Bukanlah kali pertama bagi saya untuk menginap di hotel Hyatt Regency Bali, namun pengalaman menginap kemarin adalah pertama kalinya saya membuat ulasan salah satu hotel favorit saya ini.
Mengapa baru sekarang membuat ulasan hotel ini? Jauh sebelum akhirnya bergabung dan memberi kontribusi ulasan-ulasan hotel di PinterPoin saya sudah cukup sering menginap di Hyatt Regency Bali ini sehingga pada akhirnya saya selalu menunda-nunda untuk membuat ulasan.
Hingga akhirnya… sekarang adalah saat yang tepat untuk mengulasnya.
Saya yang berdomisili di pulau Bali dan tinggal di kota Denpasar sudah dari lama sangat menyukai daerah Sanur yang notabene kurang terkenal bagi para turis domestik maupun mancanegara.
Bahkan beberapa teman juga seringkali ‘menghindari’ daerah ini dan mengecap bahwa lokasinya ‘jauh’ dan tidak strategis bagi mereka.
Di dalam post ini:
Hyatt Regency Bali: Pemesanan
Saya melakukan pemesanan 1 hari sebelum periode stay, pemesanan ini memang bisa dibilang mendadak karena seharusnya saya hendak menyelesaikan promo Bonus Journeys yang berakhir di tanggal 30 April 2024 silam di hotel Alila Manggis dengan pemikiran penggunaan poin yang lebih sedikit.
Namun, karena ada urusan mendadak di Denpasar yang tidak bisa ditinggal maka saya memutuskan untuk mempersingkat staycation tersebut dan akhirnya menginap di Hyatt Regency Bali yang tidak jauh dari tempat tinggal saya.
Sebagai referensi, Anda bisa membaca ulasan Alila Manggis saya di post di bawah ini:
Saya menggunakan 8.000 poin Hyatt untuk semalam menginap di hotel ini di mana harga untuk menginap kala itu bisa dibilang sangat tinggi, yaitu di Rp4.325.628.
Valuasi PinterPoin untuk poin World of Hyatt (WoH) di tahun 2024 adalah Rp250/poin sehingga poin saya dihargai senilai ~Rp540 yang tentunya sangat tinggi.
Saya perhatikan secara sekilas, hotel ini kian hari terasa semakin mahal namun ia selalu berhasil mengimbanginya dengan tingkat hunian yang juga tinggi. Hotel yang dulunya berada di kategori 1 di program World of Hyatt ini sekarang telah naik kelas menjadi kategori 2 ini rupanya menjadi salah satu hotel favorit di sekitaran Sanur!
Hyatt Regency Bali: Check-In
Di hari menginap saya mengecek aplikasi WoH dan mendapati bahwa saya telah mendapat upgrade kamar ke tipe Family Suite with 1 King Bed yang tentunya sebuah nilai plus yang sejalan dengan niat saya yang hendak membuat ulasan hotel ini.
Sekitar pukul 14:10 saya tiba di hotel dan langsung menuju ke parkiran mobil karena barang bawaan saya sangatlah sedikit.ย
Selesai memarkir mobil, saya segera berjalan memasuki hotel dan mendapati area lobi cukup ramai dengan para tamu yang hendak check-in.
Tanpa perlu menunggu lama, seorang petugas membantu proses check-in dan seorang petugas lainnya menghampiri saya dan memberi saya sebuah minuman selamat datang beserta sebuah tisu handuk sekali pakai yang telah direndam dengan air dingin beraromaterapi.
Kamar saya sedang dalam proses inspeksi dan masih belum dapat saya masuki, memang saya tidak meminta early check-in sehingga saya tidak mempermasalahkan sama sekali. Saya pergunakan waktu tersebut untuk mendokumentasikan area entrance, lobi, dan sekelilingnya.
Selesai melakukan dokumentasi, saya memutuskan untuk menunggu di lounge yang dinamakan Regency Club yang merupakan salah satu keuntungan menjadi sebagai anggota Globalist.
Saya menikmati berbagai macam cemilan dan minuman yang disediakan di club dan sekitar pukul 14:40 saya menerima sebuah pesan WhatsApp dari hotel yang mengabarkan bahwa kamar saya telah selesai dipersiapkan.
Sekitar 1 jam setelah itu saya baru memutuskan untuk pergi memasuki kamar mumpung masih cerah agar dapat mendokumentasikan kamar dengan maksimal.
Hyatt Regency Bali: Family Suite with 1 King Bed
Kamar-kamar di Hyatt Regency Bali terbagi menjadi 3 bangunan 4 tingkat di mana bangunan pertama berada paling dekat dengan lobi dan bangunan ketiga berada paling jauh dari lobi.
Penomoran kamar mengacu pada nomor bangunan dan juga tingkatan lantai. Kamar suite yang saya tempati bernomorkan 2408 sehingga kamar tersebut berada di bangunan nomor 2 lantai 4.ย
Untuk diketahui Family Suite with 1 King Bed adalah tipe suite standar namun seringkali saya beruntung mendapat upgrade ke tipe suite premium yang dinamakan Regency Suite with 1 King Bed.
Kamar yang saya tempati ini berukuran 54 meter persegi dan walaupun ini adalah tipe suite standar, kamar ini adalah kamar suite dalam artian sesungguhnya dan bukan sebuah kamar junior suite, sehingga kamar tidur dan ruang tamu terpisahkan oleh sebuah pintu dan tidak menjadi satu.
Menurut saya, kamar ini terasa well designed dan berhasil menggunakan seluruh sudut ruangan dengan baik.
Persis setelah masuk kamar terdapat sebuah kamar mandi yang pertamanya saya kira adalah sebuah powder room yang biasanya hanya ada kloset dan sebuah vanity tunggal.
Kamar mandi yang menyerupai powder room ini dilengkapi dengan ruangan shower dengan satu buah mode pancuran yaitu tipe hand held yang tergantung di tembok. Dengan adanya 2 kamar mandi jelas membuat kamar ini sangat nyaman untuk ditempati oleh lebih dari 2 tamu menginap.
Terdapat meja mini bar dan meja makan dengan 2 kursi yang terletak berseberangan. Mini bar sendiri dilengkapi dengan sebuah teko elektrik, gelas kopi french press, air putih dalam botol refill dan juga sebuah laci berisikan teh, kopi, dan pelengkapnya.
Makanan-makanan kecil kering juga tersedia beserta sebuah kulkas yang fully stocked dengan berbagai macam minuman dan cemilan. Tentunya mini bar ini berbayar ya!
Melewati area mini bar dan meja makan membawa saya masuk ke area living room yang nyaman dengan sebuah sofa yang terlihat seperti sebuah day bed yang berukuran relatif besar.
Sebagai tambahan, berdasarkan pengalaman silam, jika meminta untuk set up ranjang untuk orang ketiga, biasanya pihak hotel akan memasang sprei di sofa tersebut.
Hyatt Regency Bali ini dulunya bernama Bali Hyatt yang dibuka di tahun 1973 yang juga merupakan hotel asing pertama yang buka di pulau Bali. Tentu ini adalah sebuah fakta yang menarik, Bali Hyatt sendiri akhirnya tutup dan mengalami renovasi besar-besaran selama 5 tahun dan kembali beroperasi di tahun 2018 di bawah naungan bendera ‘baru’ yaitu Hyatt Regency.
Hotel ini mengadopsi kebudayaan Indonesia tradisional dengan sentuhan moderen yang juga terlihat dari gaya interior yang menggabungkan elemen-eleman dominasi kayu, kain motif khas Indonesia dengan garisan-garisan yang sederhana dan tidak rumit.
Menunggu di meja living room adalah welcome amenity berupa sepiring kecil buah-buahan lokal Indonesia dan juga sebungkus cemilan jagung marning dan sebuah welcome letter.
Family suite ini juga memiliki sebuah walk-in closet yang tentunya membuat kamar terasa selalu rapih tanpa terlihat koper ataupun barang bawaan lainnya berhamburan di area kamar utama.
Ruang walk-in closet ini hanya dapat diakses melalui area living room dan BUKAN dari kamar tidur utama. Posisinya yang terpisah dari kamar mandi utama berpotensi membuat beberapa tamu menginap kebingungan saat hendak mengakses walk-in closet usai mandi.
Untungnya, hal ini sama sekali tidak mengganggu saya karena saya terbiasa membawa pakaian ganti menuju ke kamar mandi tiap kali diperlukan.
Di dalam kamar utama terdapat kasur berukuran king dengan ranjang yang memiliki kepadatan yang tergolong keras dan selimut tebal yang nyaman.
Portable speaker JBL juga tersedia di sini yang tentunya adalah fasilitas tambahan yang sangat berguna bagi saya yang suka mendengarkan musik, namun sayangnya sepertinya speaker tersebut bermasalah sehingga saya gagal menyambungkan piranti tersebut ke gadget yang saya miliki.
Kamar mandi utama berada di dalam area kamar tidur dan dipisahkan dengan pintu geser ganda.
Kamar mandi sendiri berukuran lega dengan double vanity, bath tub, kamar mandi dengan shower ganda, kamar kecil untuk kloset, dan bahkan terdapat kursi dengan cushion di tengah-tengah ruangan tersebut.
Ruangan shower menggunakan 2 mode pancuran yaitu rain shower dan juga moda hand held tergantung di tembok yang dapat disesuaikan ketinggiannya.
Untuk toiletries, hotel ini menggunakan merek Pharmacopia dengan ukuran bulk namun untuk body lotion menggunakan ukuran individual.
Kekurangan dari kamar mandi ini adalah adanya kurangnya perhitungan jarak antara kran wastafel dengan mangkuknya sehingga saat menyalakan kran, air mengucur terlalu dekat dengan tembok dan kurang mendekati poros wasfafel, sehingga seringkali saya mendapati air berhamburan ke luar mangkuk.
Saya juga memperhatikan kurang rapinya sambungan plafon untuk akses servis di ruangan kamar mandi yang mengurangi estetika keindahan ruangan ini.
Suite ini memiliki 2 balkoni kecil yang bisa diakses dari area living room dan juga dari ruangan kamar tidur. Balkoni-balkoni ini dilengkapi dengan tempat duduk namun bisa dibilang sangatnya sempit sehingga bagi saya terasa kurang nyaman.
Sayangnya kamar saya tidak menghadap ke arah pantai namun menghadap ke taman dan juga ke arah Regency Club. Selama ini saya selalu mendapatkan kamar upgrade ke arah pantai, sehingga saat mengetahui kamar ini menghadap ke arah taman saya sempat merasa agak ‘kecewa’ karena merasa pemandangan akan terasa inferior.
Rupa-rupanya pemandangan kamar ini cantik juga, jujur saya merasa pleasantly surprised melihat betapa hijau dan pemandangan taman ini nyaman di mata.
Hyatt Regency Bali: Regency Club
Anggota Globalist di program loyalti WoH mendapat keuntungan gratis mengakses lounge/club untuk 2 orang selama menginap.
Lounge yang dinamakan Regency Club ini berada di lantai dasar dan terletak di antara bangunan nomor 1 dan nomor 2. Club ini menempati bangunan terpisah dan berbentuk pandapa semi terbuka yang beratapkan jerami.
Akses ke club melewati ruangan terbuka yang tidak menjadi masalah di saat kondisi cerah namun jika kondisi sedang hujan tentunya berpotensi untuk menyulitkan para tamu.
Untungnya cuaca berpihak kepada saya kala itu! Pekarangan sekeliling club terasa sangat hijau dan dikelilingi oleh kolam ikan dan lotus. Saya yang menyukai suasana intimate dengan elemen disain gaya Bali dan etnik tentu saja sangat menikmati Regency Club hotel ini.
Saya berkesempatan untuk mengunjungi club ini sebanyak 2 kali selama menginap di hotel ini. Kali pertama adalah saat menunggu kamar dipersiapkan dan kali kedua adalah saat evening cocktails.
Di luar jam evening cocktails, situasi di club tidaklah ramai sehingga saya dapat dengan mudah mendokumentasikan club tanpa mengganggu para tamu lainnya.
Evening Cocktails di mulai di pukul 17:00 dan berakhir di pukul 19:00, sehingga di luar periode itu, lounge tetap dapat diakses namun dengan hidangan-hidangan sederhana seperti beberapa jenis roti, snek ringan tradisional, dan buah-buahan.
Para tamu juga dapat memesan berbagai minuman non alkohol seperti teh, kopi, minuman soda, air putih bahkan jus buah. Saya menilai sajian-sajian di luar jam evening cocktails ini terasa substantial dan relatif banyak variasinya.
Evening Cocktail
Di jam evening cocktail, suasana lounge berangsur-angsur hiruk pikuk dan saya mendapati meja-meja banyak terisi tamu, saya menduga hotel ini terkenal untuk para tamu elit Globalist dan juga untuk para tamu reguler yang sengaja mengambil rate kamar dengan akses lounge ataupun tipe kamar suite.
Jumlah meja yang tidaklah sedikit dan di berbagai sudut berhasil dipenuhi oleh para tamu dan antrian buffet terlihat semakin padat walaupun tidak sampai mengular.
Spread makanan yang ditawarkan juga tergolong variatif untuk sebuah standar sajian Evening Cocktails. Tidaklah sulit bagi saya untuk menggantikan asupan kala evening cocktails ini sebagai sajian makan malam saya, sangat mengenyangkan dan sangat proper!
Berbagai jenis cemilan seperti roti-rotian, pilihan salad, charcuterie, makanan-makanan berat hingga potongan buah segar dan makanan penutup disajikan di sini.
Tak lupa konter minuman beralkohol tentunya menjadi sasaran favorit para tamu melepas penat di sore hari itu.
Terlihat dari para bartender yang terlihat sangat sibuk mempersiapkan berbagai macam pilihan minuman beralkohol. Konter ini berbentuk sebuah island dan bukanlah sebuah bar reguler, para tamu dapat memesan minuman sesuai keinginannya dan nantinya akan dikirimkan langsung ke meja masing-masing.
Hyatt Regency Bali: Makan Pagi
Keuntungan menjadi anggota Globalist yang tentunya sangat saya nikmati adalah gratis sarapan untuk 2 orang, ini tentunya menjadi salah satu aspek menginap yang saya tunggu-tunggu (selain suite upgrade!).
Venue untuk sarapan mengambil lokasi di Omang-Omang yang berada di lantai dasar yang terletak berdekatan dengan area kolam renang dan berseting pandapa semi terbuka dengan banyak pilihan lokasi tempat duduk. Sarapan dibuka dari pukul 06:30 dan berakhir di pukul 11:00.
Seperti kebiasaan saya, saya memilih untuk makan pagi di jam yang cukup siang yaitu di sekitaran pukul 10:00 yang merupakan pilihan jam makan pagi yang populer sehingga saya terpaksa menunggu sejenak untuk mendapatkan meja. Antrian tidaklah lama, saya hanya perlu menunggu selama kurang lebih 5 menit.
Sarapan disajikan secara full buffet dan tersebar di beberapa tempat sehingga para tamu tidak terlihat mengerubungi satu tempat saja. Antrian makan juga tidak terlihat lancar sehingga saya tidak mengalami kesulitan saat memilih makanan-makanan yang menarik perhatian saya.
Tak jauh dari area penerimaan terdapat sebuah meja bulat dengan beberapa pilihan minuman dan juga terdapat konter makanan berbentuk gerobak dorong yang menyajikan makanan-makanan seperti panekuk, wafel, bubur ayam, dan juga konter bakmi.
Di pusat buffet terdapat beberapa stasiun makanan seperti area yogurt, jus-jus buah segar dingin, area sereal yang menjadi satu dengan area bebas gluten.
Salad bar, jajanan pasar, egg station, charcuterie, roti-rotian, jajanan pasar, makanan-makanan panas ala Asia dan barat, hingga hidangan penutup, buah-buahan potong hingga buah-buahan potong musiman dapat anda pesan sesuai dengan keinginan Anda.
Venue ini memiliki sebuah bar yang dikelilingi oleh meja makan yang menjadikannya lokasi yang tepat untuk melihat pemandangan kolam renang dan bagi tamu yang lebih menyukai makan ala alfresco dapat juga duduk di area teras yang terbuka dengan beberapa area duduk dilengkapi dengan payung di atasnya yang membuat teduh.
Omang-Omang dengan seting yang semi terbuka tentunya berpotensi untuk terasa gerah di hari yang kian siang, untung saja kala itu cukup sejuk dengan aliran angin. Bagi para tamu yang menyukai dinginnya AC, dapat memilih untuk duduk di area tertutup ya
Saya sendiri memilih untuk duduk di sekitaran ‘jembatan’ penghubung area utama Omang-Omang dengan pandapa yang lebih kecil. Area ini terasa lebih sepi dan terletak persis di antara kolam lotus.
Hyatt Regency Bali: Pusat Kebugaran & Spa
Hyatt Regency Bali berbagi fasilitas pusat kebugaran dan Spa dengan sister hotelnya yaitu hotel Andaz Bali yang pernah saya ulas beberapa lama yang lalu. Silahkan menuju ke tautan ini untuk membaca pengalaman menginap saya kala itu.
Lokasi pusat kebugaran dan Spa yang dinamakan Shanka Spa ini berada di area hotel Hyatt Regency Bali.
Walaupun lokasinya berada di area hotel, namun ia tidaklah berada di dalam bangunan utama hotel. Jika boleh saya jujur, untuk mengaksesnya musti melalui jalan setapak terbuka dan lumayan jauh yang membuatnya cukup ‘menantang’ apabila hendak berolahraga di malam hari.
Hyatt Regency Bali: Kolam Renang & Fasilitas-Fasilitas Lain
Fasilitas kolam renang beroperasi dari pukul 08:00 dan tutup pukul 19:00. Kolam renang terasa kids friendly yang tentunya cocok bagi para tamu dengan anak-anak kecil. Bali di kala itu tengah terik-teriknya dan tentu saja fasilitas kolam renang menjadi sangat populer bagi para tamu untuk berenang dan berjemur.
Hyatt Regency Bali memiliki akses pantai langsung yang tentunya merupakan nilai lebih bagi para tamu menginap.
Pantai Sanur yang terkenal dengan suasana matahari terbit yang indah dan pantai yang tenang memberikan vibe tersendiri, di pesisir pantai juga terdapat jalan setapak yang diperuntukkan bagi khalayak umum yang hendak berjalan kaki ataupun bersepeda.
Jika Anda menginap di hotel ini, saya sangat menyarankan untuk mengeksplor jalan setapak ini dan bepergian ke area-area tetangga yang berjajarkan kafe-kafe berpemandangan pantai dan jika Anda tidak keberatan untuk jalan lebih jauh, Anda juga dapat mencapai pusat perbelanjaan terbaru di Bali yaitu Icon Bali yang berada di pesisir pantai yang sama dengan pantai Hyatt Regency Bali.
Apabila Anda lebih memilih untuk menikmati makanan di dalam area hotel, maka saya akan menyarankan untuk menikmati hidangan makanan khas Italia yang bernama Pizzaria yang merupakan restoran yang sering saya kunjungi. Kualitas dan cita rasa makanan yang ditawarkan menurut saya bagus yang tentunya ini menurut opini saya ya.
Berada di area lobby ada terdapat Piano Lounge yang dulu sempat dipakai menjadi lokasi executive club kala Regency Club tutup sementara kala pandemi. Untuk diketahui, tamu Globalist tidak memiliki benefit apa-apa di Piano Lounge.
Satu hal yang menurut saya unik adalah adanya sekawanan bebek yang dibiarkan bebas berkeliaran di sekitaran kebun hotel dan kolam lotus.
Pemandangan ini tentunya menarik perhatian para tamu dari yang muda hingga yang tua dan bagi Anda yang pernah menginap di Grand Hyatt Bali tentunya akan merasa adanya kesamaan antara kedua hotel ini. Grand Hyatt Bali juga memiliki kawanan bebek yang juga dibiarkan bebas. Interesting!
Penutup
Dalam rangka memenuhi promo tahunan dari World of Hyatt bertajuk Bonus Journeys, saya berkesempatan untuk menginap di Hyatt Regency Bali. Sebenarnya, sudah kerap kali saya menginap di hotel ini, bahkan sebelum dari saya bergabung menjadi team member PinterPoin. Saking seringnya menginap di hotel ini membuat saya urung mengulas.
Hotel ini adalah salah satu hotel favorit saya untuk melakukan staycation sehingga saya sangat berharap ulasan saya ini tidaklah bias dan obyektif.
Banyak teman saya yang pernah menginap di sini juga menilai secara positif pengalamannya sehingga saya cukup yakin bahwa pengalaman positif yang saya alami selama menginap ini adalah pengalaman yang ‘standar’ dan bukan dikarenakan special treatment sebagai tamu yang kerap menginap.
Agar lebih berimbang, maka berikut saya rangkumkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari Hyatt Regency Bali ini dari sudut pandang saya.
(+) Value yang tinggi jika Anda menggunakan poin
(+) Lokasi yang strategis di Sanur dan memiliki pantai sendiri
(+) Gratis makan pagi untuk 2 orang bagi anggota Globalist. Kualitas makan pagi juga bisa dibilang sangat baik dengan ragam makanan yang variatif
(+)ย Akses gratis ke Regency Club sebagai anggota Globalist juga menjadikan daya tarik tersendiri bagi saya. Ragam variasi makanan dan sajian yang substantial membuat pengalaman kala Evening Cocktails dan bahkan saat di luar jam tersebut terasa worth it untuk tidak dilewatkan
(+) Saya juga mendapatkan late check out hingga pukul 16:30 sehingga memperpanjang masa menginap saya yang hanya semalam ini
(+) Beruntungnya saya mendapat gratis upgrade ke suite di saat tingkat okupansi hotel yang sedang tinggi. Memang gratis upgrade ke suite adalah salah satu keuntungan menjadi anggota Globalist namun saya tidak banyak berharap di saat hunian sedang tinggi. Tak jarang saya mendapatkan upgrade kamar ke Regency Suite yang masuk dalam kategori premium suite yang seharusnya tidak dapat diakses oleh anggota Globalist
(-) Berbagi pusat kebugaran dan spa dengan Andaz Bali dan letaknya yang tidak berada di bangunan utama hotel membuatnya terasa kurang nyaman apabila diakses di malam hari
(-) Kamar standar berukuran cukup kecil untuk standar hotel resor di Bali, yaitu di luasan sekitar 27 meter persegi
(-) Terdapat walk-in closet di kamar Family Suite yang saya tempati namun letaknya tidak menyambung dengan kamar mandi sehingga terasa kurang praktis
(-) Hotel yang populer dan ramai sehingga berpotensi membuat pengalaman kala sarapan, akses lounge, dan fasilitas hotel lainnya terasa kurang nyaman dengan antrian yang mungkin panjang
Shout out khusus bagi Ibu Sheril dan Ibu Sintia yang bertugas di area Front Office yang selalu siap membantu dan memastikan pengalaman menginap saya selalu mengesankan. Saya pasti kembali menginap di hotel ini!