Penerbangan Repatriasi COVID-19

PARAH: 40 Orang Positif COVID-19 di Bandara Soekarno-Hatta, Jual-Beli Surat Dinas & Keterangan Sehat, dan Desak-desakan di Bandara

Beberapa hari belakangan menjadi masa-masa yang menurut saya akan mempersulit keadaan berkat COVID-19 di Indonesia.

Speechless, sebuah kata yang mewakili perasaan saya saat ini setelah melihat sejumlah berita yang melaporkan adanya antrian desak-desakan di bandara Soekarno-Hatta, penangkapan oknum penjual surat dinas, dsb.

Kejadian desak-desakan di bandara Soetta sudah dimulai pada 14 Mei 2020 lalu dan menurut cerita pembaca, masih terjadi hingga hari ini. Pertanyaannya, apa yang menyebabkan hal tersebut bisa terjadi?

Meski sektor penerbangan sudah dibuka dengan persyaratan “ketat”, namun kita tidak boleh naif karena orang Indonesia pasti akan menemukan celah atau bahkan mencari keuntungan di tengah situasi seperti ini.

Desak-desakan di bandara Soekarno-Hatta 40 orang positif COVID-19
Antrian di bandara Soekarno-Hatta. Kredit: Trinity Traveler.

Jual-Beli Surat Dinas & Surat Keterangan Sehat Bebas COVID-19

Pemerintah dan maskapai mewajibkan orang yang akan terbang untuk berada dalam keadaan sehat bebas COVID-19. Penumpang wajib membawa serta surat dinas dari kantor dan surat keterangan sehat yang membuktikan bahwa mereka bebas dari Coronavirus.

Gilanya, ada oknum di bandara yang memperjualbelikan surat tersebut di bandara agar orang bisa bepergian. Bahkan hingga terjadi antrian panjang demi bisa mendapatkan surat tersebut.

Ada juga oknum yang menjual surat kesehatan palsu dengan kop puskesmas di Bali, namun untungnya sudah tertangkap oleh polisi.

Surat kesehatan dari RS juga bahkan sempat dijual di marketplace online seharga Rp70.000 per lembar. Gila!

Apa artinya? Well, hal tersebut berarti sebagian besar penumpang bukan menjalankan dinas dari kantor dan tidak memiliki bukti mereka bebas COVID-19. Bisa jadi penumpang hanya ingin bepergian secara leisure atau melakukan mudik ke kampung halaman.

Apa dampaknya? Karena gejala COVID-19 yang samar di periode awal, maka kemungkinan besar akan ada penumpang yang sudah tertular namun tidak mengetahui hal tersebut. Lalu, kita dihadapkan dengan berita:

40 Orang di Soekarno-Hatta Positif COVID-19

Mengutip dari detikhot, sebanyak 40 penumpang di bandara Soekarno-Hatta telah dinyatakan positif COVID-19.

Parahnya, jumlah penumpang yang sudah menjalani rapid test barulah sebagian. Artinya kemungkinan besar jumlah aktual orang yang positif COVID-19 akan lebih besar dari itu mengingat terjadi desak-desakan dan tidak adanya batas jarak antar orang.

“Tidak ada simbol apa pun terkait jarak, langsung bablas ngantri desak-desakan, dan petugas hanya membiarkan gitu.

Pernyataan dari seorang penumpang bernama Reza. Sumber: detik.com

Saya tidak bisa membayangkan berapa banyak orang yang akan atau bahkan sudah tertular karena mengantri di bandara. Parah!


Baca juga: Sektor Jasa Pariwisata Indonesia Akan Bergairah Kembali Pada 8 Juni 2020?


Penutup

Jangan bepergian jika tidak mendesak rasanya sudah tidak boleh digunakan. JANGAN BEPERGIAN HINGGA COVID-19 SELESAI adalah kalimat yang tepat.

Melihat situasi seperti ini, rasanya bukan tidak mungkin jika second wave akan terjadi. Jika hal tersebut sampai terjadi, maka situasi ini akan semakin panjang hingga vaksin sudah teruji dan tersebar secara masal.

Saya merasa kita harus saling bekerja sama dalam mengatasi virus ini. Dengan menghentikan penyebarannya, maka semakin cepat kekacauan ini akan selesai. Bagi orang yang melakukan mudik, pikirkan anggota keluarga di kampung halaman. Anggap diri Anda sebagai pembawa virus dan berusahalah agar tidak menyebarkannya.

.

Apa pendapat Anda tentang situasi ini?

Share

3 comments
  1. Itu sebagian yg kelihatan, pada saat diberlakukan psbb atau sosial distancing aja masih banyak yg tidak mematuhi terutama di daerah darrah… Gimana covid mau terhenti rantai penyebarannya klo warga sendiri menganggap remeh dan tidak mematuhinya…

  2. mangkanya pemerintah mencanangkan hidup berdampingan dengan virus corona, hampir nggak mungkin ekonomi ditahan. berapa banyak maskapai yang sudah dibailout diluar negeri, yang berhenti operasi juga ada. saya nggak bisa bayangkan kalau terus sampai akhir tahun. berapa banyak hotel juga yang tutup, yang bisa sekarang hanya membuat protokol baru saat kemana-mana.
    saya harap sih obat pembasmi virus saja sudah ready, dan terjangkau sesegera mungkin. cukup minum obat saat sakit, selesai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.