Barang apa saja yang boleh diambil dari kamar hotel? Saya rasa pertanyaan itu pasti pernah muncul di benak setiap orang yang pernah menginap di hotel. Ketika Anda melihat sabun/sampo bermerk Salvatore Ferragamo atau Hermès, kemungkinan besar akan ada godaan untuk membawa pulang & bahkan meminta lebih kepada pihak hotel.
Umumnya, barang yang diperbolehkan untuk dibawa pulang dari hotel adalah amenities yang umumnya bisa diganti (replenish) oleh cleaning service. Kemudian, welcome gift yang diberikan oleh pihak hotel seperti wine, kue, dan cokelat juga diizinkan untuk dibawa pulang.
Barang elektronik seperti televisi, telepon, pengering rambut dan juga perabotan-perabotan tidak boleh dibawa keluar dari kamar hotel.
Ketika saya menginap di Hyatt Regency Yogyakarta (review), saya menemukan sebuah kartu “Convenience Collection” yang memberikan informasi tentang barang apa saja yang boleh & tidak boleh diambil dari kamar hotel. Sejauh ini, saya tidak pernah menemukan hotel lain yang menyediakan informasi serupa:
Dari sekian banyak barang yang tertulis di kartu tersebut, saya cukup heran mengetahui bahwa pembuka botol wine termasuk sebagai barang yang boleh dibawa. Hal ini mengingatkan saya ketika saya menginap di Westin di China dimana saya tidak sengaja menghilangkan pembuka botol wine yang disediakan di kamar. Ketika melapor ke resepsionis, saya dijawab dengan simpel hanya dengan “it’s okay, don’t worry”.
Namun, jangan berasumsikan hal yang sama karena pastinya setiap hotel mempunyai kebijakan berbeda-beda. Jika Anda secara sengaja maupun tidak sengaja membawa barang yang seharusnya tidak boleh dibawa pulang, maka Anda akan dikenakan denda atau bahkan dilaporkan ke pihak berwenang atas perbuatan tersebut.
Barang yang Saya Ambil
Ketika saya menginap di sebuah hotel, kemungkinan besar saya akan membawa pulang sabun, sampo dan lotion yang berkualitas. Pada kasus tertentu dimana saya sangat menyukai amenities yang disediakan (misalnya Le Labo atau L’Occitane), maka saya akan meminta lebih kepada pihak hotel.
Diluar dari itu, saya biasanya juga mengambil laundry bag untuk baju kotor ketika saya lupa membawa sendiri. Saya juga akan membawa pulang kapsul kopi Nespresso & teh TWG yang disediakan di sejumlah hotel high end karena saya memang mengonsumsi produk tersebut di rumah.
Sejumlah barang di kamar hotel bisa dikategorikan dalam grey area misalnya seperti sprei, sarung bantal dan bath robe yang biasanya akan dibuang oleh pihak hotel jika sudah terlalu kotor dan tidak layak digunakan kembali. Meski demikian, amannya asumsikan Anda tidak boleh membawa pulang barang tersebut.
Kadang-kadang juga ada situasi dimana hotel menyediakan barang yang tidak lazim ditemukan, misalnya topi sakkat dan tas jerami di InterContinental Da Nang, Vietnam:
Tidak ada salahnya juga untuk bertanya kepada pihak hotel mengenai hal ini, mungkin saja Anda diperbolehkan untuk membawa pulang atau diizinkan untuk membeli barang yang Anda sukai jika memang kebetulan dijual.
Penutup
Membawa pulang sedikit ‘suvenir’ dari kamar hotel merupakan hal yang lumrah dilakukan oleh tiap orang. Namun tentunya tidak setiap barang boleh dibawa pulang. Bayangkan ekspresi wajah resepsionis hotel ketika Anda membawa keluar mesin kopi atau televisi dari kamar Anda (LOL).
Jika Anda mempunyai pengalaman menarik atau jika Anda bekerja di industri perhotelan, silahkan bagikan informasi atau pandangan Anda melalui kolom komentar dibawah.
Ini cerita dari seorang Tour Leader yang paling saya ingat sampai sekarang, padahal sudah lebih dari 10 tahun:
Ketika membawa rombongan tour ke Jepang, dia notice korden kamar salah satu hotel bagus banget.
Beberapa hari kemudian, sesudah rombongan tour berpindah hotel di kota lain, dia menerima kabar dari kantor dan hotel tersebut di atas bahwa korden di salah satu kamar hilang! Rupanya ada anggota rombongan tour yang juga berpikir bahwa korden kamar hotel itu bagus banget.
LOL orang Indo paling nggak kira2 klu ngambil barang hotel.
Saya malah dapat souvenir berupa kartu kunci kamar hotel ketika saya menginap di ASTON IMPERIUM Purwokerto, 2019 lalu.