Akhirnya, Park Hyatt Jakarta resmi dibuka setelah beberapa tahun tertunda. Berhubung domisili saya bukanlah di Jakarta, maka saya baru berkesempatan untuk menginap di hotel ini pada awal bulan September 2022 lalu.
Bagi Anda yang belum tahu, Park Hyatt sendiri adalah luxury hotel brand dari World of Hyatt yang merupakan salah satu brand hotel aspirasi saya. Park Hyatt Jakarta sendiri resmi dibuka pada bulan Juli 2022 lalu setelah sempat mengalami beberapa penundaan yang kemungkinan besar adalah akibat pandemi Covid-19.
Park Hyatt Jakarta terletak di daerah Menteng Jakarta Pusat dan lokasinya berdekatan dengan Tugu Monumen Nasional (Monas) yang merupakan salah 1 ikon utama kota Jakarta ini. Hotel ini menempati 17 lantai teratas dari Park Tower yang memiliki jumlah total 37 lantai dan terdapat 220 kamar tamu di dalamnya.
Di sekitaran masa pembukaan, banyak sekali diberitakan bahwa hotel ini merupakan hotel berbintang 6 pertama di Indonesia. ‘Skeptis’ mungkin menjadi kata yang mewakili perasaan saya pada saaat itu. Namun, setelah menginap di sana, memang hard product dan soft product yang ditawarkan oleh hotel ini sangat mengesankan.
Harap diingat bahwa saya memiliki status Globalist yang merupakan tier tertinggi dari program loyalti World of Hyatt sehingga pengalaman menginap saya di sini mungkin jauh lebih mengesankan dibandingkan dengan tamu-tamu yang tidak memiliki status elit di World of Hyatt.
Di dalam post ini:
Park Hyatt Jakarta: Pemesanan
Saya menggunakan sertifikat gratis menginap kategori 1 – 4 yang saya dapatkan sebagai hadiah dari milestone 30 malam di Hyatt yang saya capai saat menginjak pertengahan tahun 2022 ini.
Park Hyatt Jakarta merupakan hotel kategori 4 di World of Hyatt yang bisa ditebus sejumlah 12,000 poin (off peak ~Rp3,240,000), 15,000 poin (standard ~Rp4,050,000) dan 18,000 poin (peak ~Rp4,860,000) per malamnya. Nominal rupiah tersebut mengacu pada valuasi PinterPoin untuk tahun 2022.
Saya mendapati valuasi menginap saya kala itu cukup tinggi jika dibandingkan dengan menginap berbayar yang mana adalah sekitar Rp4,232,419. Sedikit tambahan informasi juga, bagi Anda yang memiliki sertifikat 1-4 yang ingin dipergunakan di Indonesia, Anda dapat mempertimbangkan untuk menggunakannya di hotel Andaz Bali yang juga sempat saya review. Park Hyatt Jakarta dan Andaz Bali sama-sama merupakan hotel kategori 4 di Indonesia.
Park Hyatt Jakarta: Proses Check In
Saya mulai memantau reservasi sejak 1 minggu sebelum periode tanggal menginap dengan harapan mendapatkan upgrade dan sekitar 2 hari sebelum tanggal menginap, reservasi saya berubah dari kamar awal dengan tipe Park King menjadi Park Suite Deluxe.
Jika saya lihat dari aplikasi, tipe kamar Park Suite Deluxe ini adalah 6 tingkatan lebih tinggi dari kamar jenis Park King. Impressive! Park Suite Deluxe di periode menginap saya dibanderol di harga Rp13,307,419.
Sehari sebelum kedatangan, saya melakukan mobile check-in lewat aplikasi World of Hyatt dengan menentukan waktu check-in pukul 13:00. Saya tiba di hotel sekitar pukul 14:00 dan dipersilahkan naik menuju lobby untuk melanjutkan proses check-in.
Sesampainya di lantai di mana lobby berada, saya mulai merasakan bahwa hotel ini sangat spesial. Lobby terasa mewah dengan ornamen dinding peta negara Indonesia dengan motif batik. Pencahayaan alami juga membuat hotel ini terasa nyaman dengan kaca jendela full dari lantai ke plafon.
Letak hotel yang berada di lantai tinggi juga membuat gedung-gedung pencakar langit lainnya menjadi pemandangan utama, sungguh terasa pengalaman menginap di city hotel yang mengesankan!
Terdapat 4 meja resepsionis yang didesain menjadi 4 bilik counter dengan hiasan ornamen gantung seperti air hujan dan juga meja dengan sofa melingkar. Keseluruhan elemen desain ini membuat lobby terasa sangat mewah.
Petugas front desk menyambut saya dan mengkonfirmasi reservasi yang telah saya buat. Proses check in berjalan lancar, pihak front desk juga langsung memberikan late check-out pukul 16:00 tanpa harus saya minta.
Di sela-sela proses check-in, saya juga disambut oleh Ibu Fenti yang di beberapa hari menjelang kedatangan saya telah berkomunikasi lewat e-mail. Ibu Fenti selaku Guest Experience Manager menyambut saya bersama dengan Pak Ega selaku Duty Manager dan akhirnya kami berbincang sejenak mengenai hotel dan beberapa fasilitas hotelnya.
Selesai berbincang-bincang, Pak Ega mengantar saya menuju ke suite yang telah dipersiapkan dan menjelaskan secara singkat mengenai fasilitas kamar yang ada.
Park Hyatt Jakarta: Park Suite Deluxe
Saya datang di Park Hyatt Jakarta tanpa ada ekpektasi apa-apa. Menurut saya, jika menginap di hotel-hotel mewah dan sebelumnya telah memiliki sebuah ekpektasi tinggi akan hotel tersebut dan jika ternyata memang tidak sesuai dengan ekspektasi, maka hal tersebut malah akan membuat kecewa dan mengganggu pengalaman menginap.
Untuk stay kali ini, saya dibuat terpukau melihat Park Suite Deluxe yang telah dipersiapkan ini. Dominasi warna hitam gelap, warna kayu natural, krem dan abu-abu ditambah pencahayaan alami yang berlimpah berhasil membuat kamar terasa mewah, elegan, moderen, namun tetap nyaman dan homey.
Pemilihan perabotan interior terasa mengikuti tren terbaru dengan lampu berdiri yang tidak konvensional seperti lampu berdiri pada umumnya. Elemen-elemen dekoratif khas tradisional Indonesia juga banyak terpajang di banyak sisi ruangan sehingga membuat hotel Park Hyatt Jakarta ini terasa hotel yang spesifik hanya ada di Indonesia.
Park Suite Deluxe ini berukuran 127 meter persegi dan dilengkapi oleh powder room, living room, kamar tidur terpisah beserta walk-in closet, dan kamar mandi dengan shower room dan bath tub terpisah. Semua sudut ruangan terdesain dengan apik sehingga tidak terasa ada space yang ‘terbuang’.
Suite yang berada di lantai 30 ini bisa dibilang memiliki 2 living room, karena terdapat sebuah ‘sekat’ yang memisahkan antara living room utama ke sebuah ruangan yang juga terdapat sofa beserta sebuah kursi berbungkus kulit yang menyerupai sun bed.
Suite ini juga dikelilingi oleh jendela kaca dari lantai ke plafon yang sayangnya tidak menghadap ke tugu Monas. Globalist hanya mendapatkan maksimal upgrade ke suite ini. Jenis suite yang berada 1 tingkat di atas kamar ini merupakan jenis suite yang berbentuk sama persis namun dengan pemandangan Tugu Monas.
Pihak hotel menyediakan welcome amenity berupa sebuah kue coklat (yang sangat lezat!), berbagai macam buah tropis segar, dan welcome letter.
Mini bar berbayar juga terisi dengan berbagai macam minuman ringan hingga beralkohol seperti bir dan cemilan ringan seperti keripik kentang dan kacang-kacangan.
Untuk teh dan kopi, Park Hyatt Jakarta memilih teh dari pabrikan Dammann Freres dan kopi dari Nespresso. Jumlah kopi kapsul yang disediakan juga sangatlah berlimpah, yaitu 3 macam jenis kopi dan masing-masing jenis tersedia 4 kapsul sehingga totalnya adalah 12 kapsul Nespresso.
Powder room berada persis di dekat pintu masuk ke suite dan dilengkapi dengan kloset ‘pintar’ yang dikontrol secara elektronik yang uniknya bisa dicopot dari dinding, seperti memegang sebuah piranti smart phone!
Di ruangan tidur, terasa elemen desain dari negeri sakura yang dilengkapi oleh bluetooth speaker dari Bose dan selain colokan listrik konvensional, juga terdapat colokan USB yang seperti sudah menjadi keharusan untuk hotel-hotel zaman sekarang.
Saya tidur dengan sangat nyenyak di hotel ini; Mungkin karena pencahayaan ruangan yang bisa digelapkan secara total dan juga fakta bahwa ranjang di kamar Suite ini juga terasa sangat nyaman dengan tingkat firmness yang padat namun tidak terlalu keras.
Di sisi sebalik ruangan kamar tidur terdapat walk-in closet dan meja rias berukuran besar lengkap dengan banyak cermin di dalamnya.
Kamar mandi bernuansa hitam dan kayu dengan aksentuasi warna emas yang mewah. Terdapat di dalamnya double vanity yang berada di tengah-tengah ruangan memisahkan sisi shower room dengan sisi bathtub dan ruangan kloset.
Jika mengutip dari apps dan website Park Hyatt Jakarta, seharusnya hotel ini menggunakan toiletries dari Le Labo yang merupakan toiletries standar untuk kebanyakan hotel-hotel Park Hyatt lainnya. Namun, alih-alih menggunakan Le Labo, hotel ini menggunakan kombinasi toiletries Hermes dan sabun batang dari Le Labo.
Saya mencari tahu alasannya dan rupanya mereka masih menunggu pengiriman toiletries Le Labo berukuran besar (bulk size) sehingga untuk sementara waktu ini, Park Hyatt Jakarta akan masih menggunakan toiletries individual dari Hermes. Untungnya saya juga menyukai toiletries Hermes yang memiliki aroma yang menurut saya segar dan khas sehingga belum adanya toiletries Le Labo ini bukan merupakan hal besar menurut saya.
Untuk tekanan air di shower room sendiri saya merasa tekanannya cukup baik namun masih kurang kuat sehingga mungkin bisa ditingkatkan kedepannya ๐ Sayangnya, saya juga tidak berkesempatan untuk mencoba bath tub di kamar ini yang menurut saya memiliki view kota Jakarta yang sangat fantastis.
Ada sedikit hal minor yang saya rasakan kala menginap (harap diingat ini merupakan hal yang sangat minor namun tentu saja bisa dipakai sebagai bahan perbaikan di kemudian hari). Di waktu sore selesai saya mengunjungi fasilitas-fasilitas yang hotel tawarkan, saya kembali ke kamar dan mendapati kamar dalam keadaan seperti saat saya tinggal.
Saya menelpon ke front desk dan menanyakan apakah Park Hyatt Jakarta menyediakan layanan turn down service dan rupanya mereka memang menyediakan layanan tersebut. Saya kemudian ditawarkan untuk segera dikirimkan karyawan ke kamar dan tentunya saya mengiyakan. Selang beberapa saat, datanglah seseorang dari bagian housekeeping yang anehnya hanya datang untuk mengosongkan sampah.
Saya tidak bisa memastikan apakah memang layanan turn down hanya begitu, karena biasanya turn down service yang saya ketahui akan merapihkan ruangan beserta kamar mandi, mengisi ulang ketersediaan toiletries, menutup korden atau sheer, mengurangi pencahayaan kamar, membuka duvet yang sebelumnya terlipat rapih di bawah kasur untuk memudahkan akses tidur, menempatkan slipper dan air minum beserta gelasnya di kedua sisi ranjang, dan bahkan beberapa hotel juga menyediakan coklat kecil ataupun permen.
Sehingga saat karyawan tersebut datang tanpa membawa cart housekeeping biasanya dan hanya membuang sampah saja tentu membuat saya bingung. Proses ‘turn down’ hanya berlangsung sekitar 1-2 menit saja 😅
Park Hyatt Jakarta: Makan Pagi
Sebagai anggota Globalist, saya mendapatkan fasilitas gratis makan pagi untuk 2 orang yang mengambil venue Dining Room. Dining Room ini berada di lantai 22 dan melayani sarapan, makan siang dan makan malam.
Ruangan di Dining Room terlihat cerah dengan dominasi penggunaan marmer dan perabotan bernuansa abu-abu terang dan diimbangi dengan wood flooring berwarna gelap dan meja makan kayu mengkilat. Juga terdapat centerpiece sebuah meja pendek bermarmer hitam dengan hiasan lampu gantung
Dining Room berukuran cukup luas dan memiliki berbagai macam meja dengan konfigurasi yang berbeda-beda, terdapat area yang khusus diperuntukkan bagi grup berdelapan dan juga meja untuk grup lebih besar.
Sarapan dapat dilakukan hingga pukul 10:30 dan disajikan secara buffet dan a la carte. Pilihan untuk buffet yang disediakan tidaklah terlalu banyak sehingga diimbangi dengan menu-menu a la carte. Secara keseluruhan saya menilai jenis makanan yang ditawarkan cukup terbatas.
Hal ini sempat saya informasikan ke Pak Agus selaku manajer kala dia menanyakan pesan dan kesan saya terhadap sarapan di Dining Room ini dan beliau mengkonfirmasi dan menjelaskan jika di masa yang akan datang sudah dipersiapkan menu-menu tambahan lainnya.
Bagi sebuah hotel yang belum genap 2 bulan sepertinya memang lumrah jika kuantitas makanan menyesuaikan dengan tingkat hunian hotel yang tidak terlihat ramai kala itu.
Konsep buffet yang diusung oleh hotel ini mengambil seting open kitchen di mana terdapat meja-meja untuk meletakkan makanan dan di bagian dalam terdapat meja dapur dimana para koki mempersiapkan berbagai macam hidangan.
Memasuki area Dining Room, para tamu disambut dengan potongan buah-buahan segar dan juga tersedia kelapa muda utuh yang jelas menarik perhatian saya. Berdekatan dengan area buah segar, terdapat area charcuterie dengan potongan-potongan daging dingin, salmon asap, dan juga beberapa macam keju.
Di area lain, terdapat berbagai macam pilihan roti dan kue yang ditata secara rustic lengkap dengan selai dan madu langsung dari sarang madunya dan juga banyak pilihan sereal.
Bersebelahan dengan area roti terdapat counter berbeda lagi yang dipakai oleh para koki untuk memasak hidangan-hidangan a la carte seperti nasi goreng, bakmi goreng, berbagai macam pilihan olahan telur dan juga menu-menu sarapan manis seperti pancakes, waffles, dan french toasts.
Park Hyatt Jakarta: The Bar
Tidak terdapat club lounge di hotel Park Hyatt sehingga anggota Globalist yang menginap tidak dapat menikmati club access. Sebagai gantinya, saya diundang untuk menikmati “Social Hour” yang mengambil tempat di The Bar yang terletak di lantai 23. Tentu saja saya tidak melewatkan kesempatan tersebut.
Social Hour memperkenankan saya untuk memilih 2 jenis minuman (berlaku juga untuk minuman beralkohol) dan disediakan 3 makanan kecil berbentuk canapes yang lezat yaitu Keju Brie Truffle, Donat Foie Gras, dan Tartlet kepiting dengan telur salmon.
Park Hyatt Jakarta: Kita Bar & Kita Restaurant
Kita Bar
Park Hyatt Jakarta memiliki 2 bar yaitu The Bar yang telah saya ulas di atas dan Kita Bar yang berukuran lebih besar dan terdiri dari ruangan indoor dan outdoor.
Sisi outdoor dari Kita Bar sangatlah cocok dikunjungi di saat sore hari untuk menikmati golden hour. Hotel ini memiliki banyak sekali sisi-sisi cantik yang instagramable dan Kita Bar tentunya salah satu dari sisi cantik Park Hyatt Jakarta tersebut!
Pemandangan paling utama yang ditawarkan oleh sisi outdoor dari Kita Bar adalah Tugu Monas yang terletak dekat dengan hotel ini.
Kita Restaurant
Kita Bar berada di lantai 36 dan 1 lantai di atasnya terdapat Kita Restaurant yang mulai beroperasi tepat di tanggal saya menginap.
Kita Restaurant menyajikan berbagai macam makanan Jepang seperti robatayaki, tempura, shabu-shabu, sushi, sashimi dan teppanyaki. Restoran ini berukuran luas dan memiliki banyak ruangan-ruangan khusus dan konter-konter khusus untuk sushi bar, teppanyaki dan juga bar. Letak restoran di lantai 37 ini tentu saja juga menawarkan pemandangan kota Jakarta yang spektakular.
Park Hyatt Jakarta: Conservatory
Venue kelima yang juga dimiliki oleh Park Hyatt Jakarta dinamakan Conservatory yang berada di lantai 23 dan berdekatan dengan The Bar.
Conservatory menyediakan berbagai macam ruangan dengan vibe yang berbeda-beda, jujur, saya sempat mengira jika saya memasuki 2 venue yang berbeda, rupa-rupanya memang restoran ini didisain menyesuaikan keperluan para tamu.
Ada 1 bagian restoran yang nampak seperti co-working space, terlihat beberapa tamu menggunakan space tersebut untuk melakukan rapat ataupun untuk bekerja di depan laptop masing-masing, namun di sisi lain terasa lebih santai dan terasa seperti lounge.
Saya amati hotel ini banyak sekali menggunakan lampu-lampu gantung mewah yang kesemuanya memiliki benang merah antara 1 dengan yang lainnya, seperti elemen air hujan.
Park Hyatt Jakarta: Kolam Renang, Gym & Spa
Fasilitas kolam renang, gym, dan spa berlokasi di lantai 35 dan saling berdekatan. Beruntungnya saya ketika mengambil foto-foto di bawah sedang tidak ada tamu yang menggunakan fasilitas-fasilitas tersebut sehingga tidak ada ‘gangguan’ dan saya juga tidak mengganggu para tamu tersebut tentunya.
Kolam Renang
Kolam renang yang dimiliki oleh Park Hyatt Jakarta berukuran luas dan didesain semi outdoor.
Kolam renang utama yang berbentuk persegi panjang ini terlihat semakin menarik dengan hiasan lampu-lampu kecil yang menyerupai bintang. Kolam dengan nuansa warna toska terlihat kontras dengan wood flooring dan warna cat hitam yang dipilih oleh tim disainer.
Terdapat berbagai macam sun bed yang tersedia di area ini, ada yang ditempatkan di outdoor dan juga di bagian indoor sehingga bagi Anda yang ‘takut’ dengan sinar matahari namun ingin bersantai di sunbed, Anda bisa memilih sun bed yang terletak di bagian indoor.
Fasilitas kolam renang dapat diakses oleh tamu Park Hyatt Jakarta dari pukul 06:00 hingga pukul 20:00.
Gym
Ruangan gym dilengkapi dengan peralatan kesehatan terbaru dari Technogym. Gym dapat diakses selama 24 jam dengan menggunakan kunci kamar Anda.
Terdapat di dalamnya ruangan untuk angkat beban, ruangan khusus untuk cardio, dan ruangan studio untuk olahraga dalam grup,
Spa
Anda juga dapat menikmati spa yang menggunakan produk dari Doctor Babor. Fasilitas salon juga tersedia di dalam Spa.
Baca juga: Hotel Review – Park Hyatt Saigon
Baca juga: Hotel Review – Park Hyatt New York
Penutup
Brand Park Hyatt akhirnya hadir di Jakarta dan menjadikannya hotel Park Hyatt pertama di Indonesia.
Setelah beberapa kali mengalami penundaan, akhirnya Park Hyatt Jakarta ini resmi dibuka pada bulan Juli 2022 lalu. Sebagai salah satu loyalis dari program loyalti World of Hyatt, tentu saja saya sangat senang dengan kehadiran brand ini di Indonesia. Park Hyatt Jakarta adalah hotel Park Hyatt keempat yang pernah saya inapi dan keseluruhan pengalaman menginap saya di brand ‘Park Hyatt‘ ini selalu konsisten sangat baik.
(+) Hard product sangat mengesankan dan diimbangi dengan soft product yang sangat memadai.
(+) Generous terhadap anggota Worldf of Hyatt terutama Globalist dengan upgrade hingga ke Park Suite Deluxe.
(+) Banyaknya venue untuk dining dan hotel ini memiliki view kota Jakarta yang memukau.
(-) Turn down service yang tidak sesuai ekspetasi.
(-) Social hour yang ditawarkan Park Hyatt Jakarta terkesan mewah namun kurang substansial dan secara kuantitas hidangan yang disajikan kurang.
(-) Breakfast memiliki opsi pilihan hidangan a la carte yang relatif terbatas
Singkat kata, hotel yang disebut-sebut sebagai hotel bintang 6 pertama di Indonesia ini menawarkan pengalaman menginap yang mengesankan bagi saya. Dari sisi hard product maupun soft product, hotel ini sangatlah baik sehingga saya pasti kembali menginap jika berkesempatan di masa depan.
Thanks Paulo.. Review selalu lengkap dan menarik PLUS foto foto yang keren. Jadinya seperti ikut nginap juga. GOOD JOB..
Wah… Jadi makin semangat bikin review ๐ Makasih apresiasinya!