IATA Travel Demand

IATA: Demand untuk Travel Tidak Akan Pulih Hingga 2024

Masih berkaitan dengan COVID-19, International Air Transport Association (IATA) kini memprediksi bahwa demand untuk travel internasional tidak akan kembali ke pasca pandemi COVID-19 hingga tahun 2024. Untuk travel domestik atau rute pendek, IATA memprediksi demand akan kembali setahun lebih cepat, yakni pada tahun 2023.

Prediksi tersebut didasari oleh sejumlah alasan yang meliputi:

  • Lambatnya penanganan virus di Amerika Serikat dan di sejumlah negara ekonomi berkembang. Amerika sendiri menguasai 40% pasar penerbangan global.
  • Berkurangnya corporate travel dikarenakan dipangkasnya budget dari perusahaan guna bertahan melewati pandemi. Meeting secara virtual tanpa harus bertatap muka dinilai bisa menjadi substitusi yang setimpal.
  • Lemahnya kepercayaan diri dari konsumen dikarenakan resiko pemecatan atau kehilangan pekerjaan dan faktor ngeri tertular virus ketika traveling. 55% dari koresponden IATA di tahun 2020 menyatakan tidak akan traveling di tahun 2020.

Fakta bahwa IATA mengeluarkan prediksi tersebut menunjukkan tingkat pesimistis yang tinggi akan level penanganan pandemi secara global. Wajar saja mengingat kapasitas seluruh maskapai di tiap benua pada bulan Juni 2020 turun setidaknya 90% ketimbang Juni 2019!

Berikut data tren perjalanan udara yang disediakan oleh IATA:

  • Demand untuk global travel di tahun 2020 akan turun sebanyak 55% ketimbang 2019
  • Jumlah penumpang diprediksi akan meningkat sebanyak 62% di tahun 2021, namun masih 30% lebih rendah ketimbang 2019
  • Traffic perjalanan internasional pada Juni 2020 turun sebanyak 96,8% ketimbang Juni 2019
  • Traffic perjalanan domestik pada Juni 2020 turun sebanyak 67,6% ketimbang Juni 2019
Citilink Kembali Terbang
Travel domestik diprediksi akan pulih lebih cepat ketimbang internasional. Foto: PinterPoin.

Baca juga: Ketahui Persyaratan & Larangan Traveling di Setiap Negara Melalui Website Ini


Penutup

Selain sulitnya persyaratan untuk bepergian, rasa takut tertular virus juga menjadi faktor hancurnya demand untuk travel saat ini. Pada saat yang sama, orang-orang dan perusahaan sepertinya mulai terbiasa atau sudah beradaptasi dengan cara hidup baru saat ini.

Saya pribadi melihat demand untuk travel akan meningkat, namun secara perlahan. Setidaknya peningkatan akan dimulai ketika adanya perkembangan positif pada vaksin antivirus. Diluar itu, saya setuju dengan IATA yang memprediksi bahwa demand untuk travel tidak akan bisa menyamai tahun 2019 setidaknya hingga tahun 2024 atau bahkan lebih.

.

H/T: Miles to Memories

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.