Beberapa hari lalu TAP Portugal secara tidak sengaja menawarkan mistake fare dimana tiket kelas bisnis dari Amerika ke Eropa dijual mulai Rp3,5 juta PP, tergantung rute dan tanggal. Oleh karena itu, saya ikut memanfaatkan kesempatan tersebut untuk pergi di bulan Februari dengan juga menambahkan stopover gratis di Lisbon.
Kemarin pagi (6/3), TAP Portugal memutuskan untuk membatalkan seluruh tiket mistake fare tersebut dan mengembalikan harga tiket tersebut. Saya akan terus memantau proses refund tersebut.
Apa Itu Mistake Fare?
Pada dasarnya, maskapai penerbangan memasukkan tarif, basis harga, dan ketersediaan kursi untuk penerbangan mereka di sistem reservasi agar tiket dapat dipesan. Proses ini bisa dibilang sangat rumit karena berbeda dengan, misal, tiket bus di Indonesia yang dijual dengan satu harga, ada banyak variabel yang perlu dipertimbangkan. Sebagai contoh, salah satu basis harga untuk penerbangan dari New York ke London dengan British Airways/American Airlines (OLX4F1B5) memiliki syarat sebagai berikut:
- Kombinasi nomor penerbangan (misalnya maskapai penerbangan yang boleh dipakai, rute, atau apakah perjalanan tersebut dapat ditambahkan stopover atau dibentuk sebagai open jaw),
- Hari dan tanggal terbang,
- Periode tinggal di tujuan (misalnya minimum berapa hari atau batasan harus tinggal di tujuan pada hari tertentu),
- Seberapa awal pemesanan harus dilakukan, dan
- Syarat perubahan penerbangan.
Karena begitu rumitnya proses ini, ada kalanya maskapai membuat sedikit kesalahan saat memasukkan tarif. Sebagai contoh, di awal November 2018 dulu Malaysia Airlines salah memasukkan tarif penerbangan dari Jakarta ke Kuala Lumpur seperti berikut (harga sudah termasuk biaya bandara):
- Seharusnya: RM383.00 (Rp1.378.800)
- Menjadi: Rp38.300
- Anda menghemat: Rp1.340.500 (97%)
Kejadian ini biasanya hanya berlangsung beberapa jam sebelum maskapai merevisi harga yang ditawarkan.
Apakah Maskapai Wajib Menerima Pemesanan dengan Mistake Fare?
Pada umumnya tidak. Saat maskapai penerbangan membatalkan pemesanan mistake fare, Anda pasti berhak untuk mendapatkan refund penuh, tapi kecuali ada ketentuan spesifik tentang itu maka maskapai tidak memiliki kewajiban lain.
Sebagai contoh, Malaysia Airlines pernah membatalkan tiket Emirates kelas utama ke Dubai dan Delta Airlines pernah membatalkan tiket Kenya Airways kelas bisnis ke Kenya dan Afrika Selatan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, saya sangat menyarankan untuk membuat reservasi lainnya seperti hotel atau penerbangan lanjutan yang tidak dikenakan denda pembatalan yang besar.
Walaupun begitu, patut diketahui tidak semua mistake fare berakhir dengan tiket dibatalkan. Sebagai contoh, pemesanan dengan mistake fare Garuda Indonesia kelas bisnis dari Tokyo HND ke Denpasar DPS via Osaka KIX masih tetap berlaku, bahkan lebih dari 1 tahun setelah tiket diterbitkan karena pandemi Covid-19.
Pemesanan dengan mistake fare Cathay Pacific kelas bisnis dan utama dari Vietnam ke Amerika Serikat pun tetap dapat digunakan. Oleh karena itu, saya tetap menyarankan Anda untuk mengambil mistake fare yang mungkin sesuai dengan rencana perjalanan Anda kedepannya.
Penutup
Walaupun tindakan yang disayangkan dari TAP Portugal, namun pembatalan tiket sangat wajar dalam dunia berburu mistake fare. Semoga meskipun dengan pembatalan ini Anda tetap bersemangat untuk mencari mistake fare kedepannya.
Halo Pak Vincent,
Apakah kita bs mengajukan keberatan Jika reservasi dibatalkan se pihak? Tentunya kesalahan fare seperti ini bukan urusan pelanggan.
Saya memahami dikarenakan Ini maskapai asing akan sgt sulit komunikasi secara langsung.
Saya punya pengalaman 2x dengan salah satu agen tee percaya Indonesia. Tapi ini case nya hotel.
Saya booking hotel dibali dgn biaya permalam umumnya 500-600rb permalam saya dpt hanya 90rb permalam. Saya iseng coba booking selama 5-6 malam dan sukses.
Lalu pihak agency email dan call saya memberitahukan reservasi gagal dan meminta pembayaran ulang dengan selisih harga pada saat itu. Saya menolak, dengan saya setuju dengan melakukan pembayaran yg ada dlm aplikasi artinya jual beli sah secara hukum menurut awam saya.
Dengan mediasi yg cukup alot ditambah saya melibatkan pihak hotel secara langsung, akhirnya voucher saya diterbitkan ulang secara cuma2 tanpa biaya tambahan.
Bgmn menurut Pak Vincent?
saya sih bukan orang hukum, tapi di KUHPerdata pasal 1322 kalau definisinya ke khilafan, itu bisa dibatalkan sepihak, saya asumsikan kekhilafan ini termasuk kedalam kesalahan personal karena teledor atau sistem yang malfungsi. jadi kalau sampai ke pengadilan pun seharusnya nggak akan menang