AirAsia X Indonesia menjadi maskapai selanjutnya yang menjadi korban pandemi COVID-19. Tapi Anda tidak perlu panik dengan kabar ini. AirAsia X merupakan perusahaan yang berbeda dengan AirAsia Indonesia yang Anda kenal.
Aman untuk dikatakan bahwa likuiditas atas AirAsia X Indonesia tidak akan berdampak pada industri penerbangan di Indonesia secara signifikan, selengkapnya:
Akhir Perjalanan dari AirAsia X Indonesia
AirAsia X Indonesia melihat peluang bisnis yang baik ketika travel sedang booming (pikirkan tren traveling ke Jepang) dalam beberapa tahun terakhir.
Dimulai pada tahun 2014, AirAsia X Indonesia merupakan hasil kerja sama antara AirAsia Indonesia dengan AirAsia X Malaysia. Berbasis di Denpasar dan Jakarta, maskapai tersebut difokuskan untuk melayani penerbangan jarak jauh seperti Sydney, Tokyo, dan Jeddah.
Melalui wawancara dengan sebuah media Malaysia, wakil ketua AirAsia X, Lim Kian Onn, telah menyatakan bahwa maskapainya telah kehabisan uang. Untuk bisa selamat, AirAsia X diklaim memerlukan dana sebesar US$120,6 juta yang mana sulit untuk terwujud.
Sebagai upaya untuk menghadapi kesulitan finansial akibat pandemi, AirAsia X (pusat) akan melakukan likuidasi pada perpanjangan tangannya di Indonesia – AirAsia X Indonesia, yang memang aslinya telah berhenti beroperasi sejak awal tahun 2019 dan hanya memiliki 2 unit pesawat saja.
Banyak Permasalahan
AirAsia merupakan maskapai low cost yang terbilang revolusioner dan mendominasi di Asia. AirAsia berhasil memperluas jaringan dengan konsep yang efektif, yakni membuka cabang di negara lain dengan bekerja sama dengan pihak lokal.
Akibat pandemi COVID-19, AirAsia secara keseluruhan memang benar-benar terpukul. Selain likuidasi AirAsia X Indonesia ini, AirAsia juga menghadapi permasalahan serius di berbagai negara, sebut saja:
- AirAsia Jepang berhenti beroperasi
- AirAsia berhenti mendanai operasional di India
- AirAsia melepas 49% saham di AirAsia Thailand
- AirAsia Filipina berusaha keras mencari pendanaan
- Rumor pemecatan karyawan akan kembali dilakukan bulan depan
- AirAsia Indonesia mengalami kerugian Rp1,2 triliun sepanjang semester pertama tahun 2020
Melihat kondisi yang belum juga kondusif, tidak menutup kemungkinan apabila langkah tegas lainnya akan ditempuh oleh AirAsia.
Penutup
AirAsia X akan melikuidasi perpanjangan tangannya di Indonesia. Meski demikian, kabar tersebut seharusnya tidak akan berdampak besar pada industri penerbangan Indonesia.
Tidak hanya AirAsia, pandemi ini memang menjadi mimpi buruk bagi setiap maskapai. Di tengah merosotnya penghasilan, maskapai masih harus tetap membayar kewajiban seperti biaya sewa pesawat, perawatan pesawat, gaji karyawan, dsb. Semoga saja pandemi ini bisa segera berlalu.
.
