Kali ini saya akan mengulas penerbangan saya dengan SilkAir dari Singapore menuju ke Koh Samui, Thailand. Saya tiba di Singapore pada malam sebelumnya dengan Singapore Airlines. Dikarenakan haya terdapat penerbangan pagi ke Koh Samui, maka saya harus melakukan overnight layover di Singapore.
Klik disini untuk membaca preview trip dadakan saya ke Koh Samui.
Saat ini, SilkAir masih ‘mewakili’ Singapore Airlines untuk terbang di rute-rute regional seperti Koh Samui. Kedepannya, SilkAir akan terintegrasi penuh menjadi Singapore Airlines.
Seluruh rute Asia Tenggara Singapore Airlines & SilkAir berangkat dari terminal 2 Changi. Saya tiba pada pukul 7 pagi waktu Singapore.
Dikarenakan saya tidak membawa bagasi dan sudah melakukan online check in, saya langsung menuju ke imigrasi dan kemudian ke gate F51.
Pesawat ternyata diparkir di terminal 4, alhasil penumpang harus menaiki bus dari terminal 2 ke terminal 4 & memasuki pesawat melalui tarmac. Saya tidak tahu apakah praktik ini lazim atau memang saya sedang sial. Namun memang selama ini seringkali saya menaiki pesawat SilkAir tanpa menggunakan jet bridge.
Nomor Penerbangan: MI772
Jenis Pesawat: Airbus A319-132
Registrasi Pesawat: 9V-SBG
Rute: Singapore (SIN) – Koh Samui (USM)
Tanggal: Minggu, 4 Agustus 2019
Waktu Berangkat: 08.42 (Waktu seharusnya 08.10)
Waktu Tiba: 09.09 (Waktu seharusnya 08.55)
Durasi Penerbangan : 1 jam, 27 menit
Kursi: 19E & 19F
SilkAir Economy Class A319 Singapore – Koh Samui
Saya cukup senang ketika mengetahui bahwa kursi disebelah saya akan kosong selama penerbangan. Kami cukup beruntung karena baris kursi di depan dan belakang sudah terisi penuh.
Tidak ada layar in flight entertainment personal seperti Singapore Airlines. Melainkan, SilkAir menggunakan IFE sentral yang terletak di atas.
Namun, penumpang bisa mengakses SilkAir Studio menggunakan gadget masing-masing. Terdapat cukup banyak pilihan film yang bisa diakses secara gratis. Karena penerbangan yang singkat, saya lebih memilih untuk memaksimalkan tidur.
Makan
Setelah lepas landas, pesawat mengalami turbulensi ringan yang berlangsung cukup lama. Alhasil, meal service harus tertunda selama beberapa saat.
Kru kabin harus bekerja ekstra cepat dan untungnya meal service berhasil diselesaikan dengan cepat dan efisien, kredit untuk para kru!
Tidak ada menu yang dibagikan, pilihan makanannya berupa curry fish with rice atau grilled chicken with potatoes.
Dikarenakan penerbangan ini berdurasi sangat pendek, saya bahkan tidak sempat untuk mengunjungi kamar mandi. Setelah selesai makan, saya tertidur hingga pesawat sudah hampir mendarat di Koh Samui.
Kebetulan, angin sedang berhembus sangat kencang sehingga pesawat harus melakukan crosswind landing yang cukup memacu adrenalin penumpang. Namun kapten pesawat berhasil mendaratkan pesawat dengan selamat dan profesional.
Mendarat di Koh Samui, Anda akan bisa merasakan seberapa kecil dan atraktifnya airport ini!
Saat sedang mengantri imigrasi, tiba-tiba kru kabin MI772 datang dan meminta izin untuk menyelip antrian saya. Mereka harus segera masuk kembali untuk melayani penerbangan kembali ke Singapore. Saya sempat berbincang dengan kapten pesawat dan membahas tentang crosswind landing yang kami alami barusan.
Tips Transportasi di Koh Samui
InterContinental Koh Samui terletak ujung-ujungan dengan bandara sehingga membutuhkan waktu perjalanan dengan mobil selama hampir 1 jam.
Saya menyarankan untuk menyewa mobil dengan agen rental terpercaya jika memang hotel/resor Anda terletak jauh dari bandara. Saya memilih SIXT yang menawarkan harga yang cukup atraktif. Saya menyewa mobil seharga Rp 600rb-an untuk 2 malam di Koh Samui. Selain lebih irit, saya juga lebih fleksibel dalam bepergian selama berada di Koh Samui.
Sebelum tiba, saya melakukan beberapa riset tentang harga taksi di Koh Samui. Harga taksi sekali jalan dari bandara ke InterContinental berada di kisaran Rp 500 – 600rb yang tentunya tergolong cukup mahal.
Cara Memesan Penerbangan
Untuk tiket Economy Class sekali jalan Jakarta – Singapore – Koh Samui, saya harus membayar sebesar Rp 8.345.200 untuk 1 orang. Harga tersebut menurut saya sudah sangat mahal untuk penerbangan pendek ini.
Untungnya, saya bisa menggunakan 12.500 KrisFlyer miles dan pajak/biaya sebesar Rp 345.200 untuk tiket tersebut. Artinya saya mendapatkan valuasi dasar miles sebesar Rp 668 / 1 KrisFlyer miles! Sebuah valuasi yang sangat menguntungkan karena saya pribadi memvaluasi KF miles sebesar Rp 210 / 1 miles.
Penutup
Sebenarnya saya selalu berusaha untuk menghindari terbang dengan SilkAir. Alasannya karena harga tiket/award miles yang disamakan dengan Singapore Airlines. Jika dengan harga yang sama bisa terbang dengan pesawat SQ yang jauh lebih superior, mengapa harus terbang dengan SilkAir?
Namun, dikarenakan SQ tidak melayani banyak rute regional seperti Koh Samui, pilihan saya terbatas hanya dengan SilkAir. Saya juga mendapat valuasi penukaran KrisFlyer miles yang baik dari penerbangan ini. Secara keseluruhan, tidak ada yang spesial dari penerbangan ini namun saya tidak akan ragu untuk terbang kembali ke Koh Samui dengan SilkAir.