunya stay kali ini juga bukanlah stay terakhir saya, karena terlepas dari segala kekurangan hotel ini, saya sangat menikmati hotel retreat ini dan pasti akan kembali lagi jika ada kesempatan.
Kapan lagi nih alila buat spacation…. sudah menunggu bertaun2… kayaknya susah deh,….. ๐
segera dijadwalin aja ๐