Pada penerbangan Japan Airlines rute Tokyo – Honolulu, hari minggu lalu tanggal 17 Desember 2018, salah seorang pramugari ketahuan mengkonsumsi alkohol pada saat bertugas.
3 orang pramugari melaporkan bahwa mereka mencium bau alkohol dari nafas pramugari tersebut. Sedangkan 4 orang pramugari melaporkan bahwa mereka melihat adanya perilaku yang tidak biasa pada pramugari tersebut.
Pramugari tersebut kemudian dibebastugaskan di sisa penerbangan setelah kejadian tersebut.
Kecurigaan pramugari lainnya berawal dari di temukannya sebotol mini champagne (170 ml) yang di temukan kosong di dapur pesawat. Mini champagne biasanya di sajikan untuk penumpang kelas premium ekonomi. Namun, di penerbangan itu hanya ada 2 orang penumpang premium ekonomi dan keduanya tidak memesan minuman tersebut.
Pramugari yang mengkonsumsi alkohol tersebut berumur 46 tahun dan telah bertugas sebagai pramugari Japan Airlines selama 22 tahun. Pada bulan November 2017, pramugari tersebut juga pernah di laporkan mengkonsumsi alkohol selama penerbangan.
Tanggung jawab petinggi Japan Airlines
Atas insiden tersebut, Presiden Japan Airlines, Yuji Akasaka meminta maaf dan mengatakan akan memotong gajinya sendiri sebesar 20% selama 1 bulan.
Selain Presiden Japan Airlines, Kepala Divisi Pramugari, Eri Abe juga akan memotong gajinya sendiri sebesar 10% selama 1 bulan. Pemotongan gaji ini di lakukan atas rasa bersalah mereka terhadap customer Japan Airlines.
Pihak Japan Airlines juga mengatakan bahwa mereka akan memberikan hukuman yang pantas kepada pramugari tersebut.
Insiden alkohol Japan Airlines sebelumnya
Sebelumnya pada akhir bulan Oktober 2018, seorang pilot Japan Airlines di tahan di bandara Heathrow (London). Penahanan tersebut di lakukan setelah pilot tersebut terdeteksi memiliki Blood Alcohol Concentration (BAC) sebesar 0.18 sebelum menerbangkan pesawat.
Sebenarnya tidak ada peraturan khusus dari Japan Airlines mengenai jumlah alkohol yang boleh di konsumsi oleh seorang pilot. Namun, bandara Heathrow telah menetapkan BAC maksimum untuk seorang pilot adalah 0.02.
Setelah insiden ini, pilot tersebut di kenakan hukuman tahanan selama 10 bulan dan pihak JAL menetapkan peraturan baru mengenai konsumsi alkohol bagi pilot. Peraturan baru menyatakan bahwa seluruh pilot tidak di perbolehkan mengkomsumsi alkohol 24 jam sebelum penerbangan.
Atas insiden ini, petinggi Japan Airlines juga meminta maaf kepada seluruh customer Japan Airlines dan memotong gaji mereka sebesar 20% selama 3 bulan.
Penutup
Mengkonsumsi alkohol memang telah menjadi sebuah budaya di Jepang. Meskipun penduduk Jepang biasanya tidak di perbolehkan mengkonsumsi alkohol selama jam kerja mereka, namun masih saja ada beberapa dari mereka yang melanggar peraturan ini.
Saya sangat mengapresiasi langkah petinggi Japan Airlines memotong gaji mereka sendiri sebagai rasa malu dan bersalah mereka. Dari 2 insiden yang terjadi pada akhir tahun 2018 ini, saya yakin bukan hanya Japan Airlines, tetapi ANA dan maskapai Jepang lainnya akan menerapkan peraturan baru untuk menindak perilaku seperti ini.