Tahun 2024 sepertinya akan menjadi tahun yang menarik bagi para penumpang maskapai Air New Zealand terutama bagi mereka yang duduk di kursi Ekonomi dan Premium Ekonomi di rute ultra long haul nya. Belum lama ini, Air New Zealand mengumumkan bahwa inovasi terbaru yang dinamakan Skynest akan diimplementasikan pada tahun 2024 mendatang.
Hal ini merupakan penindaklanjutan dari perkenalan konsep Skynest di tahun 2020 silam. Inovasi ini akan membawa Air New Zealand sebagai maskapai pelopor yang memiliki ranjang susun seperti layaknya bepergian menggunakan kereta api yang lazim ditemui di benua Eropa.
Berangkat dari keinginan untuk memberikan penumpang kelas Ekonomi opsi tidur berbaring maka lahirlah Skynest ini. Tentu saja hal ini akan menjadi game changer yang diharapkan membuat maskapai-maskapai lainnya untuk bergegas mengeluarkan inovasi serupa atau bahkan lebih baik untuk kelas ekonomi.
Tampilan dari Skynest ini mengingatkan saya akan hotel kapsul yang populer beberapa tahun belakangan ini. Skynest ini akan diletakkan persis dibalik kabin Ekonomi Premium. Terdapat 6 ranjang yang terbagi menjadi 2 lajur, sehingga tiap-tiap lajur akan ada 3 kasur susun yang kesemuanya dilengkapi oleh matras, bantal dan perlengkapan-perlengkapan kasur lainnya.
Air New Zealand masih belum memberikan penjelasan mengenai harganya, namun satu yang dapat dipastikan hanyalah tambahan harga tersebut akan sama nilainya tanpa melihat anda duduk di kelas Ekonomi ataupun kelas Ekonomi Premium. Skynest juga hanya akan dipasang di rute-rute ultra long haul antara New York ke Auckland dan Chicago ke Auckland.
SkyNest bisa dipesan untuk jangka waktu 4 jam — maskapai ini menyimpulkan bahwa 4 jam adalah waktu yang diperlukan bagi penumpang untuk mendapatkan 2 siklus tidur (biasanya masing-masing sekitar 90 menit), ditambah dengan waktu untuk persiapan dan selesai tidur. Awak pesawat akan membersihkan, melakukan sanitasi, dan mengganti linen dalam tempo waktu 30 menit sebelum kembali digunakan oleh penumpang berikutnya.
Skynest memiliki panjang 203 cm dan lebar di area bahu sekitar 58,4 cm, dimensi panjang saat berbaring lurus ini menurut saya ideal namun di lain pihak saya merasa lebar di area bahu cukup sempit.
Hal ini tentunya akan menjadi sebuah pertimbangan penting bagi para penumpang berperawakan besar yang tertarik untuk memesan kabin khusus ini. Tiap-tiap Skynest hanya bisa ditempati oleh maksimal 1 orang saja dan tidak dapat digunakan di saat awal terbang dan mendarat.
Pengalaman tidur berbaring di kelas Ekonomi ini bukanlah inovasi pertama bagi Air New Zealand, karena lagi-lagi maskapai ini sudah berinovasi sebelumnya yang dinamakan SkyCouch. Berbeda dengan SkyNest yang merupakan kabin khusus, SkyCouch secara cerdas merekayasakan sandaran kaki sedemikian rupa sehingga dapat diluruskan yang pada akhirnya dapat mengisi space kosong antara kaki dan sandaran kursi di depannya.
SkyCouch ini sangatlah populer bagi sekeluarga yang duduk berdampingan di 1 lajur yang sama (tentu saja akan ideal bagi 1 orang dewasa dengan 1 anak-anak). Penumpang tunggal dapat memesan 3 kursi tersebut senilai kurang lebih USD3.000 untuk rute New Yok atau Chicago menuju ke Auckland, yang setidaknya USD2.000 lebih murah dibandingkan membeli tiket di kelas Bisnis.
Penutup
Air New Zealand lagi-lagi melakukan inovasi game changer dengan menghadirkan fitur ranjang susun yang dinamakan Skynest yang khusus diperuntukkan bagi para penumpang kelas Ekonomi dan kelas Ekonomi Premium di rute ultra long haul nya.
Ranjang susun ini tentunya akan membuat pengalaman terbang menjadi jauh lebih nyaman, namun saya juga dibuat penasaran dengan harga yang akan dibanderol oleh maskapai ini. Apakah akan tetap worth it untuk mengeluarkan sejumlah uang untuk 4 jam ‘tidur siang’ ataukah lebih baik langsung membeli (atau menebus tentunya!😉) tiket kursi Business Premier seat dan suite yang juga mereka perkenalkan di saat yang sama dengan Skynest ini.