Beberapa waktu lalu, Garuda Indonesia mencatat sejarah dengan menjadi maskapai Indonesia pertama yang terbang ke Bogota, Kolombia. Hal tersebut bisa terwujud karena adanya misi pemulangan 366 warga Kolombia yang mengharuskan pemerintah Kolombia untuk menyewa pesawat Boeing 777-300ER (PK-GIH) milik Garuda.
Penerbangan tersebut berlangsung pada 16 Mei 2020 dengan rute Melbourne – Jakarta – New Delhi – Amsterdam – Bogota. Tonton videonya berikut:
Singkat cerita, pemerintah Kolombia dikabarkan sangat mengapresiasi pihak Garuda Indonesia dan pemerintah Indonesia yang membantu menyelesaikan misi kemanusiaan tersebut.
Kini, dilansir dari Kompas, Presiden Kolombia, Ivan Duque Marquez menyampaikan keinginan kepada Presiden Joko Widodo untuk menjadi hub atau titik penghubung Garuda Indonesia di Amerika Selatan.
Jika terwujud, nantinya penumpang dari Indonesia bisa menuju ke kota Amerika Selatan lainnya melalui Bogota, ibukota Kolombia. Idealnya, maskapai rekanan yang akan ditunjuk adalah Avianca yang sayangnya sedang berurusan dengan kebangkrutan saat ini.
Mungkinkah?
Meski terdengar menarik, saya pribadi ragu akan pembukaan rute ini karena rute Amerika Selatan pastinya menjadi tantangan tersendiri.
Garuda Indonesia sendiri sudah cukup kesulitan dalam hal membuka rute ke destinasi baru. Saya rasa demand untuk penerbangan ke Amerika Selatan dari Indonesia tidak akan sebesar Eropa dan Amerika Serikat.
Kemudian, jarak tempuh langsung antara Jakarta dan Bogota adalah 12.322 mil, yang mana mustahil untuk ditempuh tanpa henti dengan teknologi pesawat komersial saat ini. Sebagai perbandingan, penerbangan komersil terpanjang saat ini dipegang oleh Singapore Airlines di rute Singapore – New York (Newark) berjarak 9.534 mil.
Penerbangan Jakarta – Bogota pastinya akan membutuhkan setidaknya 1x transit dan jika boleh menentukan, maka Sydney saya anggap paling ideal karena sudah adanya fondasi pada market rute Jakarta – Sydney. Qantas dan LATAM juga sudah mengoperasikan penerbangan non-stop dari Sydney ke Santiago, Chile, di Amerika Selatan.
Meski demikian, perizinan fifth freedom route (izin terbang antara 2 negara non-tuan rumah) dan logistik juga akan menjadi kendala tersendiri. Bogota juga aslinya bukan destinasi yang strategis jika dibandingkan dengan hub besar di Amerika Selatan lainnya seperti Santiago dan Sao Paolo.
Terakhir, saat ini Garuda juga tidak mempunyai armada yang mampu terbang di rute Sydney – Bogota yang berjarak 8.908 mil. Sebagai informasi, berikut jarak terbang maksimum pesawat Garuda Indonesia:
- Boeing 777-300ER – 8.481 mil
- Airbus A330-900neo – 8.285 mil
Alternatif lainnya adalah Amsterdam yang berjarak 5.494 mil dari Bogota. Garuda sendiri mengoperasikan penerbangan repatriasi melalui Amsterdam. Sayangnya, rute Jakarta – Amsterdam sendiri sudah cukup sulit untuk terisi.
Baca juga: Daftar Rute Penerbangan Garuda Indonesia Per 27 Juni 2020
Penutup
Amerika Selatan aslinya kurang populer bagi maskapai Asia karena rute yang kurang strategis dan jarak tempuh yang jauh. Maka dari itu, pembukaan rute ini saya anggap sebagai ‘basa-basi’ semata.
Pemerintah dan Garuda Indonesia mungkin akan mempertimbangkan pembukaan rute ke Bogota. Tetapi, saya merasa hal ini tidak akan direalisasikan kecuali ada unsur kepentingan politis antara Indonesia dan Kolombia yang akhirnya mewujudkan rute ini.
.
