Lebih dari 20 tahun in the making dan akhirnya tiba juga saatnya saya menginap di COMO Shambhala Estate yang berlokasi di sekitaran Ubud, Bali. Hotel yang bisa dibilang berada di dalam hutan ini berukuran 22 hektar dengan aliran derasnya sungai Ayung menjadi pusat kehidupan dari hotel ini.
Saya pernah berkunjung ke hotel ini sekitar tahun 2000-an di mana hotel ini masih bernama Begawan Giri Estate dan kunjungan saat itu menorehkan kesan sangat dalam bagi saya dan sejak saat itu menjadi salah satu hotel aspirasional yang masuk ke dalam bucket list saya. Saya ingat sekali saat itu orang tua mengajak saya berkunjung ke hotel-hotel mewah sekitaran Ubud dan dari kesemuanya yang kami kunjungi, hotel inilah yang menjadi pemenangnya buat saya.

Luasnya properti dengan pemandangan hijau sejauh mata memandang dan residence tematik yang terinspirasi dari 5 elemen kehidupan membuatnya visioner di zamannya dan memberi edge lebih besar jika dibandingkan dengan hotel-hotel mewah kompetitornya.
Begawan Giri Estate berpindah tangan dan berubah nama menjadi COMO Shambhala Estate persis 20 tahun lalu sehingga sejak saat itulah saya mengenal brand COMO. Baru-baru ini juga, hotel legendaris ini kembali menjadi topik hangat perbincangan karena dipilih menjadi venue tempat menikah artis terkenal Indonesia asal Bali, Luna Maya dan Maxime Bouttier. (fun fact: Luna Maya adalah adik kelas saya semasa SMU di Bali, haa!)

Di dalam post ini:
Pendahuluan
Dalam rangka dimulainya kerjasama eksklusif antara COMO Hotels & Resorts bersama-sama dengan PinterPoin dan TRUVI, maka saya diundang oleh pihak hotel melalui Bapak Taufik Rahman selaku Senior Global Director of Sales – Asia Pacific untuk menginap di beberapa COMO Hotels & Resorts dan salah satunya adalah COMO Shambhala Estate. Sungguh beruntungnya saya mendapat kesempatan untuk mencontreng salah satu bucket list hotel aspirasional saya ini! Sekali lagi, terima kasih pak Taufik untuk membantu mengatur segala sesuatu yang berkenaan dengan stay ini.
Kami ingin memperkenalkan COMO Hotels & Resorts ini kepada keluarga PinterPoin yang mungkin sebagian masih awam dengan brand hotel butik mewah yang menekankan pada aspek wellness ini. Anda dapat membaca ulasan perdana hotel COMO yang telah kami publikasikan sebelum ini yaitu: COMO Metropolitan Singapore.
Untuk diketahui, ada terdapat 3 hotel COMO di Indonesia semuanya berada di Bali dan kami akan mengulas ketiga-tiganya dalam waktu dekat ini. Rangkaian ulasan hotel ini akan dimulai dengan hotel ini dan berikut adalah daftar urutannya:
- Hotel Review: COMO Shambhala Estate, Bali
- Hotel Review: COMO Uma Canggu, Bali
- Hotel Review: COMO Uma Ubud, Bali
Jika Anda tertarik untuk menginap di hotel-hotel COMO sedunia, pergunakan kesempatan ini untuk memesan melalui TRUVI dengan menghubungi: WhatsApp nomor: +62 817 0335 7777, email: info@TRUVI-vs.com atau melalui Instagram, dan menyebut kode promosi: ‘PINTERPOIN’ untuk menikmati keuntungan-keuntungan tambahan yang sangat menguntungkan. Baca informasi selengkapnya melalui tautan ini.
Saya sendiri juga dapat membantu Anda untuk melakukan reservasi ataupun untuk pertanyaan mengenai pengalaman stay di hotel ini, silahkan hubungi saya melalui akun Instagram saya di tautan ini.
Berikut adalah daftar keuntungan yang akan Anda dapatkan jika menginap COMO Shambhala Estate melalui TRUVI dengan kode promosi ‘PINTERPOIN‘:
- Kredit hotel senilai US$100
- Sarapan gratis untuk 2 orang setiap hari
- Prioritas untuk upgrade kamar / early check-in / late check-out
- Tambahan kredit sebesar US$50 untuk menginap minimal 2 malam. Periode pemesanan sekarang hingga 30 Juni 2025 untuk periode stay hingga 31 Desember 2025, atau minuman cocktail untuk 2 orang per stay. Periode pemesanan 1-31 Juli 2025 untuk periode stay hingga 31 Desember 2025.
Anda hanya perlu membayar dengan harga yang sama yang tertera di website resmi hotel (tidak ada tambahan biaya sama sekali) dan Anda akan mendapatkan berbagi macam benefit dengan pengeluaran menginap yang sama.

COMO Shambhala Estate: Check-In
Seperti kebanyakan hotel-hotel mewah yang berlokasi di Ubud, COMO Shambhala Estate juga berlokasi di ‘pedalaman’ dan co-exist dengan lingkungan pedesaan sekelilingnya. Jalanan memang bisa dibilang relatif sempit namun telah teraspal rapi dan sudah terasa jauh lebih ramai dibandingkan dengan saat pertama kali saya berkunjung dulu. Lokasi pastinya adalah di sekitaran Payangan dan dengan mengikuti petunjuk jalan yang ada, sampailah kami di area security check sekitar pukul 12:30.


Selesai dengan pemeriksaan kendaraan, kami dipersilahkan memasuki lingkungan hotel yang terasa seperti sedang memasuki sebuah desa Bali. Tak jauh dari sana kami melihat petunjuk arah ke kanan dan tibalah kami di area drop-off. Kami menurunkan barang bawaan kami dan ditawari untuk parkir valet. Berhubung lokasi parkiran berada persis di sebelah lobi maka saya putuskan untuk memarkir mobil sendiri.
Masing-masing dari kami dikalungi semacam kalung yang dirangkai dari bunga tuberose (bunga sedap malam) yang beraroma khas, diberi handuk dingin dan juga segelas minuman selamat datang berwarna hijau yang dinamakan Namaste.







Kami duduk di ruangan bersofa sisi kanan dan petugas dengan keramahannya segera menyelesaikan proses registrasi. Siang itu di Ubud tengah berhawa sejuk dan sempat turun hujan sebelumnya sehingga membuat suasana terasa kalem dan sangat rileks.
Petugas menjelaskan bahwa kami akan menginap di kamar Two-Bedroom Pool Villas dan kami diperkenalkan dengan seorang butler yang bernama pak Purna. Beliau akan membantu segala sesuatu yang berkenaan dengan stay baik dari aktivitas ataupun experiences yang hendak diikuti maupun segala barang tambahan yang dibutuhkan untuk kamar.
Pak Purna menawari kami 2 opsi untuk menuju kamar, yaitu dengan menggunakan buggy langsung ke kamar atau dengan berjalan kaki sekaligus tur fasilitas resor terlebih dahulu sebelum ke kamar. Kami memilih untuk berjalan kaki saja dan kami dibawa berkeliling ke area-area utama resor yang terlihat masih sama asrinya dan masih sangat terjaga lingkungannya.
Sayang sekali Ojas (pusat wellness) sedang ditutup untuk renovasi besar-besaran sehingga kami tidak dapat melihat area tersebut. Ojas akan kembali beroperasi di sekitar tanggal 9 Juli 2025 mendatang. Berdekatan dari Ojas adalah amphitheater yang merupakan lokasi pernikahan Luna Maya.








Selesai dengan tur sekitaran properti, Pak Purna membawa kami menuju ke kamar kami yang bertipe Two-Bedroom Pool Villas. Mengenai tipe-tipe kamar di hotel ini, mungkin akan lebih baik saya jelaskan lebih jauh karena saya merasa informasi di website rentan membuat bingung.
COMO Shambhala Estate secara esensi memiliki 2 macam hunian, hunian pertama disebut sebagai ‘Residences‘ yang berjumlah 5 buah, yang dinamakan: Wanakasa, Tirta Ening, Tejasuara, Bayugita, dan Umabona. Nama-nama residences ini terinspirasi dari 5 elemen kehidupan dan secara disain juga mengacu pada konsep elemen terpilih. Macam hunian kedua adalah ‘Pool Villas‘ yang terdiri dari villa 1-, 2-, dan 3-kamar lengkap dengan kolam renang pribadi.
Di tiap-tiap residence terdapat sekitar 4-5 kamar tidur bertipe suite yang disebut: Terrace Suite dan COMO Shambhala Suite (khusus untuk Umabona tersedia tipe COMO Suite yang merupakan tipe suite tertinggi di hotel ini). Di semua residence memiliki disain tema yang berbeda-beda sehingga memberikan pengalaman menginap yang unik even untuk para tamu yang kerap menginap di sini.
Di dalam tipe residence, selain tersedia kolam renang, area komunal seperti meja makan dan juga living area, juga tersedia sebuah study room yang dapat diakses oleh para tamu yang menginap di residence tertentu tersebut.
Jika Anda menginap di sini dan mendapatkan tipe kamar Terrace Suite itu menandakan Anda akan di-assign di salah satu kamar di salah satu residence yang tersedia. Nah, jika Anda menginap beramai-ramai dengan keluarga ataupun teman-teman, Anda tentu saja dapat meminta agar pihak hotel untuk meng-assign Anda di satu residence yang sama (jauh-jauh hari tentunya).
Satu hal yang mungkin baik untuk diketahui sebelum memesan kamar bagi orang tua ataupun tamu dengan disabilitas yang kesulitan untuk berjalan naik turun tangga, alangkah baiknya Anda memesan tipe One-Bedroom Pool Villas yang aksesnya bisa dibilang mudah dan lebih convenient apabila dibandingkan dengan tipe-tipe kamar lainnya.
COMO Shambhala Estate: Two-Bedroom Pool Villas
Reservasi awal saya sebenarnya adalah ke tipe Terrace Suite namun saat mengetahui bahwa saya mengajak 2 teman lainnya untuk menemani menginap di COMO Shambhala Estate ini, pihak hotel berinisiatif untuk memberi tipe kamar Two-Bedroom Pool Villas yang tentunya sangat nyaman untuk kami bertiga.
Tipe kamar yang saya tempati ini letaknya tidak jauh dari lobi utama hotel sehingga jalan kaki juga terasa dekat, pun begitu, Anda juga dapat meminta bantuan buggy untuk mengantar Anda menuju ke kamar. Villa kami ini disebut juga dengan nama Shantivana.


Untuk memasuki villa Shantivana ini kami perlu menuruni anak tangga terlebih dahulu. Inilah mengapa bagi tamu yang memiliki masalah dengan kaki mungkin akan mengalami kesulitan jika mendapatkan tipe kamar ini. Anda akan menemukan sebuah cabangan yang mana Villa Shantivana berada di sisi kanan dan Villa Saundarya berada di sisi kiri. Keduanya merupakan villa dengan 2 kamar di dalamnya.



Berada di lantai atas adalah bagian utama dari villa 2-kamar ini. Melewati pintu geser kayu kami di bawa masuk ke area semi outdoor yang terlihat nyaman. Tersedia sebuah meja makan bundar dengan 4 kursi, sebuah living area dengan meja pendek beserta kursi panjang dan juga sebuah day bad ayunan.







Mini bar juga disediakan di area semi outdoor ini. Sebuah unit lemari dipergunakan untuk mengemas mini bar dengan mesin kopi dan kopi kapsul dari Nespresso, gelas french press untuk kopi, air minum botolan, bucket es yang telah distok dengan es batu didalamnya, 2 tumblers merchandise COMO Hotels & Resorts yang dapat dipakai selama menginap maupun dibawa pulang sebagai memorabilia.



Di dalam lemari telah disediakan sebuah kulkas yang terstok dengan beberapa macam minuman seperti sparkling water, still water, jus buah segar, kombucha, root beer, susu untuk melengkapi sajian kopi, cemilan coklat, dan juga garnishes untuk melengkapi sajian minuman-minuman ini. Semua minuman yang disediakan di dalam kulkas ini adalah gratis dan setiap hari dipenuhi kembali. Teh celup juga tersedia di dalam lemari yang merupakan teh dari brand Sir Thomas Lipton.



Kamar tipe villa ini menurut saya sangat nyaman dan memiliki privasi yang sangat baik karena tidak berbagi living area maupun kolam renang dengan tamu lainnya. Kami menghabiskan banyak waktu di area semi outdoor ini selama menginap 2 malam di hotel ini.
Kolam renang sendiri adalah kolam yang memiliki fungi jacuzzi dan juga dapat dihangatkan airnya. Empat sun beds nyaman disediakan di sini, namun dikarenakan saat itu sering hujan maka kami tidak berkesempatan untuk memakainya. Villa yang kami tempati ini memiliki pemandangan hutan khas Ubud dan jika Anda melongok ke bawah, Anda dapat melihat adanya jalan setapak yang dipergunakan untuk aktivitas Estate Walk yang dapat dilakukan secara mandiri maupun juga dengan mengikuti salah satu aktivitas harian yang disediakan oleh resor.



Kamar tidur utama berupa ranjang ukuran king dengan tipe four poster bed dengan kelambu untuk membantu menghalau masuknya nyamuk untuk kenyamanan para tamu. Di dalam kamar ini tersedia meja kerja, televisi yang dipasang di samping ranjang, dan juga 2 sofa tunggal pendek yang nyaman. Menunggu di meja pendek di dalam kamar adalah sebuah set welcome amenity berupa 3 toples berisikan cemilan dan juga semangkuk buah-buahan lokal yang segar.





Bersebelahan dengan kamar tidur utama adalah area walk-in closet yang menjadi satu dengan area wastafel yang berukuran lega. Double vanities dengan amenities mandi lengkap disediakan di sini juga dengan toiletries dari COMO Shambhala. Area walk-in closet sendiri berupa sebuah lemari model terbuka dengan built-in rak untuk koper, safe deposit box, 2 bath robes, 2 yoga mats, laundry bag, dan juga tas pundak merchandise hotel yang dapat dibawa pulang.





Melewati area wastafel dan walk-in closet adalah sebuah ruangan mandi dengan bath tub berukuran besar, ruangan kloset, dan juga sebuah ruangan shower yang dapat difungsikan menjadi sebuah steam room. Mewah sekali!





Para tamu juga dapat mandi di area outdoor yang merupakan sebuah novelty tersendiri dan sepertinya menjadi sebuah hal klasik saat menginap di sebuah villa di Bali. Kamar mandi outdoor ini juga dapat langsung diakses dari area kolam renang sehingga area ini menurut saya terdisain secara smart, tamu dapat langsung berbilas maupun mandi sebelum akhirnya memasuki kamar tidur.





Kamar kedua berada di lantai bawah dan area lantai tersebut hanya diperuntukkan kamar tidur lengkap dengan kamar mandi dan juga sebuah patio kecil. Kamar tidur di lantai ini terlihat lebih cerah jika dibandingkan dengan kamar tidur utama karena plafon kamar ini adalah plafon bercat putih dengan drop ceiling dengan lampu keliling.
Kasur di ruangan ini juga berupa sebuah kasur four poster bed dengan kelambu dan menghadap ke arah jendela/pintu kaca floor-to-ceiling. Fitur ini membuat kamar memiliki pemandangan ke arah pepohonan rimbun sekelilingnya, berbeda dengan master bedroom yang bisa dibilang tidak memiliki pemandangan.






Mini bar tambahan juga dapat ditemui di kamar kedua ini, lengkap dengan bucket es yang terisi penuh, air minum dalam botol, dan juga 2 tumblers merchandise hotel yang lagi-lagi bisa dibawa pulang. Di dalam lemari disediakan kopi dan juga teh celup lengkap dengan teko eletrik maupun gelas untuk kopi model french press. Kulkas juga berisikan beberapa minuman complimentary tambahan berupa air minum botolan, sparkling water, dan juga sebotol minuman root beer.




Kamar mandi berukuran besar lengkap dengan sebuah walk-in closet yang berdiri sendiri. Kamar mandi juga memiliki double vanities, ruangan shower, dan ruangan kloset yang memiliki pemandangan ke arah hutan.








Patio di luar kamar didisain cukup sederhana dengan sebuah meja dengan2 kursi untuk bersantai sambil menikmati suasana hutan Ubud yang khas ini.



Tiap-tiap malamnya, petugas house keeping memasuki kamar dan melaksanakan turn down service dengan membersihkan kembali kamar seperti sedia kala. Semua kamar tidur dirapihkan, cahaya kamar diredupkan, tirai jendela ditutup, cover penutup kasur dibuka, air minum dan slippers ditaruh di masing-masing sisi kasur dan juga diberi sebuah gantungan hasil karya seni tradisional anyaman khas Bali.


COMO Shambhala Estate: Makan Pagi
Selama menginap 2 malam di hotel ini, kami beruntung sekali untuk dapat menikmati makan pagi dengan 2 cara yang berbeda. Di pagi pertama kami menikmati makan pagi seperti tamu-tamu lainnya yaitu di venue sarapan yang dinamakan Kudus House dan di pagi hari kedua kami menikmatinya secara piknik yang mengambil lokasi di dekat taman air yang dinamakan Kedara. Pengalaman sarapan yang berbeda ini tentu saja menjadi highlight tersendiri saat menginap di hotel COMO Shambhala Estate ini.
Kudus House
Kudus House adalah sebuah venue untuk sarapan yang dimulai dari pukul 06:30 hingga 11:00 tiap-tiap harinya. Seting dari Kudus House ini adalah sebuah rumah otentik tradisional Jawa Tengah yang memang didatangkan khusus dari Kudus. Rumah full kayu ini konon sudah berumur lebih dari 150 tahun sehingga menjadikannya sebagai seting rumah makan yang memiliki sejarah menarik di belakangnya.
Kudus House ini hanya beroperasi untuk sarapan di pagi hari dan juga saat makan malam saja. Jenis makanan yang disediakan di sini adalah makanan-makanan selera nusantara.


Saya sendiri lahir dan besar di Jawa Tengah sehingga sudah terbiasa melihat rumah tradisional semacam ini, walaupun begitu saya tetap merasa bahwa venue ini terasa spesial, mungkin para wisatawan baik asing maupun domestik non Jawa akan merasakan hal yang sama dengan saya saat sarapan di Kudus House ini.
Host menyambut kedatangan kami dengan keramahan khas keluarga dan kami memilih untuk duduk di sudut ruangan dengan luasnya pemandangan hutan dan lembah yang sangat breathtaking. Pagi itu komplek hotel sedang berkabut tebal dan sesekali turun hujan yang membuat suasana sarapan terasa makin interesting.
Menurut saya, menginap di resor sekitaran Ubud semacam COMO Shambhala di saat hujan memiliki charm tersendiri yang membuatnya semakin magical! Tentu saja jika melulu hujan akan menyulitkan mobilitas dan beberapa aktivitas hotel penting seperti Estate Walk tidak bisa dilakukan, untung saja selama menginap tak melulu hujan namun juga ada saatnya terang benderang,








Makanan di Kudus House disajikan sepenuhnya secara a la carte dengan pilihan makanan dan minuman yang menurut saya cukup beragam dan cukup mudah bagi kami untuk menentukan pilihan makanan. Mereka juga menyediakan satu sajian spesial tiap-tiap harinya dan kala itu adalah Nasi Lemak dan saya putuskan untuk memesannya.

Piknik di Kedara
Di pagi hari kedua kami menikmati sarapan secara piknik yang berlokasi di taman air yang mereka namakan Kedara. Bagi para tamu yang hendak menikmati sarapan di Kedara tentu saja harus mengatur sebelumnya dengan butler dan karena lokasinya di alam terbuka yang terpisah dari bagian utama resor maka cuaca akan menentukan dapat tidaknya piknik dilakukan.
Piknik ini dapat dinikmati dari pukul 08:00 hingga pukul 10:00 dengan tambahan biaya sebesar Rp250.000++ per orang. Kami beruntung mendapat cuaca cerah di pagi itu sehingga kami melakukan Estate Walk terlebih dahulu yang rutenya memang akan melewati Kedara. Selain sajian makan pagi, Anda juga dapat menikmati makan siang model piknik di sini.
Anda tidak harus melakukan Estate Walk yang cukup jauh dan mungkin terbilang ‘menantang’ bagi sebagian orang untuk mencapai taman air ini, Anda dapat memilih jalan lebih singkat namun tetap saja diperlukan usaha karena medannya yang naik-turun melewati jalanan setapak. Jika memang memungkinkan, saya menyarankan untuk mencoba sarapan model piknik di alam ini.

Menu makanan telah kami tentukan sehari sebelumnya sehingga petugas akan langsung membawakannya ke area Kedara dan mengatur meja pendek dengan cushion sebagai tempat duduk kami. Pengalaman berbeda sarapan di alam semacam ini sangatlah menarik bagi kami, situasi di sekitar taman air ini juga sangatlah tenang dan asri. Kebetulan tidak ada tamu lain di sekitar kami sehingga kami dapat berbincang-bincang dengan leluasa.



Dikarenakan adanya beberapa kolam renang spring water di sekitaran Kedara maka petugas yang membantu mengeset piknik ini memberitahu kami apabila memang berkenan untuk berenang dapat langsung terjun ke kolam yang ada. Ia bahkan telah menyiapkan handuk namun kami memutuskan untuk bergegas kembali ke kamar usai sarapan.


COMO Shambhala Estate: Sunday Brunch
Dikarenakan periode menginap kami melibatkan hari Minggu maka kami diundang untuk menikmati Sunday Brunch yang berlokasi di Glow. Glow dan Kudus House adalah 2 restoran yang dimiliki oleh COMO Shambhala Estate. Glow tidak beroperasi di pagi hari, ia mulai beroperasi dari siang hingga malam hari. Di rumah makan dengan konsep dapur terbuka inilah sajian COMO Shambala cuisine disajikan.









Sunday brunch di Glow dimulai sejak pukul 11:00 dan pihak hotel menyediakan hiburan tari-tarian tradisional Bali yang dibawakan oleh anak-anak perempuan dengan alunan alat musik tradisional yang semuanya didukung oleh lingkungan komunitas setempat.
Hiburan semacam ini membuat saya mengamati bahwa walaupun COMO Shambhala Estate adalah resor mewah yang tentu saja hanya accessible untuk kalangan strata ekonomi tertentu namun resor ini menyatu dan membumi dengan komunitas tempat ia berdiri menjadikan pengalaman menginap di sini seperti sedang menginap di dalam pedesaan Bali yang immersive (dengan amenities mewah tentunya). 😉


Sunday brunch di Glow disajikan secara a la carte sepenuhnya dan dibanderol senilai Rp650.000++ per orang. Tentu saja kami diperkenankan untuk memilih makanan yang hendak kami nikmati namun pelayan yang bertugas menjelaskan bahwa jika memang berkenan dan tidak ingin dipusingkan untuk memilih, kami diberi opsi untuk menerima makanan kejutan yang akan langsung dipilihkan oleh chef yang bertugas.
Kami akhirnya memilih opsi tersebut namun juga memesan beberapa makanan tertentu yang memang sudah ‘dibidik’ sebelumnya. Chef memilihkan beberapa macam makanan dari tiap-tiap kategori makanan dan kami hanya perlu duduk manis dan menikmatinya. Kami sangat mengapresiasi segala pengalaman makan selama di hotel ini.


COMO Shambhala Estate: Fasilitas & Aktivitas Resor
Ojas
COMO Shambhala Estate memiliki penekanan di aspek wellness yang komprehensif namun sayangnya wellness center yang dinamakan Ojas saat itu sedang tutup karena renovasi dan akan kembali beroperasi di bulan Juli 2025 mendatang. Dengan masih ditutupnya Ojas maka beberapa fasilitas seperti hydrotherapy pool juga tidak tersedia.

Pusat Kebugaran
Pusat kebugaran beroperasi selama 24 jam dan berlokasi persis di bawah Kudus House. Pusat kebugaran ini dilengkapi dengan peralatan olahraga yang cukup variatif dengan mesin-mesin kardio yang menghadap ke arah hutan dan lembah.
Selain mesin kardio dan alat-alat olahraga beban, pusat kebugaran di sini juga dilengkapi dengan beberapa ragam perlengkapan olahraga fungsional seperti kettle bells, boxing bag, medicine balls, dan lainnya.






Yoga Bale
Di sore hari pertama kami diundang untuk mengikuti salah satu aktivitas harian yang kebetulan saat itu adalah yoga. Yoga diadakan di sebuah bale tak berdinding dengan setting yang berada di tengah taman, membuatnya terasa nyaman dan juga sejuk dengan udara alami sekitarnya.




Pilates Studio
Bagi Anda yang menyukai olahraga Pilates mungkin akan senang saat mendapati venue pilates yang berupa sebuah rumah pohon gantung. Studio pilates ini terletak tak jauh dari jalanan setapak saat hendak piknik di Kedara.



Massage Treatment
Kami juga berkesempatan untuk menikmati treatment pijat selama 60 menit, nah, dikarenakan ruangan treatment di Ojas sedang tidak tersedia maka massage treatment yang kami nikmati ini terpaksa dilaksanakan di tempat lain. Saya kebetulan di-assign untuk menikmatinya di study room miliki residence Tejasuara dan teman saya di-assign untuk menikmati pijat di salah satu One-Bedroom Pool Villa yang kebetulan sedang kosong.
Saya sempat mendokumentasi Tejasuara residence yang secara harfiah berarti ‘suara api’. Tejasuara secara disainnya kuat berhubungan dengan elemen api dan mengacu pada kekhasan arsitektur daerah Sumba. Ia juga memiliki perapian di dekat kolam renang yang dinyalakan menjelang sore di tiap-tiap harinya.





Selama Ojas tengah direnovasi, study room di Tejasuara beralih fungsi menjadi ruangan untuk treatment, namun fungsi aslinya sendiri adalah ruangan komunal untuk bersantai bagi para tamu yang menginap di residence ini. Tak hanya itu, ruangan ini juga diperuntukkan bagi para tamu yang memerlukan late check-out. Amenity-nya pun termasuk lengkap dengan adanya day bed dan juga kamar mandi.





Saya menikmati massage treatment yang dinamakan ‘COMO Shambhala Treatment’ karena teknik pijatnya cukup berbeda dengan pijat-pijat pada umumnya. Terapis dengan cekatan dan mahir melakukan teknik pijat yang terasa seperti sedang melakukan sebuah dansa yang continuous. Enam puluh menit terasa berlalu sangat cepat! Seusai pijat, saya diantar ke pendapa semi terbuka yang merupakan living area komunal untuk menikmati sajian minuman jahe panas dan juga sepotong kecil cemilan.


Estate Walk
Estate Walk sudah beberapa kali saya sebut di ulasan hotel ini, dan ini merupakan salah satu aktivitas resor gratis yang menurut saya sangat menyenangkan. Dengan hotel yang luasnya 22 hektar dan seting yang sangat alami tentu saja para penyuka alam seperti saya dibuat penasaran untuk melihat seperti apa sebenarnya alam sekitaran COMO Shambhala Estate ini.
Di pagi pertama, dikarenakan malam sebelumnya sempat hujan deras maka pihak hotel tidak menyarankan kami untuk melakukan Estate Walk, dikhawatirkan permukaan tanah akan terlalu licin dan tidak stabil sehingga prone untuk membuat kaki terselip dan cedera. Untung sekali di pagi kedua cuaca berada di pihak kami sehingga kami memutuskan untuk melakukan Estate Walk di pukul 08:00. Sebuah keputusan yang sangat cemerlang! 😉
Keseluruhan Estate Walk ini mengambil durasi sekitar 45 menit dengan medan jalan setapak yang naik turun. Cukup melelahkan bagi sebagian orang namun menurut saya Estate Walk ini cukup doable khususnya bagi mereka yang tidak memiliki masalah dengan kaki ya. Pemandangan yang indah seperti hutan yang rimbun nan sejuk dan juga sungai Ayung membuat rasa capai yang kami rasakan ini terasa worthwhile. Tak lupa ujung dari estate walk ini adalah makan pagi model piknik tentu saja membuat kami lebih semangat melakukan Estate Walk tersebut. 😀


Di sepanjang perjalanan Estate Walk, kami menemui beberapa spot menarik seperti bale bengong, area piknik dekat sungai (berbeda dengan Kedara), kolam renang spring water, tempat air suci yang disebut sebagai The Source, beberapa treatment pavilion bergaya outdoor, dan juga studio pilates.






COMO The Shop
Hotel ini juga memiliki butik yang menjual berbagai macam barang khas sebuah butik hotel pada umumnya. Tersedia berbagai macam jenis pakaian resort wear dijual di sini lengkap dengan asesoris-asesorisnya. Anda juga dapat membeli rangkaian toiletries COMO Shambhala dan juga merchandise dari hotel COMO di toko ini.




Penutup
COMO Shambhala Estate… Sebuah hotel mewah bergaya resor yang berlokasi di sekitaran Ubud ini adalah salah satu hotel aspirasional yang telah lama masuk dalam bucket list travel saya! Saya lupa pastinya kapan kali pertama saya menginjakkan kaki ke estate di tengah hutan Payangan Ubud ini, yang pasti sudah lebih dari 20 tahun karena waktu itu hotel ini masih bernama Begawan Giri Estate. Beberapa tahun sejak kunjungan itu, hotel berubah kepemilikan dan namanya menjadi COMO Shambhala Estate. Di tahun 2025 ini COMO Shambhala Estate persis genap berumur 2 dekade!
‘Cinta pada pandangan pertama’, cheesy mungkin, namun itu adalah persis yang saya rasakan saat kunjungan kala itu. Keluarga saya adalah penyuka hotel sehingga salah satu pastime hobby kami adalah mengunjungi hotel-hotel mewah untuk sekadar room visit dan kebetulan hotel ini masuk dalam daftar kunjungan kami saat itu. Keindahan alam dan hunian residence tematik membuat saya ingin sekali mencoba menginap di sini. Akhirnya terkabul salah satu ‘mimpi’ saya di tahun 2025. 😀
Saya diundang untuk menginap di hotel legendaris ini dalam rangka untuk memperkenalkan brand COMO secara lebih baik lagi kepada komunitas PinterPoin. Kebetulan COMO Hotels & Resorts global telah menunjuk PinterPoin dan TRUVI sebagai partner eksklusif dengan memberikan kesempatan menginap di 18 COMO Hotels sedunia secara lebih ekonomis dan lebih ‘pinter’. Baca artikel partnership eksklusif ini selengkapnya di sini.

Menurut saya, berikut adalah kelebihan dan kekurangan hotel ini murni berdasarkan pengalaman saya kala itu:
(+) Sebuah hotel mewah yang memberikan pengalaman serasa menginap di pedesaan tradisional Bali dan karena lokasinya yang menyatu dengan komunitas sekitar membuat pengalaman menginap terasa immersive. Hotel dengan luasan tanah sekitar 22 hektar yang hijau dan asri ini memang cocok disebut sebagai sebuah ‘estate’
(+) Sangat cocok bagi Anda yang hendak melakukan healing (dalam artian sebenarnya ya!) dan juga ingin mengikuti program-program wellness yang komprehensif. Memang wellness center yang dimiliki sedang tutup karena renovasi namun akan segera kembali dibuka kembali di bulan Juli 2025 mendatang
(+) Memiliki kamar-kamar bertipe residence yang tematik dan menurut saya kesemuanya didisain dengan sangat apik dan terkonsep matang. Mereka juga menyediakan mini bar gratis dan tiap-tiap harinya dipenuhi kembali
(+) Opsi untuk sarapan ataupun makan siang secara piknik di sekitaran Kedara (taman air) memberi pengalaman yang mengesankan dan jika Anda up for it, cobalah untuk mengikuti Estate Walk yang memakan waktu kurang lebih 45 menit untuk menikmati alam sekitar yang uniquely Ubud
(-) Sebagai sebuah hotel bergaya resor tentu saja berbagai fasilitas berada tersebar di berbagai tempat sehingga apabila turun hujan akan mengganggu mobilisasi. Walaupun begitu, payung tersedia di setiap sudut untuk membantu para tamu tetap kering
(-) Medan resor alami dan lumayan hilly ini banyak melibatkan naik turun tangga sehingga berpotensi untuk menyulitkan bagi para orang tua ataupun para tamu yang memiliki kendala dengan kaki. Untuk itu saya menyarankan untuk memilih tipe kamar One-Bedroom Pool Villa apabila hendak menginap di sini. Alangkah baiknya konsultasikan dulu ke hotel atau mintalah saran dari travel advisor Anda (TRUVI 😉 )sebelum memilih tipe kamar

Jika Anda tertarik untuk menginap di hotel-hotel COMO sedunia, pergunakan kesempatan ini untuk memesan melalui TRUVI dengan menghubungi: WhatsApp nomor: +62 817 0335 7777, email: info@TRUVI-vs.com atau melalui Instagram, dan menyebut kode promosi: ‘PINTERPOIN’ untuk menikmati keuntungan-keuntungan tambahan yang sangat menguntungkan.
Saya juga dapat membantu Anda untuk melakukan reservasi ataupun menjawab pertanyaan mengenai pengalaman stay di hotel ini, silahkan hubungi saya melalui akun Instagram saya di tautan ini, Anda juga dapat melihat Instagram story highlight saat menginap di sana melalui tautan ini.