Untuk terbang ke Brisbane (BNE), saya memilih untuk mencoba terbang dengan Qantas lebih tepatnya dengan QantasLink Boeing 717 sebelum saya bisa mencoba penerbangan Rex di rute perintis “Western 2” keesokannya.
Ini adalah penerbangan ke-3 dari seri 14 penerbangan dalam perjalanan saya ke Australia.
Walaupun Qantas merupakan maskapai anggota Oneworld dan tiketnya secara teori bisa dipesan dengan Cathay (d/h Asia Miles), saya memilih untuk menggunakan poin Qantas karena ketersediaan award standar (“Classic Flight Reward”) yang lebih banyak.
Di Indonesia, poin Qantas sendiri bisa didapatkan dengan cara menginap di hotel jaringan Accor; apabila Anda mengejar status ALL Platinum, Anda harusnya bisa mengumpulkan cukup poin Qantas untuk terbang domestik di Australia 1x/tahun.
Penerbangan ini adalah bagian dari tiket perjalanan saya dari Sydney SYD ke Brisbane BNE, yang dipesan di situs Qantas 1 bulan sebelum terbang dengan 12.000 poin Qantas + biaya dan pajak A$126.79 (~Rp1.300.000).
Alternatifnya, tiket ini bisa dipesan dengan harga sekitar A$1200 (~Rp13.000.000) – tiket kelas ekonomi domestik Qantas memang luar biasa mahal.
Walaupun ada banyak penerbangan langsung dari Sydney ke Brisbane BNE yang harganya pun juga lebih murah, saya memilih terbang melalui Canberra (CBR) agar saya bisa mencoba 2 pesawat yang saya belum pernah coba sebelumnya, Bombardier Dash 8 Q400 dan Boeing 717.
Sebelum Berangkat
Saya sudah melakukan proses check-in di Sydney, sehingga begitu saya turun dari penerbangan sebelumnya saya langsung tiba di ruang tunggu.
Berikut bukti check-in bagasi dan pas naik (boarding pass) saya; Penerbangan kali ini menggunakan pas naik yang bawah.
Karena saya tidak memiliki akses lounge, saya memilih untuk makan malam di Capital Brewing Co menggunakan kredit A$36 dari Priority Pass berkat kartu BCA American Express Platinum.
Sialnya, begitu saya selesai makan malam ternyata penerbangan saya sudah mencapai panggilan terakhir, sehingga saya langsung pergi menaiki pesawat.
Kali ini saya akan terbang dengan QantasLink Boeing 717 (dioperasikan oleh National Jet Systems) dengan nomor registrasi VH-NXO yang berumur 21 tahun.
Tak lama kemudian, saya pun akhirnya menaiki pesawat.
Di Dalam Penerbangan
Pesawat QantasLink Boeing 717 yang saya naiki kali ini memiliki 125 kursi kelas ekonomi dengan konfigurasi 2-3. Anda yang dulu pernah menaiki pesawat McDonnell Douglas MD-82 (dulu dioperasikan oleh Lion Air) tentu akan familiar dengan ini – Boeing 717 sendiri merupakan nama lain dari McDonnell Douglas MD-95.
Saya duduk di kursi 22A, kursi jendela standar.
Ruang kaki kursi ini termasuk cukup longgar dan kursinya juga relatif tebal sehingga cukup nyaman, walaupun memang tidak memiliki banyak fasilitas karena merupakan pesawat regional.
Kursinya sendiri memiliki meja lipat standar.
Di kantong kursi sendiri hanya terdapat kartu petunjuk keselamatan dan beberapa kantong mabuk udara.
Kebiasaan yang cukup penting saat mengulas pesawat dengan mesin di belakang adalah duduk di salah satu baris paling belakang, dan berikut pemandangan dari jendela saya.
Berikut foto saya di kursi tersebut dengan sandar kepala dinaikkan – di Australia masker sudah tidak diperlukan saat terbang.
Kami mulai meninggalkan gerbang kurang lebih 5 menit lebih awal dari jadwal penerbangan.
Di saat itu juga, demonstrasi petunjuk keselamatan pun dilakukan secara manual.
Setelah demonstrasi selesai, lampu kabin pun diredupkan untuk lepas landas.
Pesawat Boeing 717 merupakan satu-satunya pesawat jet komersial yang menggunakan mesin Rolls-Royce BR715, sehingga memiliki suara yang berbeda dari berbagai pesawat lain; Anda bisa mendengar suaranya saat lepas landas di sini:
Sesaat setelah lepas landas, di sisi kiri nampak pemandangan kota Canberra yang merupakan ibukota Australia.
Matahari pun nampak mulai terbenam sambil kami terus menanjak menuju ketinggian jelajah.
30 menit setelah lepas landas awak kabin pun menyajikan makan malam ringan.
Saya pun memilih minuman air mineral dan wine putih, yang disajikan dengan panini ayam.
Berikut makanannya setelah dibuka.
Setelah makan malam dibagikan, awak kabin pun berkeliling membawa keranjang berisi praline coklat merek Lindt, dimana saya pun mengambil 2 coklat.
Menu yang disediakan pada penerbangan ini terdiri dari:
- Makan malam ringan: Panini isi ayam, keju, dan bawang bombay
- Penutup: Praline coklat
- Minuman: Bervariasi, non-alkohol dan alkohol (wine dan bir)
Walaupun penerbangan ini tidak menyajikan hidangan berat (sebagai perbandingan, Garuda menyajikan makanan berat di rute Jakarta CGK – Bali DPS dengan jarak yang serupa), makanan panas yang disajikan termasuk cukup enak untuk penerbangan jarak dekat.
Selain itu, ditambah lagi dengan layanan wine gratis serta coklat membuat ini salah satu layanan terbaik untuk penerbangan kelas ekonomi domestik jarak dekat (jangan lupa, di luar sana ada maskapai layanan penuh yang hanya menyediakan biskuit dan minuman non-alkohol untuk penerbangan domestik 6 jam).
Setelah makan saya menyempatkan diri ke kamar kecil. Pesawat ini memiliki 2 kamar kecil untuk penumpang, keduanya berada di kabin bagian belakang.
Kamar kecilnya sendiri cukup sederhana namun terawat.
Karena badan pesawat Boeing 717 sendiri hampir sama besar dengan Boeing 737, kamar kecilnya sendiri cukup luas untuk saya bisa berdiri dan bergerak (dan tentu lebih lebar dari kamar kecil baru Boeing 737 atau Boeing 737 MAX)
Berikut kabin pesawatnya dilihat dari belakang.
Tidak ada yang akan berkata bahwa ini penerbangan yang panjang, jadi sekarang sudah mulai saatnya untuk turun menuju Brisbane.
Dari sisi kiri sendiri bisa nampak pemandangan pusat kota Brisbane.
Kami pun mendarat 1 jam 20 menit setelah lepas landas dari Canberra CBR.
Setelah berjalan selama beberapa menit, kami pun akhirnya tiba di gerbang tanpa garbarata.
Mengingat saya duduk di salah satu kursi paling belakang, saya baru bisa turun dari pesawat hampir 10 menit kemudian.
Setelah turun dari pesawat saya pun diarahkan ke tangga menuju gerbang kedatangan; dalam kasus ini, hanya garbaratanya saja yang tidak ada, namun sambungan ke gedung terminalnya tetap ada.
Berikut pesawatnya nampak dari gedung terminal.
Kedatangan
Saya tiba di koridor terminal domestik Brisbane di sisi utara, yang biasanya dipakai oleh Qantas – di Australia sendiri penumpang yang baru tiba tidak dipisah dengan penumpang yang akan berangkat.
Walaupun saat itu baru jam 8 malam waktu setempat, banyak toko yang sudah mulai tutup.
Dari situ saya turun ke area pengambilan bagasi, yang tersambung dengan area check-in dan bisa diakses umum.
Tas saya tiba kurang lebih 15 menit setelah saya turun dari pesawat.
Setelah saya keluar dari gedung terminal, saya pun naik menuju jembatan penyeberangan, yang tersambung dengan berbagai fasilitas bandara.
Dari jembatan penyeberangan ini saya bisa pergi menuju Ibis Brisbane Airport melalui koridor dan gedung parkir untuk beristirahat.
Kesimpulan
Bahkan saat terbang dengan pesawat regional, pengalaman terbang kali ini bisa dibilang sama dengan terbang dengan pesawat ukuran sedang untuk rute jarak pendek.
Walaupun tidak memiliki sistem hiburan ataupun stopkontak (sebagai perbandingan, Boeing 737-800 Qantas menawarkan Wi-Fi gratis tak terbatas untuk penerbangan domestik, hiburan dengan layar atau Wi-Fi, dan stopkontak atau koneksi USB), QantasLink Boeing 717 memiliki kursi yang cukup nyaman, dan ditambah dengan pelayanannya yang bagus serta pesawat yang masih terawat baik membuat penerbangan ini secara keseluruhan memberikan value for miles (bukan value for money karena harga tiketnya terlalu mahal bila dibayar dengan tunai) yang bagus.
Saya tidak akan keberatan untuk terbang dengan QantasLink Boeing 717 untuk penerbangan jarak pendek seperti rute ini.
Hello. untuk priority pass oleh Amex Platinum – apakah ada perbedaan nya dengan Priority Pass yang dari kartu kredit lain?
saya dengar dari travel blogger SG (milelion) kalau Priority Pass dari AMEX SG dapat masuk lounge, tapi tidak dapat menggunakan Non-Lounge Experience..
thanks!
Sy baru baca di website cimb kok sekarang transaksi qris tdk dpt point ALL ya? Apa ada yg tau ini mulai berlaku kpn? Dan transaksi mulai akhir bln kmrn sampai ada pengumuman ini tetap dpt point apa gk ya?
Halo,
Betul, transaksi QR dengan kartu CIMB Niaga ALL sudah tidak dapat poin ALL ya, cuma belum dijelaskan dari kapannya.