Bienvenue! Perjalanan di Eropa saya berakhir di kota Paris yang berarti tiba saatnya menginap di salah satu hotel legendaris di kota ini yaitu Park Hyatt Paris-Vendôme!
Hotel ini adalah hotel yang sangat spesial bagi saya karena selain merupakan salah satu hotel terbaik yang berada di bawah bendera ‘Park Hyatt’, hotel ini juga merupakan 1 dari 13 hotel di kota Paris yang berhasil masuk di kategori Palace Hotels.
Predikat Palace hotels diberikan oleh pemerintah setempat yang menandakan bahwa hotel-hotel tersebut adalah hotel yang berbintang 5 dan tergolong sebagai luxury hotel. Apabila Anda ingin merasakan pengalaman menginap termewah dan terbaik di Paris, Anda harus menginap di antara 13 hotel tersebut.
Park Hyatt Paris-Vendôme berada di distrik 2 yang mana hanya berjarak sekitar 2 menit jalan kaki dari Place Vendôme. Hotel ini dikelilingi oleh banyak toko-toko upscale dan kurang dari 14 menit jalan kaki menuju museum Louvre. Lokasi hotel ini menurut saya sangatlah strategis karena banyak tempat yang ingin saya kunjungi dapat ditempuh dengan berjalan kaki.
Di dalam post ini:
Park Hyatt Paris-Vendôme: Pemesanan
Park Hyatt adalah brand paling mewah di antara brand-brand lain yang tergabung di dalam program loyalti World of Hyatt.
Dapat menginap di hotel Park Hyatt buat saya adalah sebuah hal yang sangat memuaskan karena keseluruhan pengalaman menginap saya di brand ‘Park Hyatt’ selalu sangat positif. Saya merasa beruntung karena berhasil memesan kamar di hotel ini saat hotel ini masih berada di kategori 7 karena sekarang Park Hyatt Paris-Vendôme telah naik kelas ke kategori 8 yang merupakan kategori tertinggi di World of Hyatt.
Kategori Hotel | Off-Peak | Standard | Peak |
---|---|---|---|
7 | 25,000 | 30,000 | 35,000 |
8 | 35,000 | 40,000 | 45,000 |
Saya menukarkan 30,000 Hyatt poin senilai Rp8,100,000 (Rp270/poin menurut valuasi PinterPoin 2022), untuk periode tersebut jika harus dibayar dengan uang tunai maka uang yang harus dikeluarkan adalah sebanyak EUR1,720 (~Rp27,000,000), jadi value poin Hyatt saya menjadiRp900/poin. SCORE!
Dengan berubahnya kategori menjadi kategori 8, maka apabila Anda hendak mencoba menginap di hotel ini, maka setidaknya diperlukan 35,000 poin (~Rp,9,450,000 off peak) atau 40,000 poin (~Rp10,800,000 standard) atau 45,000 poin (~Rp12,150,000 peak) melihat ketersediaan kamar.
Nominal tersebut menurut saya sangat fantastis untuk menginap 1 (satu) malam di sebuah hotel namun jika Anda bandingkan dengan membayar tunai tentu masih sangat untung mengingat harga termurah yang harus Anda bayarkan setidaknya berada di angka Rp22,000,000.
Baca Juga: Hotel Review: Park Hyatt Jakarta
Baca Juga: Hotel Review: Park Hyatt Saigon
Park Hyatt Paris-Vendôme: Check In
Saya tiba di city of lights ini sekitar pukul 08:00 jadi memang hari masih sangat pagi. Persis setelah memasuki gedung, terdapat meja concierge yang berada di sisi kiri dan 2 patung manusia dari tembaga yang menjadi centerpiece dari ruangan tersebut.
Hotel berdesain kontemporer yang mulai beroperasi di tahun 2002 ini memiliki sekitar 6,000 patung-patung sejenis yang dibuat oleh seniman bernama Roseline Granet. Karya-karyanya menghiasi seluruh sudut common area hotel dan juga di seluruh kamar-kamar tamu.
Area front desk berada jauh di dalam dan saya berjalan melewati Café Jeanne di sisi kiri saya dan lanjut masuk hingga di sampai di ujung kanan. Area ini memiliki banyak sekali pilar yang sepertinya selain untuk menopang gedung juga pilihan desain dari arsiteknya.
Saya melakukan proses check in dan mendapati kamar mendapatkan upgrade 1 tingkat saja ke jenis King Bed Deluxe. Memang jika saya bandingkan dengan apps, tingkat okupansi memang sedang tinggi jadi saya juga memahami jika kenyataannya tidak dapat menikmati kamar suite.
Petugas front desk meminta saya untuk menunggu di sofa yang tersedia sambil mengusahakan untuk segera mempersiapkan kamar tersebut.
Saya akhirnya memilih salah satu sofa yang berada di depan perapian dan sempat tertidur sejenak. Keadaan kala itu masih belum ramai namun beberapa saat kemudian saya mulai mendengar keadaan sekeliling menjadi lebih ramai. Rupanya area yang saya duduki itu bersebelahan dengan venue makan pagi (Café Jeanne) dan jika venue utama tersebut penuh, maka tamu-tamu dipersilahkan untuk menduduki area yang sedang saya pakai.
Park Hyatt Paris-Vendôme: King Bed Deluxe
Sekitar pukul 09:30, petugas front desk mendatangi saya dan mengabarkan kalau kamar saya sudah siap. Saya sangat terkesan akan generosity hotel ini untuk memperbolehkan saya memasuki kamar sepagi itu.
Memang beberapa minggu sebelum datang menginap, saya sempat mengirimkan email ke personal concierge World of Hyatt saya agar dimintakan early check in. Jujur saya mengira akan diberi kamar sekitar pukul 12 siang atau setidaknya pukul 11, jadi saya sangat mengapresiasi pemberian kamar pukul 09:30 ini. Saya juga langsung diberikan late check out pukul 16:00 yang mana tidak saya minta.
Mereka menawarkan untuk mengantar saya ke kamar namun dengan sopan saya menolak karena merasa tidak memerlukan pelayanan tersebut. Saya mendorong koper saya sendiri dan menuju ke lift naik ke lantai 1 (lobi berada di lantai 0 dasar).
Park Hyatt Paris-Vendôme bukanlah hotel yang sangat besar, hanya terdapat 156 kamar di mana 45 kamar berbentuk suite. Saya mendapatkan kamar yang menghadap ke courtyard (La Terrasse du Cafe Jeanne).
Kamar King Bed Deluxe ini memiliki luas ruangan yang bervariasi antara 30-40 meter2. Jika saya perhatikan, kamar yang saya tempati sepertinya yang berukuran 40m2 karena posisinya yang berada di corner bagian dalam bangunan.
Kamar ini tidak memiliki banyak pencahayaan alami jadi saya merasa kamar terasa agak redup cenderung ke suram. Jelas kamar ini berukuran (sangat) besar untuk standar kota Paris terlebih lagi dengan lokasinya yang berada di pusat keramaian, penggunaan banyak cermin juga seakan-akan membuat kamar terasa lebih luas. Kamar didominasi dengan warna beige kekuningan, coklat tua dengan perabotan-perabotan berwarna gelap.
Terdapat meja bulat pendek dan kursi diletakkan di salah satu sisi ruangan, jika boleh saya memberikan penilaian terhadap kamar ini, saya merasakan peletakan 2 elemen tersebut terkesan ‘maksa’ dan menghalangi akses menuju sudut ruangan.
Menurut saya, kamar ini tidak terdesain dengan ‘pintar’, karena saya merasa ada ‘dead space‘ yang seharusnya dapat didisain dengan lebih baik. Saya akan memilih untuk menghilangkan meja dan kursi tersebut dan menggantinya dengan sofa sepanjang lebar ranjang dan ditaruh persis di kaki ranjang. Ini hanya sekadar opini saya.
Walk-in closet tersambung dengan area wastafel, kamar mandi, dan ruang kloset; Menjadikannya 1 unit yang dapat diakses melalui kedua sisi dengan pintu geser. Akses pertama berada di dekat pintu masuk kamar dan akses kedua berada di dekat ranjang.
Kamar mandi dan kloset tersekat terbuka sehingga terasa lebih leluasa. Kamar mandi didesain dengan dominasi limestone alami dan marmer krem dengan sentuhan warna gelap lantai untuk mengimbangi. Kamar mandi ini juga menggunakan fixture warna emas yang terkesan mewah.
Ruangan kamar mandi sangatlah luas dengan dua opsi pancuran dan tekanan air yang cukup kuat. Toiletries yang dipakai oleh hotel ini adalah dari Blaise Mautin Parfumeur dan bukan Le Labo yang merupakan toiletries standar brand Park Hyatt. Blaise Mautin sendiri adalah salah satu pembuat parfum paling eksklusif di dunia yang juga berasal dari kota Paris.
Mini bar disediakan sangat komplit dan mereka menggunakan kulkas yang dilengkapi dengan sensor yang langsung menge-charge Anda apabila mengambil salah satu minuman atau makanan. 😑
Park Hyatt Paris-Vendôme menggunakan mesin kopi Nespresso lengkap dengan 9 kapsul kopi dan teh dari brand Palais des Thés yang berjumlah 12 bungkus. Mereka juga menyediakan air minum Evian botol.
Bagian atas dari area kopi dan teh terdapat lemari kecil yang berisikan safe deposit box.
Detil patung-patung tembaga berbentuk orang-orangan yang mana merupakan elemen disain khas dari hotel ini banyak mengisi sudut-sudut ruangan.
Seusai mendokumentasikan ruangan kamar, saya bergegas mandi dan mempergunakan waktu pagi dengan istirahat dan akhirnya tidur sejenak.
Berselang 2 jam, saya mendengar bel kamar berbunyi beberapa kali dan karena memang saya tidak mengeset penanda ‘privasi’, maka saya terbangun untuk membukakan pintu. Rupanya saya mendapatkan welcome amenity berupa sepiring buah-buahan beri segar, sebotol wine merah, dan welcome letter dari General Manager. Wah, selama di Eropa, hanya hotel ini yang memberi welcome amenity berupa sebotol wine!
Walaupun sangat ingin berjam-jam menikmati kamar dan hotel namun tidaklah mungkin saya tidak menikmati indahnya kota Paris. Di malam hari, saya mendapati kamar telah mendapat layanan turn down, di mana seluruh ruangan telah dibersihkan kembali seperti sedia kala.
Park Hyatt Paris-Vendôme: Makan Pagi di Cafe Jeanne
Sebagai anggota Globalist, saya mendapatkan benefit gratis makan pagi untuk 2 orang yang bertempat di Café Jeanne. Selain dapat bersarapan di Café Jeanne, mereka juga menjelaskan jika saya juga dapat mengambil breakfast yang diantar langsung ke kamar. Saya memilih opsi pertama tentunya.
Café Jeanne ini yang sempat saya sebut kala hendak melakukan proses check in. Secara pribadi saya sangat menyukai venue ini, suasananya hangat informal, ramai namun tidak pernah hiruk pikuk. Atap full kaca juga memastikan ruangan selalu cerah dan penuh cahaya matahari pagi. Rangkaian sejumlah bunga-bunga anggrek putih juga menambah kesan elegan dari ruangan ini.
Saya dipersilahkan duduk di salah satu meja dengan sofa yang nyaman. Venue yang tidaklah besar ini juga mengartikan jarak antara 1 meja ke meja lainnya cukup berdekatan, saya sendiri merasa tidak terganggu, malah akhirnya beberapa kali berbincang kecil dengan tetangga meja persis di sebelah saya.
Host menjelaskan bahwa anggota Globalist dapat memesan menu sarapan ala Amerika yang tanda seluruh makanan yang ada di buffet section dan juga dapat memilih 1 makanan dari menu a la carte. Saya melihat di menu dan harga untuk American breakfast tersebut adalah EUR54 per orang, sehingga untuk 2 orang totalnya adalah EUR108 (~Rp1,700,000). WOW!
Sajian buffet diletakkan di sebuah meja panjang yang padat dengan berbagai macam pilihan makanan. Latar belakang dari meja buffet ini adalah sebuah meja bar yang dikelilingi oleh cermin-cermin seperti berada di dalam bola disko raksasa. Interesting! Saya menyukai elemen desain ini.
Di ujung kiri tersedia berbagai macam roti-rotian yang tentunya tidak akan lengkap jika tidak ada beberapa jenis croissant hingga beberapa pilihan roti bebas gluten.
Beberapa macam pilihan buah-buahan kering, kacang-kacangan juga menemani buah potong seperti semangka, melon, stroberi, dan nanas. Dilanjutkan dengan area charcuterie dengan pilihan cold cuts yang relatif banyak, keju-kejuan dan sayur rucolla sebagai pelengkapnya.
Di ujung kanan adalah area yogurt dan parfait yang disediakan dalam berbagai macam rasa dan makanan penutup berbasis susu lainnya.
Di sisi sebaliknya, makanan masih berlanjut dengan hamparan salad segar dan berbagi macam pilihan sereal, roti-rotian, kue kering coklat, quiches dan lain sebagainya.
Saya mengambil makanan-makanan yang terlihat menarik ini dan kembali ke meja, seorang pelayan memberikan saya sebuah menu untuk memilih menu a la carte, saya memilih Egg Benedict yang dilengkapi dengan daging bacon dan taburan truffle yang sangat berlimpah! Enak!
Pelayan tersebut juga menawarkan saya jus buah segar. Saya meminta segelas green juice dan pelayan tersebut juga menawari saya untuk dibuatkan sebuah minuman jus khusus yang lebih ke minuman jus herbal karena mengandung campuran turmeric. Saya mengiyakan dan kedua jus tersebut sama-sama enaknya.
Kualitas makanan tidak diragukan lagi dan secara kuantitas juga sangat berlimpah. Salah satu hal menarik yang saya perhatikan saat itu adalah jam sarapan yang lebih panjang yaitu hingga pukul 11:00 (jam sarapan adalah pukul 07:00 sampai dengan 10:30). Uniknya, sekitar pukul 10:30 tim dapur masih sibuk mengisi ulang makanan-makanan yang ada. Dengan begitu usai sarapan pagi meja buffet masih terlihat rapi dan makanan-makanan tidak terlihat seperti makanan sisa.
Saya sangat menikmati sarapan pagi di Café Jeanne ini. Venue yang indah, suasana café nyaman dan hangat, makanan yang enak, dan pelayanan yang ramah menjadi aspek-aspek yang membuatnya sempurna.
Di sore hingga malam hari suasana Café Jeanne berubah menjadi sebuah lounge yang nyaman dengan dan meja buffet panjang berubah fungsi menjadi meja dengan kursi-kursi tinggi yang dapat dipakai grup.
Café Jeanne juga memiliki sebuah teras outdoor yang beroperasi di siang hingga sore hari. Area ini dinamakan La Terrasse du Café Jeanne yang mana merupakan pemandangan dari jendela kamar saya.
Park Hyatt Paris-Vendôme: Pusat Kebugaran, Whirl Pool, dan Spa
Pusat kebugaram, whirl pool, dan spa berada di lantai -1. Ruangan gym relatif besar dengan fasilitas gym dari Technogym yang cukup lengkap.
Selain menyediakan air botol bermerek Evian, gym ini juga menyediakan infused water dengan potongan buah lemon, buah-buahan, dan menariknya juga menyediakan beberapa macam snack kacang-kacangan dalam wadah dispenser. Ini pertama kalinya saya melihat sebuah gym menyediakan cemilan semacam ini.
Park Hyatt Paris-Vendôme tidak memiliki kolam renang konvensional namun hanya memiliki sebuah whirlpool kecil yang berada di dekat ruangan sauna. Juga terdapat area duduk-duduk untuk melepas penat.
Park Hyatt Paris-Vendôme memiliki spa yang bekerja sama dengan perusahaan skincare mewah La Mer.
Penutup
Park Hyatt Paris-Vendôme adalah penyandang predikat Palace Hotel yang menjadikannya 1 dari 13 hotel di kota Paris yang memiliki gelar prestisius tersebut.
Hotel yang dibanderol semurah-murahnya di angka Rp22,000,000 ini tentu saja memiliki clientele tersendiri. Saya sendiri adalah salah satu dari kebanyakan orang yang menilai nominal ini sangat fantastis dan sulit untuk menjustifikasi harga tersebut.
Dengan kenyataan ini, maka adalah sangat mengesankan bagi saya untuk akhirnya dapat menginap di hotel ini (menggunakan poin tentunya). Indahnya memiliki status hotel dan mempergunakan poin membuat hal yang sebelumnya susah tercapai menjadi ‘mudah’ tercapai. Knowledge is power.
Menurut saya, berikut adalah kelebihan dan kekurangan hotel ini:
(+) Salah 1 hotel dengan gelar hotel Palace yang dapat ditebus dengan menggunakan poin.
(+) Keuntungan menjadi Globalist terasa sangat memuaskan dengan pemberian early check-in pukul 09:30, late check-out pukul 16:00, sarapan pagi berkualitas tinggi senilai EUR108, dan welcome amenity yang fantastis
(+) Lokasi hotel yang sangat strategis yaitu terletak di pusat kota Paris.
(+) Hotel dipenuhi dengan karya seni kelas dunia. Cocok bagi Anda yang memiliki cita rasa seni yang tinggi.
(-) Harga yang sangat tinggi jika dibayar menggunakan cash rate.
(-) Perubahan kategori hotel World of Hyatt dari 7 ke 8 beberapa saat yang lalu berarti untuk menginap menggunakan poin di hotel ini, diperlukan jumlah poin yang lebih banyak lagi.
(-) Pencahayaan alami di kamar saya terlalu sedikit sehingga terasa ‘suram’ dan saya merasa kamar tersebut kurang terdesain dengan baik.
Berakhir sudah perjalanan saya di benua Eropa yang membawa saya menginap dan mengulas hotel-hotel berkelas seperti Thompson Madrid di Spanyol dan Waldorf Astoria Amsterdam di Belanda. Semoga review-review hotel tersebut dapat menginspirasi Anda kala travel di kota-kota tersebut.