Sejak merebaknya COVID-19 pada awal tahun 2020, Garuda Indonesia harus terus-terusan mengambil keputusan sulit untuk bertahan. Pada bulan April, Garuda Indonesia sempat memotong gaji direksi dan karyawan hingga 50%.
Kini, dilansir dari CNN Indonesia, Garuda Indonesia akan memutus 700 karyawan kontrak mulai 1 November 2020.
Garuda akan menyelesaikan masa kontrak kerja karyawan yang berstatus tenaga kerja kontrak, bukan karyawan tetap. Seluruh hak karyawan yang terdampak disebut akan dipenuhi oleh pihak maskapai.
Ironisnya, sejumlah karyawan yang diputus kontraknya sudah menjalani unpaid leave sejak beberapa bulan lalu. Meski tidak disebutkan secara detil jabatan karyawan yang diputus kontraknya, namun berdasarkan informasi dari media sosial, awak kabin (pramugari/pramugara) Garuda Indonesia yang berstatus karyawan kontrak juga terimbas.
Keputusan sulit ini harus dilakukan agar bisa bertahan melewati badai pandemi yang tidak kunjung usai.
“Kebijakan tersebut mulai berlaku tanggal 1 November 2020 kepada sedikitnya 700 karyawan berstatus tenaga kerja kontrak yang sejak Mei 2020 lalu telah menjalani kebijakan unpaid leave, imbas turunnya demand layanan penerbangan pada masa pandemi.”
Irfan Setiaputra – CNN Indonesia
Baca juga: Panduan Lengkap GarudaMiles, Frequent Flyer Program Garuda Indonesia
Baca juga: Garuda Indonesia Menambahkan Berbagai Opsi Penukaran Miles Dalam Rangka ‘Smile With Miles
Pendapat
Sebuah keputusan yang saya nilai sangat wajar dari Garuda Indonesia. Pemutusan kontrak lebih awal bisa membantu kondisi keuangan perusahaan yang sedang berdarah-darah di tengah pandemi COVID-19.
Semoga para tenaga kerja yang terdampak pada pemutusan kontrak ini bisa mendapatkan mata pencaharian baru yang lebih baik. Semoga juga pandemi ini bisa cepat berlalu dan keadaan bisa menjadi lebih baik.
.
