ไฝ ๅฅฝ dari Shanghai, China. Dengan adanya artikel ini, saya bisa mengonfirmasi bahwa visa transit China saya selama 240 jam (10 hari) disetujui dengan sangat mudah meskipun saya terbang dengan rute yang ekstrim.
Bagi Anda yang belum tahu, saya ‘transit’ di China selama 3 hari menggunakan visa transit 240 jam dengan rute Jakarta – Shanghai menggunakan Garuda Indonesia lalu kemudian Shanghai – Singapura – Surabaya menggunakan Singapore Airlines.
Secara harafiah, saya terbang dari Indonesia ke Singapura dengan ‘transit’ di China ๐ dan hal tersebut memungkinkan selama Anda memegang tiket penerbangan yang valid.
Saya tidak akan bertele-tele lagi karena sudah terdapat berbagai artikel PinterPoin yang membahas seputar transit visa ini:
Saya akan langsung saja mengatakan bahwa 99,9% keberhasilan visa transit China 240 jam ini bergantung pada dokumen fisik penerbangan Anda.
Saya ulangi lagi,
Kunci
Keberhasilan
Visa
Transit
Anda
Adalah
TIKET FISIK PENERBANGAN ANDA
Dengan membawa tiket fisik penerbangan Anda yang sesuai (ke negara ketiga yang berbeda dengan negara asal), saya bisa meyakinkan Anda bahwa visa transit Anda pasti 99,9% disetujui.
Jika saya dengan rute penerbangan yang tidak masuk diakal saja bisa masuk China tanpa banyak pertanyaan, tentunya Anda juga bisa melakukan hal yang sama seperti saya.
Tidak akan berlebihan jika saya bilang tiket fisik pulang Anda yang sesuai itu setara dengan visa transit itu sendiri.
Tanpa printout tiket, Anda mungkin akan mengalami halangan ekstra ketika check-in penerbangan ke Tiongkok dan di imigrasi Tiongkok itu sendiri
Bisa nggak tanpa printout? Bisa, tapi prosesnya akan lebih panjang.
Saya akan bilang Anda bisa menghemat proses imigrasi dan check-in selama 30 menit atau lebih dan menghindari pertanyaan ekstra di imigrasi Tiongkok selama Anda membawa printout tiket fisik Anda.
Katika saya masuk imigrasi Tiongkok pagi hari ini (25/8), pihak imigrasi tidak meminta bukti pemesanan akomodasi saya melainkan hanya meminta bukti pemesanan tiket saya ke negara ketiga (yang mana adalah Singapura) dan menanyakan beberapa pertanyaan simpel (dijelaskan nanti).
Anyways, saya akan bercerita mengenai pengalaman mengurus ‘transit’ di Tiongkok saya menjadi 2 bagian yaitu ketika berada di counter check-in Garuda Indonesia selaku maskapai penerbangan berangkat saya dan pengalaman ketika berada di bandara di Shanghai dan melewati imigrasi.
Pengalaman Check-in Garuda Indonesia
Surprisingly, seluruh petugas Garuda Indonesia di T3 Soekarno-Hatta sudah mengetahui betul kebijakan bebas visa transit Tiongkok selama 240 jam ini.
Malah, saya diberi ‘wejangan’ spesial cara mengakali visa transit tersebut in case seseorang salah membeli tiket round-trip di maskapai yang sama yang konon cukup sering terjadi krena banyak orang menganggap China sekarang bebas visa meskipun kenyataannya yang benar adalah bebas transit visa selama 240 jam.
Itu dua hal yang terdengar mirip namun jauh berbeda, jadi pastikan Anda tidak mengulangi kesalahan orang-orang tersebut ๐
Saya menyempatkan diri untuk mewawancarai salah satu pegawai Garuda Indonesia berinisial CS perihal kebijakan visa transit 240 jam ke Tiongkok ini:
Q: Seberapa sering orang memanfaatkan visa transit ke China ini?
A: Sejak diumumkan pada pertengahan Juni lalu, terdapat peningkatan drastis turis Indonesia ke China yang menggunakan visa transit ini, bahkan pada penerbangan Pak Edwin ini (GA 894) ini kelas ekonominya full dan kelas bisnisnya hanya sisa 1 (satu) seat saja yang kosong.
Q: Apa banyak calon turis ke China yang salah memahami konsep visa ini?
A: Banyak sekali, saya bisa bilang dari 10 orang terdapat mungkin 7 orang yang salah tangkap mengenai visa ini, dikirain mereka bebas visa (visa free) padahal yang bebas visa itu hanya transitnya aja.
Q: Kalau sudah terlanjur beli di Garuda Indonesia ini bagaimana?
A: Kita akan langsung arahkan mereka untuk memesan penerbangan ke negara ketiga saat itu juga agar kita bisa memproses check-in mereka. Alternatifnya, kita kadang merekomendasikan orang untuk memesan tiket kereta ke Hong Kong jadi seolah-olah mereka memang ke Hong Kong dan menjadikan Hong Kong ini sebagai negara ketiga sehingga visa transitnya ini valid.
Kalau sudah seperti itu, baru kemudian kita bisa memproses check-in mereka. Prosesnya sendiri memakan kurang waktu dari 20 menit (pembelian tiket/kereta ke negara ketiga) dan rata-rata mereka kooperatif semua.
Q: Apakah pernah ada orang yang dideportasi dari China akibat tidak diberikan visa transit ini?
A: Sejauh ini Garuda Indonesia tidak pernah mendapat laporan deportasi dari pihak imigrasi China. Kalau sampai deportasi kita yang rugi dong karena kita dapat komplain dan harus memulangkan mereka (orang yang tidak diperbolehkan masuk China) dan kita sebisa mungkin menghindari hal tersebut.
Oleh karena itu, kita benar-benar ketat dan teliti dalam memastikan calon penumpang memiliki dokumentasi yang sesuai kalau memang mereka menggunakan transit visa ke China.
Pengalaman Imigrasi di Shanghai
Ketika saya tiba di Shanghai, saya mempelajari beberapa hal penting yang juga perlu Anda ketahui untuk menghemat waktu dan meminimalisir kesalahan ketika Anda berhadapan dengan petugas imigrasi.
- Formulir kedatangan
Ketika Anda tiba di Tiongkok, orang asing (foreigner) diwajibkan untuk mendaftarkan diri mereka pada arrival card yang disediakan di berbagai lokasi di bandara.

Lucunya, saya baru tahu bahwa khusus untuk visa transit, terdapat arrival card tersendiri yang harus Anda isi dan lengkapi.
Arrival card yang benar untuk calon pengguna transit visa 240 jam ini adalah sebagai berikut:
Saya tidak ingat betul di mana Anda bisa mendapatkan arrival card spesial ini namun saya yakin terdapat 1 konter khusus yang menyediakan formulir ini di ‘lane C’ yang akan saya jelaskan setelah ini.
- Jalur yang mana
Terdapat 3 jalur antrian untuk masuk imigrasi di China (ya, saya tahu itu jumlah yang banyak dan membingungkan di awal) yang mana adalah sebagai berikut:
Jalur A: Untuk traveler yang bisa memperoleh visa-free entry ke Tiongkok
Jalur B: Untuk traveler yang memperoleh visa multiple entry
Jalur C: Untuk traveler yang pertama kali masuk ke Tiongkok atau visa-free transit
Pilihan yang betul untuk calon pengguna transit visa 240 jam adalah jalur C.
Pertama-tama saya berpikir jalur yang benar adalah jalur A (otak saya masih disfungsional karena kurang tidur di pesawat semalam), tetapi setelah saya berpikir lebih dalam, karena konsep yang ditawarkan Tiongkok untuk WNI bukanlah visa free melainkan transit visa, maka jalur yang benar adalah jalur C.
Di ujung jalur C, terdapat juga arrival card spesial yang sempat saya sebutkan di atas. Tidak perlu khawatir, ada petugas dari pihak imigrasi yang siap membantu Anda dan mereka cukup ramah.
- Fingerprint di mana
Meskipun di sepanjang perjalanan menuju imigrasi terdapat banyak sekali mesin fingerprint self-collection, Anda bisa melupakan mesin-mesin ini karena tidak ada satupun mesin yang bekerja ketika saya tiba di sana.
Beberapa turis juga mencoba mesin ini namun tidak ada satupun yang berhasil, oleh karena itu Anda tidak perlu menggubris mesin ini karena nantinya Anda akan melakukan fingerprint tepat di konter imigrasi.
Sekedar menginformasikan saja agar Anda tidak buang-buang waktu di bandara ๐
- Pertanyaan apa?
DI konter imigrasi bandara, setelah menyerahkan paspor, arrival card spesial. dan printout tiket, petugas imigrasi menanyakan beberapa hal sebagai berikut kepada saya dalam bahasa inggris:
– How long will you stay here?
– Where do you stay?
– Do you come alone?
– Is your next destination Singapore?
Tentu ini adalah pertanyaan yang sangat mendasar dan Anda tidak perlu khawatir sedikitpun menjawabnya.
Sekali lagi, saya mengingat bahwa rate deportasi berdasarkan penuturan petugas Garuda Indonesia sejauh ini adalah 0% jadi Anda tidak perlu khawatir dan tegang sama sekali ๐
Tidak sampai 2 menit, paspor saya diberikan cap visa transit 240 jam dan saya melenggang masuk ke negara Tirai Bambu dengan santai-nya.
Baca juga: Booked – Liburan ke China Tanpa Visa Kunjungan
Baca juga: China Southern Mengoperasikan Penerbangan Surabaya – Guangzhou
Penutup
Ternyata, proses transit visa 240 jam Tiongkok ini tidak sesulit dan sehoror yang saya bayangkan di awal.
Semua proses ini dari pemeriksaan di bandara hingga di imigrasi Tiongkok berlangsung dengan sangat cepat dan semua staff tersebut tampak sudah mengetahui kebijakan baru tersebut ๐
Tentunya, seperti yang saya bilang di awal…. memiliki printout tiket kepulangan yang sesuai akan sangat membantu mempercepat proses verifikasi Anda baik di bandara maupun di imigrasi dan saya sangat menyarankan Anda untuk mempersiapkannya.
Satu hal yang pasti adalah Anda tidak perlu khawatir untuk berkunjung ke Tiongkok menggunakan transit visa 240 jam ini.
Malah, saya sangat merekomendasikannya mengingat penukaran tiket penerbangan menggunakan poin memiliki harga yang sama untuk pemesanan one-way ataupun return flight (kecuali di maskapai tertentu).
Oleh karena itu justru menguntungkan bagi Anda untuk memesan tiket keberangkatan dan kepergian di maskapai yang berbeda seperti pada kasus saya.
Dengan melakukan hal ini Anda sudah dapat dipastikan akan bisa berkunjung ke Tiongkok tanpa perlu visa kunjungan melainkan cukup dengan visa transit 240 jam ๐
Sungguh di saat Amerika Serikat justru memperumit pengajuan visa kunjungan, Tiongkok justru membuka selebar-lebarnya pintu mereka untuk turisme dan kunjungan bisnis.
Saya semakin termotivasi untuk berkunjung dan menelusuri Tiongkok terlepas dari kendala bahasa yang ada. Negeri ini sendiri sangat berbeda dengan kunjungan terakhir saya di tahun 2015 lalu…. Tiongkok yang sekarang sungguh bersih, modern, dan lebih beradat dibanding 10 (sepuluh tahun lalu.
Kulinernya juga lezat, saya menikmati setiap momen bersantap saya di sini ๐
Jujur saya refresh web ini berkali-kali sepanjang 25 Agustus 2025 karena menanti artikel ini. Terima kasih sudah berbagi dan memberikan optimisme.
Saya rencana bepergian dengan rute berikut:
KJT – SIN – PEN by TR
PEN – HKG – PEK by CX
PEK – SIN – SUB by SQ
Pertanyaan yg masih ada di benak saya: di KJT nantinya apakah petugas check-in perlu memahami TWOV China, atau hanya cukup sampai requirement masuk PEN.
Anyway, enjoy China, Bro.