Kabar buruk menimpa maskapai asal Hong Kong, Cathay Pacific. Pada hari Rabu, 24 Oktober 2018 kemarin, salah satu maskapai terbaik dunia ini mengumumkan bahwa terjadi kebocoran informasi yang melibatkan lebih dari 9,4 juta penumpang.
Informasi yang dicuri berupa:
- Nama penumpang
- Informasi kartu kredit yang sudah kadaluwarsa (403 kartu kredit)
- Informasi 27 kartu kredit aktif namun tanpa kebocoran CVV
- Tanggal lahir
- Nomor telepon
- Alamat email
- Nomor paspor.
- Nomor keanggotaan frequent flyer program
Menurut perhitungan, terdapat hampir 1 juta nomor paspor dan hampir 250.000 kartu identitas Hong Kong yang bocor. Kata sandi akun frequent flyer untungnya tidak bocor ke pihak peretas.
Sebetulnya, kejadian peretasan ini terjadi pada bulan Maret 2018 lalu. Banyak pihak yang menyayangkan keputusan Cathay untuk menunda 7 bulan sebelum mengeluarkan pernyataan publik resmi.
Dikarenakan Cathay mengoperasikan penerbangan ke Eropa, maskapai asal Hong Kong ini terancam dikenakan sanksi dari Uni Eropa akibat melanggar General Data Protection Regulation (GDPR) yang mewajibkan perusahaan untuk memberikan informasi kepada penumpang maksimal 3 hari setelah terjadi pembobolan data.
Akibat dari berita pembobolan ini, saham Cathay anjlok sebesar 5% menyentuh angka terendah dalam sembilan tahun terakhir.
Bagiamana cara mengetahui apakah anda terkena dampak peretasan ini?
Cathay menyediakan website khusus infosecurity.cathaypacific.com dan layanan call center (Indonesia: 0803 321 8024) untuk penumpang yang merasa terdampak dengan kejadian ini
Cathay akan mengumumkan dalam beberapa hari kedepan apabila anda terkena imbas dari peretasan ini. Ikuti PinterPoin dan infosecurity.cathaypacific.com untuk informasi terbaru seputar peretasan ini.